Bermimpi dan Bekerja…
Sunday, January 13, 2013
0
comments
Oleh :
Muhaimin Iqbal
Ada orang
yang seharian bekerja, ada yang seharian bermimpi dan ada yang mengawali hari
dengan bemimpi kemudian mengisi sisa harinya dengan bekerja untuk mewujudkan
mimpinya. Salah satu dari tiga jenis orang ini pasti ada yang cocok dengan
Anda, tetapi yang mana ?
Perusahaan
tempat Anda bekerja pasti menginginkan Anda menjadi orang jenis pertama, yaitu
orang yang mengisi harinya dengan bekerja dan bekerja. Orang yang tidak
berfikir neko-neko, waktu dan pikirannya terkooptasi penuh oleh dunia kerjanya
sehingga tidak sempat berfikir yang lain.
Kalau toh
mempunyai cita-cita, cita-citanya sebatas jenjang karir yang sudah diplot di
instansi atau perusahaan tempatnya bekerja. Karena perusahaan atau instansi
suka dengan orang yang seperti ini, mereka menyebut Anda sebagai karyawan atau
pegawai yang berdedikasi tinggi.
Tidak ada
yang salah dengan ini, bila ini memang
pilihan Anda dengan sadar bahwa inilah yang hendak Anda lakukan sampai akhir
karier Anda. Yang perlu Anda pikirkan tinggal bagaimana atau apa yang Anda akan
lakukan ketika karier Anda berakhir ? Ketika pengabdian Anda dipandang cukup
sudah oleh perusahaan atau instansi tempat Anda bekerja ?, ketika dedikasi Anda
sudah tidak diperlukan lagi !.
Golongan
kedua adalah orang yang bermimpi sepanjang hari. Dia tidak harus pengangguran,
bisa saja dia punya pekerjaan full time yang menyibukkan fisik dia sepanjang
hari - tetapi hati dia di tempat yang lain. Dia bekerja hanya untuk memperoleh
gaji, status atau motif yang lain.
Dia memiliki
mimpi-mimpi yang tidak nyambung dengan pekerjaannya, tetapi juga tidak punya
keberanian untuk meninggalkan pekerjaan dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Orang jenis
kedua ini biasanya nanggung, atasan tempat Anda bekerja mudah melihat Anda
sebagai karyawan yang kurang berdedikasi. Sebabnya adalah Anda tidak terlalu
excited dengan pekerjaan dan jenjang karier Anda, Anda punya mimpi yang lain.
Bila Anda
masuk kategori orang yang kedua ini, Anda harus fair kepada tempat Anda bekerja
dan juga pada diri Anda. Anda tidak bisa berlama-lama dengan kondisi mendua demikian, suatu saat Anda harus
putuskan.
Anda bisa
putuskan mimpi Anda, dan fokus pada pekerjaan Anda. Atau Anda putuskan
pekerjaan Anda untuk mengejar mimpi-mimpi Anda. Bila yang pertama yang Anda
pilih , maka Anda akan menjadi orang jenis pertama lengkap dengan
konsekwensinya. Bila yang kedua yang Anda pilih, maka Anda akan menjadi orang jenis
ketiga juga lengkap dengan resikonya.
Orang jenis
ketiga ini adalah orang yang memulai harinya dengan mimpi, kemudia bekerja
keras sepanjang sisa harinya untuk merealisasikan mimpinya.
Namanya juga
mimpi, awalnya memang serba tidak jelas. Mimpi itu seperti snapshot – snapshot
foto dari beberapa kejadian yang belum nyambung satu sama lain. Maka pekerjaan
pertama Anda dengan mimpi Anda adalah merangkai snapshot-snapshot tersebut
menjadi rangkaian foto yang menggambarkan sesuatu yang lebih jelas.
Bila
gambaran tersebut sudah begitu jelas bagi Anda, itulah sudah terjadi
metamorphosis dari mimpi Anda menjadi visi Anda. Tantangan berikutnya tinggal
Anda bekerja keras lagi untuk menjabarkan visi menjadi strategi dan aksi.
Pada tahap
implementasi ke strategi dan aksi inilah risiko demi resiko bermunculan. Betapa
banyak ide cemerlang yang tidak menghasilkan apa-apa karena dia tidak
dituangkan dalam strategy yang tepat dan aksi yang paripurna.
Resiko
menjadi lebih besar lagi manakala apa yang Anda visikan adalah hasil proses ide
kreatif untuk menghasilkan sesuatu yang unique, yang belum pernah dilakukan
atau diciptakan oleh orang sebelumnya. Andalah orang pertama itu, Andalah yang
babat alas untuk membuat peta wilayah baru – Anda harus siap diterkam harimau,
dipatok ular dan digigit serangga ganas.
Resiko
memang besar, tetapi bila Anda berhasil maka rasa puas dan syukur Anda
insyaAllah juga lebih besar. Andalah pionir yang banyak-banyak dibutuhkan
negeri ini untuk mengolah segala sumber daya yang melimpah, Andalah pahlawan
yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja dan mencegah kemiskinan di
negeri yang mestinya kaya ini.
Maka
beranilah bermimpi, tetapi tidak berhenti hanya bermimpi. Beranilah memulai
dengan bermimpi tetapi kemudian isilah hari-hari Anda dengan kerja keras untuk
mewujudkan mimpi itu. InsyaAllah.
sumber: geraidinar.com
______________________________
Muhaimin
Iqbal
Pemilik
Gerai Dinar, telah menulis 10 buku
Alumni SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta
0 comments:
Post a Comment