Pak AR: Kalah sama setan dibelenggu
Sunday, November 4, 2012
0
comments
Dalam sebuah pengajian, Pak
AR ditanya oleh seorang jamaah, ''Pak AR, dalam hadis diterangkan bahwa selama
bulan Ramadhan semua setan dan iblis dibelenggu. Tetapi, mengapa kenyataannya
masih banyak orang berbuat maksiat di bulan Ramadhan?''
Dengan kalem dan suara
serak-serak basah, Pak AR menjawab, ''Yah, itulah manusia. Banyak yang lemah
iman. Dengan setan dibelenggu saja kalah, apalagi melawan setan
lepas-lepasan.''
Pak AR dikenal sebagai
pendakwah yang tidak menyinggung orang lain, melainkan mengajak umat untuk
berintrospeksi diri. Ketika banyak orang menentang dan mempertanyakan perayaan
Sekaten di Yogyakarta yang menggelar tontonan dangdut, tong setan, bola maut,
dan sejenisnya.
Pak AR dengan kalem
menjawab, ''Kalau tak rela perayaan Sekaten ada tari dangdut, tong setan, bola
maut, dan sejenisnya, ya mari kita gembirakan dengan kesenian yang bermutu dan
bercitra Islam.”
“Jika umat agama lain punya
sekolahan, panti asuhan, rumah sakit, ayolah kita tanding. Jangan cuma
menggerutu. Ada yang tiap malam Minggu nonton bioskop karcis seribu, tapi kalau
jumatan kasih 50 rupiah. Kalau tidak boleh, mentang-mentang membawa agama Allah
melanggar jalur helm.''
Kesejukannya sebagai
pemimpin umat Islam juga bisa dirasakan oleh umat agama lain. Ketika menyambut
pemimpin umat Kristiani sedunia, Paus Yohannes Paulus II, di Yogyakarta dalam
sebuah kunjungan resmi di Indonesia, Pak AR menyampaikan unek-unek dan kritik
kepada Paus.
Ia mengeluhkan bahwa tak
sedikit umat Islam yang lemah dan tak berkecukupan sering kali dirayu umat
Kristen untuk masuk agama mereka. Kesempatan itu juga ia gunakan untuk memberi
penjelasan kepada Paus bahwa agama harus disebarluaskan dengan cara-cara yang
perwira dan sportif. Kritik ini diterima dengan lapang dada oleh umat lain
karena disampaikan dengan lembut dan sejuk serta dijiwai dengan semangat
toleransi tinggi.
Kini, memasuki seabad
Muhammadiyah, tantangan terbesarnya adalah melahirkan kembali pemimpin umat
masa depan yang memiliki sosok dan kepribadian seperti Pak AR; penuh
kesederhanaan, namun tetap berwibawa. Penuh kasih sayang dengan sesama dan
tegas terhadap segala bentuk kemunkaran.
sumber: Republika
0 comments:
Post a Comment