Konsultan Dinar asal Spanyol di UMY; Uang Kertas Penyebab Krisis Ekonomi Global
Saturday, March 15, 2014
0
comments
Jika
kita menggunakan alat ukur nilai mata uang kertas, sudah jelas kita lihat
bagaimana suatu negara krisis diikuti oleh negara lain. Negara yang ikut krisis
tersebut, karena menggunakan nilai mata uang kertas dari negara lain sebagai
alat ukur nilai uang. Sedangkan negara itu mengalami krisis ekonomi, hingga
terjadilah krisis ekonomi global.
Hal
tersebut disampaikan oleh Konsultan Gold Dinar Spanyol Shaikh Umar Ibrahim
Vadillo, dalam acara “Towards Establishing a Macroeconomic Equilibrium between
Fiscal and Monetary System” di gedung AR. Fachruddin B UMY, Jum’at (14/3).
Acara Prodi Ilmu Ekonomi UMY ini terselenggarakan dengan kerjasama Yayasan
Pengurusan Ilmu (YPI) Malaysia, Majelis Tarjih and Tajdid Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Ikatan Ahli Ekonomi Islam DIY.
Umar
Vadillo memberikan solusi untuk mencegah krisis ekonomi global tersebut. Yaitu
menerapkan alat tukar yang lebih stabil dikancah internasional, dengan emas dan
perak (dinar dan dirham). “emas dan perak ini tidak terpengaruh krisis. Karena
nilainya sama dimana- mana. Selain itu, pemerintah tidak bisa membuat emas dan
perak dengan sesukan hatinya,” jelas Konsultan Gold Dinar ini.
Umar
Vadillo menerangkan, ada dua cara untuk menerapkan system emas dan perak ini.
yaitu dengan menjadikan emas dan perak sebagai alat ukur mata uang atau valuta
asing. Dan menerapkan jual beli dengan menggunakan dinar dan dirham dalam
komunitas kecil terlebih dahulu. “ini memang harus kita mulai dari diri
sendiri, dari leingkungan yang terkecil. Seperti kampus UMY ini misalnya atau
lebih besar lagi didaerah,” terangnya.
Dalam
system moneter suatu negara, terutama untuk menghindari terjadinya krisis. Umar
Vadillo menilai keberadaan International Monetary Fund (IMF) bukan solusi untuk
negara, terutama negara berkembang. “Indonesia harus berani untuk keluar dari
IMF. Karena IMF tidak membantu dalam menangani krisis di negara berkembang,
malah memperparah. Selain itu, negara harus lebih melihat jika ingin tekan
kerjasama internasional,” jelasnya.
Diretur
IPIEF UMY sekaligus Ketua Panitia, Dr. Masyhudi Moqorobin mengatakan, peran
emas dan perak ini perlu didalami lagi. Karena perilaku, system dan tatanan
moneter yang ada belum dapat menjawab masalah krisis ekonomi global. “dalam
seminar yang berlangsung 2 hari ini, kita membahas ide baru untuk memberikan
solusi pada permasalahan ekonomi. Terutama masalah system moneter dan fiskal,”
jelasnya.
Sedangkan
Rektor UMY Prof. Dr. Bambang Cipto dalam sambutannya mengatakan, yang
dipermasalahkan oleh banyak orang jika terjadi krisis ekonomi selalu minyak.
Akan tetapi masalah kurs atau valuta ini juga ada pengaruhnya. “ini masalah
yang menarik untuk dikaji lebih dalam, karena permasalahan ekonomi global saat
ini selalu bicara minyak, minyak dan minyak,” terangnya. -
Ahlul
Amalsyah
Journalist
Sumber: eramulsim.com
0 comments:
Post a Comment