Vitalitas dalam Rivalitas
Tuesday, February 5, 2013
0
comments
“Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-Baqarah [2]: 148)
Rivalitas
(persaingan) telah menjadi sunatullah yang mesti terjadi. Kebutuhan manusia
yang tidak sebanding dengan alat pemenuhan yang tersedia menyebabkan
masing-masing individu atau kelompok berusaha untuk bisa meraihnya. Persaingan
bukanlah sesuatu yang buruk atau merugikan, bila dilakukan sesuai aturan yang
jelas, sikap sportif serta mental fair play.
“Untuk
tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan
itu.” (Al-Maidah [5]: 48)
Sebagai
konsekuensi dari adanya persaingan itu, tidak semua orang memperoleh apa yang
diinginkan. Lalu muncul golongan yang disebut pecundang dan pahlawan. Namun tidak semua yang kalah adalah pecundang
dan tidak selamanya mereka yang menang bisa disebut pahlawan. Karena semuanya
tergantung bagaimana sikap dan cara yang mereka gunakan dalam bersaing. Jika
kemenangan diraih lewat berbagai
kecurangan ia justru lebih pantas dijuluki ‘pecundang’. Sebaliknya
seorang yang kalah dan mau mengakui kemenangan lawan secara sportif dan legawa,
ia sebenarnya adalah pahlawan, karena mampu mengalahkan ke’aku’annya sendiri.
Serta mampu menghargai keunggulan orang lain.
Kemajuan
dunia begitu pesat saat ini menambah ruang bagi manusia untuk bersaing dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya secara global. Jarak ribuan kilometer, batas
negara, perbedaan budaya dan semacamnya tidak lagi menjadi penghalang
memperebutkan berbagai peluang yang ada. Orang dari Asia bisa bersaing
memperebutkan peluang kerja di Eropa atau sebaliknya melalui jaringan internet.
Menumbuhkan
kesadaran dan keberanian bersaing sangat berguna bagi kita. Agar tidak minder
dan kalah dalam bersaing. Karena hidup tidak lepas dari persaingan. Segi
positif dari adanya persaingan, dapat memacu setiap diri untuk berusaha
berkembang dan memperbaiki diri. Sehingga manusia dapat hidup dinamis dan
mengalami perubahan ke arah yang relatif lebih baik lagi. Dengan adanya
persaingan manusia dituntut minimal berusaha agar tidak kalah dengan orang
lain. Ini berguna bagi pembangunan dan pengembangan kemampuan diri.
Allah
tampaknya memang sengaja menciptakan adanya kompetisi dalam dunia ini. Agar
dapat dibedakan mana manusia yang benar-benar patuh dan berusaha
sungguh-sungguh meniti jalan-Nya dan mana manusia yang dusta dan berjalan
seenaknya sendiri. Dari adanya persaingan ini pula lapangan dakwah terbuka
dengan lebar sebagai ladang amal. Silakan bersaing di jalan Allah karena yang
menang pasti mendapat hadiah dari-Nya.
Hidup
tanpa ada persaingan rasanya hambar. Dengan adanya pesaing secara spontan
perasaan enggan dikalahkan hadir sehingga kita terpacu untuk lebih baik lagi.
Disinilah manfaat dari adanya rivalitas. Maka jika harus bersaing, bersainglah
dalam berbuat kebaikan. Fastabiqul khairat!
0 comments:
Post a Comment