Mengapa Ahmad, Bukan Muhammad?
Sunday, January 13, 2013
0
comments

“Dan
(ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan
memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada
mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir
yang nyata.” (Ash Shaff [61]: 6)
Demikian
juga disebutkan dalam Taurat, tetapi orang-orang Yahudi mengingkarinya,
disebabkan kesombongan dan kebodohannya.
“Dan tidak
ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya
sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di
akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.” (Al Baqarah [2]: 130)
Imam
Jalaludin As Suyuti dalam kitabnya menukilkan sebuah riwayat yakni dari Ibnu
‘Uyainah. Ibnu ‘Uyainah berkata, “Diriwayatkan, bahwa Abdullah bin salam
mengajak putra saudara lelakinya bernama Salmah dan Muhajir agar mau memeluk
agama Islam, berkatalah ia kepada keduanya: ‘Kalian berdua sudah tahu, bahwa
Allah Ta’ala berfirman dalam Taurat, “Sesungguhnya Aku mengutus seseorang dari
keturunan Ismail bernama Ahmad. Maka barangsiapa yang beriman kepadanya, ia
mendapatkan petunjuk dan bimbingan, barangsiapa yang tidak beriman kepadanya,
ia dilaknat”. Lalu Salmah mau masuk Islam, sedangkan Muhajir menolak. Maka
turunlah ayat ini, sehubungan dengan kejadian tersebut.”
Berita akan
datangnya Rasul terakhir juga termaktub dalam Injil
Makna Ahmad
dan Muhammad
Kedua nama
ini berasal dari akar kata yang sama yakni Hamd, artinya puji.
Kata Ahmad
bermakna orang yang banyak memuji, sedangkan kata Muhammad bermakna orang yang
sangat terpuji. Nama Muhammad menunjukkan sifat kebesaran, kemenangan dan
kemuliaan. Sedangkan nama Ahmad menunjukkan sifat keindahan, keelokan dan
kehalusan budi.
Dalam bahasa
Yahudi kata Mahmad, Mahamod, Himdah dan Hemed juga muncul dalam Perjanjian Lama
yang bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Arabn sama dengan Muhammad dan Ahmad yang semua asal
katanya diambil dari akar kata 'H, M dan D’.
Di dalam
hadits-hadits, Rasululah sendiri menjelaskan bahwa beliau memang juga diberi
nama Ahmad.
Ibnu
Marduwiyah telah meriwayatkan dari Ubay Bin Ka'ab r.a., katanya, "Aku
telah diberi, apa yang tidak diberikan kepada Nabi-nabi Allah." Bertanya
Ka'ab r.a: "Apakah itu, ya Rasulullah ?" Bersabda Rasulullah Saw:
"Aku telah ditolong diwaktu ketakutan, aku diberi kunci pembuka bumi, aku
dinamai Ahmad. Dijadikan bagiku tanah untuk bersuci dan dijadikan umatku
sebaik-baik umat."
Juga dalam
hadits yang lain,
Dari Mut'im
r.a. katanya : Rasulullah Saw bersabda : 'Sesungguhnya aku mempunyai beberapa
nama: Aku Muhammad (yang amat dipuji), ‘Aku Ahmad (yang banyak memuji)’, Aku
yang penghapus karena aku Allah menghapuskan kekafiran, Aku pengumpul yang
dikumpulkan manusia dibawah kekuasaanku dan aku pengiring yang tiada sesudahku
seorang nabipun.(HR. Muslim)
Dari Abu
Musa Al Asy'ari r.a. katanya : 'Pernah Rasulullah Saw menerangkan nama diri
beliau kepada kami dengan menyebut beberapa nama: Aku Muhammad, Aku Ahmad, Aku
pengiring dan pengumpul, Nabi (yang menyuruh) tobat dan Nabi (yang membawa)
rahmat.' (HR. Muslim)
Nama Ahmad
yang disebutkan dalam QS. Ash Shaff [61] ayat 6, merupakan ucapan Nabi Isa
dalam bahasa yang dimengerti kaumnya. Nama Ahmad merujuk kepada nama Nabi Muhammad
Saw. Setelah Nabi Muhammad Saw. tidak aka nada lagi nabi atau rasul yang diutus
oleh Allah.
Seperti
termaktub dalam QS. Al Ahzab [33] ayat 40:
“Muhammad
itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi
dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.(Al Ahzab [33]: 40)
Juga
disebutkan oleh Rasulullah sendiri,
“Hubunganku
dengan kenabian seperti layaknya pembangunan suatu istana yang terindah yang
pernah dibangun. Semuanya telah lengkap kecuali satu tempat untuk satu batu
bata. Aku mengisi tempat tersebut dan sekarang sempurnalah istana itu. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Demikianlah,
kedatangan Muhammad adalah membawa risalah terakhir yang berlaku untuk semua
manusia di sepanjang masa. Bila masih ada yang beranggapan bahwa Nabi Muhammad
bukanlah nabi terakhir, berarti ia telah menuruti kebodohan yang ada pada
dirinya.
Golongan
Ahmadiyah (pengikut Ahmad) sampai saat ini dengan segala cara dan strategi
untuk mengelabui umat Islam, mempercayai bahwa Rasul terakhir bernama Ahmad.
Maka mereka anggap MIrza Ghulam Ahmad merupakan nabi terakhir. Golongan
Ahmadiyah berasal dari India (Pakistan). Semula golongan ini sengaja
dimunculkan oleh kolonialis Inggris guna memecah-belah kekuatan Islam yang
mengancam posisi mereka. Tidak heran bila sampai saat ini golongan ini tumbuh
subuh di Inggris.
Referensi:
Al Quran dan Terjemah, Depag
Riwayat Turunnya Ayat-ayat Suci Al Quran,
Imam As Suyuti
http://reocities.com/Pentagon/Quarters/1246/akhir.html
0 comments:
Post a Comment