Orangtua Disarankan untuk Menyuarakan Bacaan kepada Bayinya
Friday, July 25, 2014
0
comments
American Academy of Pediatric
menyebutkan perkembangan otak terjadi dalam tiga tahun pertama kehidupan anak,
dan membacakan kepada anak-anak akan meningkatkan kosakata dan keterampilan
komunikasi penting lainnya.
DI
SAMPING diminta untuk memberi air susu ibu dan melakukan imunisasi, para dokter
juga menyarankan para orangtua untuk membacakan kepada bayi mereka sejak lahir.
Demikian rekomendasi yang disampaikan American Academy of Pediatrics pada hari
Selasa (24/6/2014).
www.ekotriyanto.com |
Dari
penemuan bahwa bagian penting dari perkembangan otak terjadi dalam tiga tahun
pertama kehidupan anak, dan membacakan kepada anak-anak akan meningkatkan
kosakata dan keterampilan komunikasi penting lainnya, organisasi yang mewadahi
62.000 dokter anak di Amerika Serikat ini meminta anggotanya untuk ikut memberi
saran kepada kepada para orangtua saat berkunjung ke dokter agar membacakan
dengan suara keras kepada bayinya.
“Kegiatan
ini kita lakukan setiap kali kita sedang bersama dengan anak-anak,” kata Dr
Pamela High, yang merumuskan rekomendasi tersebut, seperti dilaporkan The New
York Times, Selasa (24/6/2014). Para dokter anak diminta untuk memberitahu para
orang tua agar membacakan kepada anak-anaknya sejak mereka bayi saat “berada
dalam aktivitas keluarga yang menyenangkan sehari-hari”.
Rekomendasi
ini dikeluarkan pertama kalinya oleh organisasi dokter anak tersebut sebagai
bagian memberikan pendidikan keaksaraan awal pada bayi. Sebelumnya organisasi telah mengeluarkan
rekomendasi agar para ibu menyusui bayi mereka dan menyarankan orang tua
menjauhikan anak-anak dari layar (televisi, komputer, atau tablet) sampai
setidaknya anak berusia dua tahun.
Bagi
orangtua berpendidikan tinggi yang suka membacakan puisi dan bermain (musik
karya) Mozart kepada anak-anak mereka saat masih dalam rahim, dianggap telah
menjalankan rekomendasi ini. Tetapi penelitian menunjukkan, orangtua yang tidak
membacakan untuk anak-anak mereka sesering yang disarankan peneliti dan para
pendidik, akan menjadi sesuatu yang menyulitkan bagi anak dalam proses
pengembangan keterampilan prakeaksaraan. Keterampilan ini dianggap dapat
membantu anak-anak sukses saat mereka masuk sekolah.
Membaca,
sebagaimana juga berbicara dan bernyanyi, dipandang sebagai bagian penting
dalam meningkatkan jumlah kata yang didengar anak-anak di tahun-tahun awal
kehidupan mereka. Hampir dua dekade lalu, sebagaimana hasil studi yang sering
dikutip, menemukan bahwa anak-anak usia tiga tahun dari kalangan orang kaya,
telah mendapatkan jutaan kali lebih banyak kata-kata dari orangtuanya dibanding
anak-anak dari orangtua yang kurang berpendidikan, dan orang tua berpenghasilan
rendah. Anak-anak yang mendengar kata-kata lebih banyak, akan memberi
keuntungan berbeda saat mereka masuk sekolah.
Penelitian
baru ini menunjukkan, kesenjangan dini ternyata telah muncul saat anak berusia
18 bulan.
Menurut
survei kesehatan anak yang dilakukan Pemerintah Pusat (Amerika Serikat), 60
persen anak-anak dari keluarga dengan pendapatan berada 400 persen di atas
ambang kemiskinan telah mendapatkan bacaan sejak mereka lahir sampai usia 5
tahun, dibandingkan sekitar sepertiga dari anak-anak dari keluarga hidup di
bawah garis kemiskinan.
Sementara
terhadap orang tua dari semua tingkat pendapatan yang telah memberikan
smartphone dan tablet untuk bayi mereka, yang hanya memahami bagaimana mereka
menggeser halaman tanpa memahami isinya, upaya membaca keras kepada anak-anak
dapat menjadi usaha yang sia-sia.
“Realitas
dunia saat ini bahwa kita sedang bersaing dengan media digital portabel,” kata
Dr Alanna Levine, seorang dokter anak di Orangeburg, New York “Untuk itu kita
mengingatkan orang tua terhadap alat dan alasan, mengapa hal-hal dasar semacam
buku tetap menjadi penting.”
Membaca
dengan suara keras juga merupakan cara untuk melewatkan waktu bagi orang tua
bersama bayinya yang selalu mengoceh tak ada lelah. “Ini cara mudah berbicara
yang tidak melibatkan berbicara dengan contoh hal-hal yang ada di luar rumah,”
kata Erin Autry Montgomery, ibu dari seorang anak 6 bulan yang berdomisili di
Austin, Texas.
Anak-anak
dari orang tua berpenghasilan rendah hanya sedikit mendengarkan orangtuanya
membacakan untuk mereka, sebelum akhirnya sang anak mendapatkan pendidikan
formal.
“Kami
menemukan keluarga yang tidak membacakan untuk anak-anak mereka. Juga tidak ada
buku di rumah,” kata Elisabeth Bruzon, seorang koordinator di kota Fairfax
untuk Home Instruction for Parents of Preschool Youngsters, lembaga LSM yang
mengunjungi keluarga berpenghasilan sedang yang memiliki anak-anak usia 3
sampai 5.
Kelompok
dokter anak berharap, dengan mendorong orang tua untuk membaca sesering dan
awal mungkin, mereka dapat membantu mengurangi kesenjangan akademik,
sebagaimana terjadi di kalangan keluarga kaya dan penghasilan rendah, serta di
antara kelompok etnis.
“Jika
kita bisa memberikan 1.000 hari pertama kehidupan yang benar,” kata Dr Dipesh
Navsaria, asisten profesor pediatri di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat Universitas Wisconsin, “kita benar-benar akan menghemat banyak
masalah di kemudian dan hanya melakukan jauh lebih sedikit perbaikan.”
Dr
Navsaria adalah direktur medis dari Wisconsin untuk Organisasi Reach Out and
Read, satu kelompok LSM beranggotakan 20.000 dokter anak di AS yang memberikan
buku-buku untuk keluarga berpenghasilan rendah. LSM ini bekerja sama dengan Too
Small to Fail, suatu lembaga yang didirikan bersama antara organisasi nirlaba
Next Generation dan Yayasan Bill, Hillary, dan Chelsea Clinton yang bertujuan
menghapuskan ‘kesenjangan kata’.
Pada
pertemuan tahunan ‘Clinton Global Initiative America’ di Denver, Selasa,
Hillary Rodham Clinton mengumumkan bahwa Scholastic, satu penerbit buku
anak-anak, akan menyumbangkan 500.000 buku untuk Reach Out and Read. Too Small
to Fail juga akan mengembangkan bahan-bahan yang akan didistribusikan kepada
anggota American Academy of Pediatrics untuk membantu mereka menekankan pesan
kepada orangtua untuk melakukan ‘membaca keras’.*
Sumber: hidayatullah.com
0 comments:
Post a Comment