Perang di Palestina dan Tanda-tanda Kiamat (2-Habis)
Friday, August 1, 2014
0
comments
Islam
adalah agama rahmatan lil’alamin.Jangan lupakan sejarah bagaimana Rasulullah
Saw yang adil mengusir kaum Yahudi dari klan Quraidha karena pengkhianatan
mereka terhadap piagam Madinah, sedangkan kaum Yahudi yang lain hidup
berdampingan bersama umat Islam dan kaum Nasrani setelah peristiwa ini.
Nyatanya
kita tidak membenci kaum Yahudi karena memang telah jelas apa yang telah
diberitakan dalam Al-Qur’an mengenai sifat-sifat keburukan ini .
“Maka
(Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar
perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan
Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan:
“Hati kami tertutup.” Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka
karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil
dari mereka,” [Q.S .An-Nisa’ (4):155].
Jelas
sekali ada diantara kaum Yahudi yang beriman dan yang tidak memusuhi
Islam.Bahkan berbagai tulisan menunjukkan bahwa mereka hidup aman di wilayah
khilafah Islam, karena hukum Islam melarang memerangi ahlu zimmah ( kafir zimmi
) .Dalam Islam sendiri hukum untuk berperang datang saat kaum Yahudi dan
orang-orang yang kafir memerangi umat Islam dan membuat kerusakan.
“Dan
perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas,” ( Q.S.Al-Baqarah: 190)
Bahwasanya
Islam mencintai perdamain.Bahkan menganjurkan sebagaimana firman Allah Swt ;
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS.8:61)
Sebagian
orang dari agama-agama Samawi pun mencintai perdamain. Namun telah menjadi
sunnatullah bahwa ada diantara manusia, orang-orang yang mencintai kebenaran
(Al-Haq) dan ada orang-orang yang suka berbuat kerusakan (Bathil). Beberapa
kali perjanjian damai yang diadakan antara Palestina-Israel yang diprakarsai di
Oslo nyatanya dirusak begitu saja oleh Israel.
Beberapa
pendapat yang melabelkan Hamas sebagai teroris karena menolak gencatan senjata
merupakan sebuah pendapat yang emosional. Fakta yang dikemukan haruslah
mengandung kebenaran bukan pembenaran. Mengingat telah berungkali Israel
mengkhianati perjanjian-perjanjian damai yang telah disepakati.
Saya
analogikan kepada Anda dengan bahasa sederhana bahwa jika rumah Anda dirusak
oleh pendatang dan kemudian terjadi sengketa, dari kedua belah pihak
menginginkan masalah ini diselesaikan dengan baik serta menghormati satu sama
lain tentu akan terjadi perdamain yang diidam-idamkan. Namun berungkali terjadi
perdamaian, berungkali juga si pendatang merusak kesepakatan damai, lantas
apakah Anda masih percaya setelah si pendatang berkhianat berungkali? Bahkan
binatang pun tak jatuh di lubang yang sama!
Logika
sederhana pun tak bisa menerima bahwa seseorang yang ditindas, dirampas haknya
akan berdiam diri tanpa melawan apalagi setelah mengetahui sifat-sifat
pengkhiat yang telah nyata-nyata ditunjukkan oleh si penindas.
Maka
telah jelas apa yang menjadi kebenaran. Dan telah jelas pula apa yang menjadi
kebathilan .
وَالسَّمَاءِ
ذَاتِ الرَّجْعِ * وَالأرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ * إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَصْلٌ * وَمَا هُوَ
بِالْهَزْلِ *
“Demi
langit yang mengandung hujan; demi bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan.
Sesungguhnya al-Quran itu benar-benar firman yang memisahkan (antara yang haq
dan yang batil). Sekali-kali ia bukanlah gurauan.” (QS ath-Thariq [86]: 12-14).
Saya
kutip makna tafsir dari ayat ini agar pemahaman kita terhadap hal ini semakin
jelas .
“Allah
SWT berfirman: Wa as-samâ‘ dzât al-raj’i (Demi langit yang mengandung hujan).
