Keseimbangan dan Kesesuaian… (Dampak Positif ‘Global Warming’)
Sunday, August 3, 2014
0
comments
Oleh
: Muhaimin Iqbal
Isu
besar dunia yang tidak jelas dasar pemikirannya adalah isu pemanasan global
yang katanya disebabkan antara lain oleh emisi carbon dioksida (CO2) ke udara
yang terus bertambah. Isu ini sebagiannya sudah terbantahkan melalui riset yang
dilakukan oleh Commonwealth Scientific and Industrial Organization, bahwa CO2
di udara yang naik 14 % dalam rentang
waktu 1982-2010 ternyata malah membuat permukaan bumi lebih hijau 11 % oleh apa
yang disebut CO2 Fertilization Effect. Ini semua hanya bisa menguatkan keimanan
kita bahwa ada yang menjaga keseimbangan dan kesesuaian di alam yang juga
menuntut peran manusia sebagai khalifah di bumi.
Maka
Sayyid Abul Ala Maududi ketika menjelaskan keseimbangan alam raya yang meliputi
langit dan bumi yang dimaksud oleh Ayat 7-9 dari surat Ar-Rahman, dia bisa
mengkaitkan keseimbangan di alam itu dengan keadilan manusia sampai ke hal yang
sekecil-kecilnya seperti ketika berdagang harus adil dengan timbangannya dlsb.
“Dan
langit telah ditinggikanNya dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu jangan
merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan
janganlah kamu mengurangi keseimbangan (timbangan) itu”.
Contoh
sederhananya kesimbangan di alam yang kita bisa dan harus ikut menjaganya – ya
yang terkait dengan CO2 tersebut di atas. Perhatikan ilustrasi sederhana di
samping.
Manusia
bernafas membutuhkan O2 dan mengeluarkan CO2. Sebaliknya Tanaman melakukan
Photosynthesis dengan membutuhkan CO2 dan mengeluarkan O2. Maka keberadaan
manusia (dan hewan) dan tanaman-tanaman
yang saling melengkapi ini ikut terjaga dengan adanya keseimbangan CO2 dan O2
di alam selama beribu-ribu tahun.
Tetapi
manusia terus bertambah, otomatis CO2 yang dikeluarkannya juga terus bertambah.
Lebih dari itu manusia juga mengotori udara dengan sejumlah aktivitas lainnya
seperti ketika membakar energi fosil untuk kendaraannya, memasak, menerangi
rumahnya (karena listrik PLN-nya juga butuh bahan bakar) dlsb.dlsb.
Lantas
apa atau siapa yang menyerap CO2 yang
berlebihan itu bila jumlah pepohonannya tidak bertambah atau bahkan berkurang ?
Inilah yang kemudian dikambing hitamkan oleh manusia modern sebagai penyebab
pemanasan global atau global warming yang katanya terjadi karena efek rumah
kaca oleh membesarnya jumlah CO2 di udara.
Global
warming sendiri masih perlu dibuktikan keberadaannya, dan kalau toh terbukti
perlu dicari alasannya yang lebih masuk akal. Yang jelas bukan karena CO2,
mengapa ? Selain terbantahkan oleh hasil
riset tersebut di atas, juga oleh alasan berikut :
CO2
memiliki specific gravity 1.53 sementara specific gravity dari udara adalah 1.
Sesuatu yang memiliki specific gravity lebih besar dari udara tidak akan naik
ke atas dengan sendirinya.
Jadi
CO2 yang dikeluarkan manusia beserta segala macam aktivitasnya – tidak terbang
ke atas membentuk rumah kaca yang kemudian menimbulkan pemanasan global, tetapi
malah cenderung lari ke bawah menuju permukaan tanah.
Fenomena
ini juga Anda dapat lihat ketika sedang menyaksikan konser di atas panggung
yang menggunakan efek asap dari dry ice. Dry ice adalah CO2 yang dipadatkan,
setelah menjadi asap – kemana asap tersebut pergi ? Tidak ke atas, tetapi
cenderung ke bawah menutupi lantai panggung.
Kalau ke atas kan wajah artis yang keren-keren malah tertutupi asapnya !
Sifat
CO2 yang cenderung lari kebawah ini menjadi sangat menarik bila dikaitkan
dengan CO2 Fertilization Effect yang terungkap dari hasil penelitian tersebut
di atas. Karena tanaman membutuhkan CO2 untuk melakukan aktifitas
photosynthesis-nya, bila CO2 itu berlimpah – maka tanaman-tanaman juga akan
meningkat aktivitas photosynthesisnya, yang berarti tumbuh lebih cepat.
