Upaya Barat Membendung Khilafah
Thursday, January 24, 2013
0
comments
Perjuangan
penegakan syariah dan Khilafah Islamiyah kian membahana. Opini syariah dan
Khilafah mampu menembus tak hanya wilayah perkotaan, namun juga pedesaan.
Dukungan dari masyarakat semakin pesat. Hal ini mengakibatkan para musuh Islam
ideologis kebakaran jenggot. Berbagai upaya telah dilakukan untuk membendung
kesatuan umat ini. Mereka rela menanggalkan tidurnya untuk menghalangi umat
Islam dari kejayaannya. Pemetaan kaum Muslim menjadi Muslim radikal (garis
keras) dan Islam liberal. Kelompok radikal (garis keras) adalah kaum Muslim
yang memperjuangkan syariah Islam. Kelompok Liberal adalah kaum Muslim yang
menggemborkan ide kebebasan, baik berpendapat, beragama, berperilaku. Kelompok
ini cenderung setia pada thaghut, menggunakan hukum manusia, mengabaikan hukum
sang Khalik.
Muncul
pula istilah Islam fundamentalis vs moderat, Islam struktural vs kultural,
Islam formalis vs substansialis, Islam radikal, Islam teroris dan istilah lain
yang memecah-belah umat Islam. Kelompok Islam yang mendukung ide Barat seperti
demokrasi, HAM, pluralisme disebut moderat. Yang menolak, mereka sebut radikal
atau fundamentalis. Yang ingin menegakkan syariah Islam secara menyeluruh lewat
negara disebut formalis. Yang menolak syariah Islam karena hanya menerima
ide-ide moralitasnya saja disebut substansialis. Demikian adanya pemetaan ini,
harapannya adalah agar opini buruk perjuangan syariah Islam merasuk ke
pemikiran masyarakat.
Upaya
mereka untuk mengadu domba umat adalah dengan pencitraan buruk dengan isu
terorisme. Selain menjadi pengalihan isu berita kezaliman para penguasa,
terbukti isu terorisme mampu mencitrakan buruk bagi pejuang Islam kaffah. Tidak
sedikit yang menjadi korban dari adanya isu ini yang tidak lain adalah umat
Islam sendiri. Dengan baju Densus 88, mereka dengan bebasnya menghabisi nyawa
para pejuang agama Allah. Target operasi mereka adalah pejuang Islam kaffah.
Meski tanpa ada bukti yang jelas, antek-antek Densus 88 langsung tembak dor di
tempat kepada para korban yang diduga teroris meski tanpa pengkajian lebih
lanjut. Dari sini diharapkan masyarakat akan semakin takut untuk mempelajari
Islam, jika kaum muslim sendiri enggan mempelajari Islamnya, maka dengan mudah
musuh melakukan intervensi dan semakin mudah untuk mencegah berdirinya negara
Khilafah yang menerapkan syariah Islam.
Selain
itu paham nasionalisme menjadi racun bagi kekuatan kaum muslim. Betapa tidak,
umat menjadi terkotak-kotak dengan batas negara. Ikatan yang dibangun bukan
berlandaskan akidah Islam, namun ikatan kebangsaan. Padahal Rasulullah saw.
pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir yang artinya,
“Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh,
apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan
panas dan demam”. (HR. Muslim). WalLahu a’lam bi ash-shawab. [Anna Mujahidah
Mumtazah; Guru dan Alumni Pendidikan Kimia UNESA Bojonegoro Jatim]
Sumber: hizbut-tahrir.or.id
0 comments:
Post a Comment