Mendistribusikan Kebaikan
Sunday, January 13, 2013
0
comments

Suatu
ketika sahabat Nawas Ibnu Sam’an ra. bertanya kepada Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wa sallam, tentang kebaikan dan kejahatan. Beliau bersabda, “Kebaikan
ialah akhlak yang baik dan kejahatan ialah suatu yang tercetus di dalam dadamu
dan engkau tidak suka bila orang lain mengetahuinya.” (H.r. Muslim)
Islam
menginginkan agar kebaikan itu tidak hanya menjadi milik pribadi orang-orang
yang melakukannya. Kebaikan mesti disebarluaskan kepada orang lain. Hingga
cakupannya meliputi banyak individu. Di sini kebaikan tidak lagi terbatas
menciptakan insan terbaik. Namun memiliki potensi untuk membentuk umat terbaik.
Maka setiap diri diberi kewajiban mendistribusikan kebaikan sesuai tingkat
kemampuannya. Dalam sifat-sifat kerasulan kita mengenal tabligh menyampaikan.
“Jika
kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat)
yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti
(kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat
kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala
sesuatu.” (Huud [11]: 57)
Kesediaan
Rasulullah kembali ke bumi untuk menyebarkan kebaikan digambarkan dalam
penggalan syair.
Sekiranya ku menjadi
Muhammad
Takkan sudi beranjak ke bumi
Setelah sampai dekat ‘Arsyi
Kebaikan
yang telah terdistribusikan memiliki pengaruh kuat. Maka dalam salah satu
strateginya Rasulullah memiliki pandangan luas untuk mendistribusikan kebaikan
tak terbatasi oleh wilayah. Beliau mengirimkan surat berupa ajakan menyembah
Allah, kepada para penguasa di sekitar Arab. Beliau juga mempersiapkan tempat
hijrah ketika dakwah di Makkah mengalami kemandegan. Thaif dan Habasyah menjadi
tempat hijrah sementara, tapi di sini bukan lahan yang subur bagi gerakan
dakwah. Rasulullah lalu memilih Madinah sebagai awal pembentukan masyarakat
Islam. Tempat di mana kebaikan bisa terdistribusikan dengan berhasil.
Distribusi
kebaikan menjadi keharusan. Dalam Surat Al ‘Ashr disebutkan semua manusia akan
mengalami kerugian kecuali empat golongan.
Pertama,
orang-orang yang beriman. Orang yang memahami dan meyakini keberadaan Allah
dengan segala kekuasaan dan kekuatannya. Kesempurnaan iman akan tercapai saat
seorang menggenapi rukun-rukunnya.
Kedua,
orang yang beramal saleh. Melakukan kebaikan atas dasar iman. Sebab tanpa iman
kebaikan hanya semisal debu dan fatamorgana.
Ketiga,
orang yang berwasiat kepada kebenaran dan kebaikan.
Keempat,
orang yang bersabar dalam berwasiat menuju kebenaran. Sebab golongan ini akan
selalu berhadapan dengan banyak halangan, tantangan dan rintangan. [eko]
0 comments:
Post a Comment