Air Dua Lautan Tak Bercampur Membuatnya Masuk Islam
Monday, January 14, 2013
0
comments
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui
masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang
mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi
pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
(Q.S. Al-Furqaan:53)
CAPTAIN
JACQUES COUSTEAU
Di Perancis,
Islam tersebar dengan cepat sekali di kalangan
orang-orang terkenal di berbagai bidang. Jumlah mereka yang meninggalkan
kristen dan memilih Islam sudah mencapai
sekitar seratusan ribu orang Angka itu
sudah dikonfirmasikan Dewan Keuskupan Paris sebagai lembaga Katolik tertinggi
di Perancis.
Penting
untuk diperhatikan, orang-orang yang memilih Islam itu bukan hanya dari
kalangan pekerja dan pembantu rumah tangga, melainkan orang-orang terkenal dari
berbagai bidang. Diantara mereka inilah Captain Jacques Cousteau yang dunianya
penuh dengan penjelajahan dunia bawah air
Sebagai
sosok penjelajah yang cukup ternama yang mengawali era banyaknya orang Perancis
kembali ke pangkuan Islam , Cousteau mengakui bahwa dirinya telah membuat
keputusan terbaik bagi hidupnya dengan memilih Islam . Alasan yang mendorongnya
memilih Islam ini adalah petualanganan dan penemuannya bahwa antara Samudera
Atlantika dan Laut Tengah
(Mediteraneean) tidak saling bercampur. Fenomena itu tertulis dalam Al Qur’an ,
padahal Al Qur’an sudah ada sejak 1400an
tahun lalu. Berikut peristiwa yang mendorong Cousteau memilih Islam ;
Pada Tahun
1962, para Ilmuwan dari Jerman menyebutkan bahwa perairan Laut Merah dan
Samudera Hindia tidak bercampur di sekitar Selat Bab Al Mandab , wilayah
pertemuan Teluk Aden dan Laut Merah. Dengan dasar itu, kami memulai
penjelajahan untuk memastikan bercampur tidak nya perairan samudera Atlantik dan
Laut Tengah .
Pertama-tama,
kami selidiki dulu kandungan garam dan tekanan serta ragam kehidupan yang ada
di perairan Laut Tengah . Kami mengulang cara penyelidikan yang sama terhadap
Samudera Atlantik . Massa air laut di kedua perairan itu telah bertemu (bukan
bercampur) di selat Gibraltar selama ribuan tahun. Seharusnya , massa air laut
di kedua perairan itu bercampur dan memiliki kesamaan sifat atau setidaknya
sifat kandungan garam dan tekanannya sama.
Namun,
kenyataannya tidak demikian. Bahkan pada wilayah-wilayah yang menunjukkan jarak
paling dekat di antara kedua perairan itu seolah ada pembatas atau membran yang
menghalangi percampuran kedua perairan itu.
Saya
memberitahu Prof. Maurice Bucaille tentang fenomena itu. Ia mengatakan bahwa
hal itu bukan lagi sebuah kejutan karena sudah tertulis dalam Kitab Suci umat
Islam, Al Qur’anul Karim . Sungguh , fenomena itu benar-benar sudah tertulis
dalam bahasa yang sangat lugas di dalam Al Qur’an.
Saat saya
menyadari hal itu, saya pun yakin dengan
kebenaran yang disampaikan Al Qur’an dan Kitab Suci itu adalah perkataan Allah
SWT yang sebenarnya. Oleh karena itu, saya memilih Islam sebagai agama
yang paling benar. Hal itu belum
termasuk kekuatan spiritual yang ada di dalam ajarannya yang semakin menguatkan
saya dalam melewati masa-masa kesedihan yang harus saya lalui sesudah kematian
putera saya.” (“Mereka yang
Kembali”,2003)
Sumber: eramuslim.com [dengan perubahan
seperlunya]
0 comments:
Post a Comment