Tetapi
karena sifat CO2 yang lebih berat dari udara yang akan cenderung menuju
permukaan tanah, maka tanaman-tanaman yang diuntungkan dengan berlebihnya CO2 -
yaitu kandungan CO2 yang cukup tinggi sehingga mampu menimbulkan CO2
Fertilization Effect bukan sekedar untuk photosynthesis biasa - adalah tanaman-tanaman yang pendek mendekati
permukanann tanah. Tanaman apakah ini ? itulah rumput-rumputan dan sejenisnya.
Dari
sinilah seluruh keseimbangan dan kesesuaian di alam itu nampak tersusun dengan
sangat indahnya. Mengapa seluruh nabi menggembala domba, mengapa akan datang
masanya harta terbaik adalah domba, mengapa pekerjaan terbaik kedua setelah
berjihad adalah menggembala domba, mengapa ada ayat di Al-Qur’an yang
megisyaratkan kita untuk menggembala – semuanya menjadi nyambung dengan
fenomena CO2 tersebut di atas !
Dengan
bertambahnya manusia beserta seluruh aktivitasnya, CO2 yang dikeluarkan terus
bertambah. Pertambahan ini mengakibatkan bertambahnya hijauan di permukaan bumi
– utamanya hijauan yang rendah mendekati permukaan tanah yaitu jenis
rumput-rumputan.
Tetapi
manusia tidak secara langsung makan rumput, manusia makan berbagai hasil
tanaman tingkat tinggi baik berupa padi-padian, biji-bijian dan buah-buahan.
Manusia butuh daging, butuh air dan terus butuh energi.
Maka
penyambung missing link antara rerumputan yang pertumbuhannya didorong oleh
berlimpahnya CO2 tersebut diatas dengan
terus meningkatnya kebutuhan Food, Energy and Water (FEW) manusia adalah di
kegiatan menggembala – pekerjaan mulia yang dilakukan seluruh nabi dan
diisyaratkan di Al-Qur’an (QS 16:10).
Dengan
menggembalakan ternak di rerumputan yang terus menebal, selain kita mendapatkan
hasil langsung berupa daging – kotoran ternak juga memupuk padang rumput yang
dilaluinya. Tanah yang terpupuk ini akan terus meningkat kesuburannya, sehingga
bisa ditumbuhi segala macam tanaman berikutnya berupa tanaman musiman (padi,
jagung dlsb) maupun segala macam buah-buahan (QS 16:11).
Hasil
dari pepohonan tersebut yang berupa serat maupun karbohidrat, selain untuk
pangan juga bisa diolah menjadi sumber energi – seperti bioethanol untuk jaman
ini dan yang berupa minyak bisa diolah menjadi biodiesel. Bahwasanya energi itu
berasal dari pohon-pohonan yang hijau inipun diisyaratkan di Al-Qur’an melalui
setidaknya dua surat yaitu surat 36:80 dan surat 56 : 71-72.
Ketika
pohon-pohon tumbuh, perakarannya akan mengelola dan bahkan memancarkan air
bersih (QS 36:34) yang dari sini kebutuhan air kita akan terpenuhi. Setelah
melibatkan CO2 yang lebih banyak, tumbuhnya rumput, aktivitas penggembalaan,
tumbuhnya pepohonan, dihasilkannya Food, Energy and Water (FEW) – maka
ilustrasi sederhana di atas menjadi sedikit lebih rumit seperti gambar di
samping – tetapi semuanya tetap seimbang dan sesuai kebutuhannya masing-masing.
Jadi
keseimbangan itu telah diciptakan dengan sangat indah olehNya (QS 55:7), kita
hanya dilarang untuk merusaknya (QS 55:8). Dia Maha Kuasa untuk melakukan
semuanya itu sendiri, tetapi manusia juga diciptakanNya untuk diuji siapa yang paling baik amalnya
(QS 67:3).
Amal
terbaik tentu saja adalah yang mengikuti petunjuk-petunjukNya, yang sesuai
dengan kehendakNya dan sesuai syariatNya. Maka karena salah satu tujuan atau
maqasid syariah itu adalah menjaga kehidupan – insyaAllah kita akan bisa
bener-bener menjaga kelangsungan hidup di bumi ini – preserving life, bila kita
mau mulai tahap demi tahap melakukan hal konkrit yang bisa kita lakukan.
Untuk
ini kita sudah bener-bener mulai menggembala dan sebagian Andapun sudah
terlibat didalamnya melalui project lambbank. InsyaAllah dalam waktu dekat kita
akan membuat kegiatan menanam dalam skala besar – yaitu project iGrow – yang
Andapun akan bisa terlibat di dalamnya. InsyaAllah.
Sumber: geraidinar.com dengan pengubahan judul
0 comments:
Post a Comment