Resonansi Kebaikan
Sunday, December 30, 2012
0
comments
Dalam fisika
dikenal istilah resonansi, yakni bergetarnya suatu benda akibat getaran benda
lain dengan frekuensi yang sama atau kelipatan bulat dari frekuensi itu.
Sehingga untuk menggetarkan suatu benda kita tidak harus menyentuhnya secara
langsung, melainkan hanya dengan menggetarkan benda lain. Maka kita bisa
menggetarkan beberapa benda sekaligus dalam satu tempo apabila benda-benda
tersebut memiliki kesamaan atau kelipanan bulat frekuensi. Banyak manfaat yang
bisa diperoleh dari adanya resonansi ini. Contohnya dalam pembuatan alat-alat
musik, gitar, seruling, kendang, beduk dan sebagainya. Adanya lubang atau ruang
dalam alat-alat musik tersebut memungkinkan adanya resonansi bunyi pada kolom
udara.
Di kehidupan
sehari-hari resonansi dapat kita praktikan dalam pergaulan. Jika kita berkawan
dengan orang-orang yang berkepribadian positif. Maka kemungkinan besar kita
akan ikut tergetarkan untuk berkepribadian positif. Demikian juga bila kita
bergaul dengan teman-teman yang rajin beribadah. Maka kita cenderung akan ikut
juga rajin beribadah, karena perilaku dari teman-teman akan sangat berpengaruh
kepada diri kita. Maka Rasulullah sangat menganjurkan agar kita berhati-hati
dalam berkawan.
Rasulullah
mengingatkan, ”Dan perumpamaan teman yang baik, ibarat seorang penjual minyak
wangi. Kalaupun ia tidak memberikan minyak wanginya, setidaknya kita
mendapatkan aromanya yang semerbak. Sementara perumpamaan teman yang jahat, tak
ubahnya pandai besi. Kalaupun kita tidak terkena asap hitamnya, setidaknya kita
akan mencium bau busuk dari tungkunya.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab
Al-Adab.
Maksud dari
hadits tersebut agar kita berhati-hati dalam berteman. Pilihlah teman yang akan
meresonansikan kebaikan agar kita ikut pula berbuat kebaikan. Sebaliknya jangan
sampai kita berteman dengan orang-orang yang mendorong kita untuk berbuat
kejahatan. Karena lambat laun kita bisa terpengaruh oleh mereka. Bila memang
mampu, jadilah diri kita menjadi sumber dari resonansi kebaikan itu, agar orang
lain pun terinspirasi untuk berbuat kebaikan, dengan demikian kita bisa memetik
pahala kebaikan itu.
“Siapa saja
yang meretas jalan kebaikan di dalam Islam, baginya pahala atas perbuatan
baiknya itu dan pahala dari orang-orang yang mengikuti jejak kebaikannya itu
tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka. Siapa saja yang meretas jalan
keburukan di dalam Islam, baginya dosa atas perbuatan buruknya itu dan dosa
dari orang-orang yang mengikuti jejak keburukannya itu tanpa mengurangi
sedikitpun dosa mereka.” (HR Muslim).
0 comments:
Post a Comment