Ayat ini diawali dengan wâwu al-qasam (huruf yang menunjukkan makna sumpah).
Objek yang dijadikan sebagai al-muqsam bih adalah as-samâ‘ (langit). Disebutkan
bahwa langit tersebut dzât ar-raj’i. Secara bahasa, kata ar-raj’ berarti
mengembalikan ke keadaan semula.Dalam konteks ayat ini, kata tersebut bermakna
al-mathar (hujan). Dijelaskan al-Qurthubi, hujan senantiasa kembali setiap
tahun. Dikatakan ahli bahasa ar-raj’ berarti al-mathar.Menurut az-Zamakhsyari,
penyebutan al-mathar (hujan) dengan ar-raj’ disebabkan karena orang Arab
mengira bahwa mendung membawa hujan dari lautan, kemudian kembali lagi ke daratan.
Disebutkan
ayat ini bahwa al-Quran merupakan qawl fashl. Secara bahasa, kata al-fashl
berarti memisahkan salah satu dari dua perkara dengan yang lain sehingga antara
keduanya terlepas.Dikatakan oleh al-Qurthubi, pengertian al-Quran sebagai qawl
fashl berarti yafshilu bayna al-haqq wa al-bâthil (memisahkan antara yang haq
dan yang bathil).Asy-Syaukani juga mengatakan, “Sesunguhnya al-Quran memisahkan
antara kebenaran dan kebatilan dengan menjelaskan masing-masing keduanya.”
Demikianlah
sikap kita sebagai muslim menyikapi apa yang sedang terjadi di Palestina
sebagai bentuk keyakinan terhadap tanda-tanda kiamat yang ditelah diberitakan
melalui penuturan Rasul yang mulia.
Selain
berdoa, langkah nyata juga diperlukan dengan cara mengirimkan bantuan kepada
lembaga-lembaga yang cukup terpercaya yang sudah mengirimkan dan terus bekerja
menyampaikan amanah kepada saudara-saudara kita di Palestina.
Jika
tak dapat berbuat apa-apa untuk saudara-saudara di Palestina , maka
selemah-lemahnya iman adalah diam dengan tidak mengeluarkan komentar-komentar
fitnah yang jauh dari kebenaran karena kelak di Hari Pembalasan apa-apa yang
kita perbuat akan dipertanggungjawabkan .
#PrayForGaza#PrayForPalestina#FreeBaitulMaqdis
Nb :
Jangan juga kita lupakan saudara-saudara kita di Suriah, di Cina, di Burma dan
di berbagai belahan bumi yang sedang teraniaya.Do’a adalah senjata kita !.
Sumber
:
1.‘Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah
,’Tanda-Tanda Hari Kiamat’ , terjemahan Muh. Khairuddin Rendusara, 2009,
Islamhouse.
2 Dr. Akram Dhiya’ Al-Umuri,Sirah
Nabawiyah ,Penerbit : Pustaka As-Sunnah, Jakarta .Bahasa : Indonesia Cetakan
Asli : Madinah Cetakan : Kesatu, 2010 M Kategori
2.Situs Wikipedia
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Konflik_Israel_dan_Palestina
3. Fridman, Refoel. 1965 , hal 107 ‘
Serock in Memorial ‘ ,
4.http://www.sztetl.org.pl/en/gallery/
5. a . Az-Zuhaili, At-Tafsîr al-Munîr,
vol. 30 (Damaskus: Dar al-Fikr al-Mu’asir, 1998), 180. b . Al-Qurthubi,
Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur‘ân, vol. 20 (Kairo: Dar al-Kitab al-Mishriyyah, 1964),
10. c. Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyâf, vol. 4 (Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi,
1987), 736.
d .Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm
al-Qur’ân, vol. 20, 10.e. Asy-Syaukani, Fat-h al-Qadîr, vol. 5, 511.( Tafsir
Al-Qur’an yang dirangkum dalam Al-Waie 2013 )
HABIS
sumber: islampos.com
0 comments:
Post a Comment