Faktor-faktor Pendorong Lahirnya Muhammadiyah
Monday, September 1, 2014
0
comments
Kelahiran
Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai
Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi
kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi
tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi
pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
1. Umat
Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga
menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, khurafat, jamud, dan ta’asub yang
mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam
masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya
lagi.
2. Merajalelanya
kemiskinan, kebodohan, kekolotan, kemunduran Bangsa Indonesia umumnya dan umat
islam khususnya.
3. Ketiadaan
persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah
Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat.
4. Kegagalan
dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader
Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman.
5. Umat
Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta
berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan
tradisionalisme.
6. Karena
keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta
berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen (Kristenisasi) di Indonesia
yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat.
7. Merajalelanya
Imperialis Kolonialis Belanda di Indonesia yang harus d hadapi.
8. Sikap
yang merendahkan pada Islam oleh para Intelegensial kaum terpelajar, bahwa
Islam Agama yang out of date tak
sesuai dengan kemajuan zaman.
Diantara
faktor-faktor tersebut dapatlah kita ketahui bahwa kehidupan Agama Islam di
Indonesia khususnya bidang Aqidah (keyakinan), telah dikaburkan dengan
berkecamuknya syirik, tahayyul, khufarat, di samping mistik-mistik, animisme,
dan dinamisme, dibuktikan dengan pesadaran-pesadaran, berkahan-berkahan,
meminta berkah kepada Mba hureksa (yang berkuasa), juga pada kyai ‘ulama’,
tempat-tempat yang dipandang keramat, pekuburan, benda-benda ajaib.
Sumber: http://ahfaalfatih.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment