Paham Liberal Menyerang Bacaan Anak Kita
Thursday, August 21, 2014
0
comments
Oleh: Andi Ryansyah
LGBT sangat bertentangan dengan ajaran
Islam. Oleh karena itu sangatlah tidak bijak dan toleran bila komik itu
dipropagandakan di negeri yang mayoritas penduduknya muslim
BELUM lama ini sebuah komik remaja
berjudul “Why? Puberty (Pubertas)” ditarik dari peredaran karena telah
mempropagandakan Lesbian Gay Biseks Transgender (LGBT).
Dalam komik itu terdapat adegan anak
perempuan yang mengatakan, “Jika seorang transgender dengan jiwa perempuan
mencintai seorang laki-laki, itu wajar saja, bukan?” Lebih dari itu, ada juga
adegan anak perempuan yang memerhatikan dua anak laki-laki yang berpegangan
tangan mengekspresikan rasa sayang.
Kemudian, ada anak perempuan dalam cerita
itu juga mengatakan “Setiap orang punya hak untuk mencintai dan dicintai, dan
bila mereka mencintai sesama jenis, itu adalah pilihan. Jika boleh memilih,
tentu saja mereka ingin memilih sesama jenis.”
Seperti diketahui, bahwa LGBT sangat
bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu sangatlah tidak bijak
dan toleran bila komik itu
dipropagandakan di negeri yang mayoritas penduduknya muslim.
Mengenai pubertas sendiri sebenarnya
berkaitan dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) -khususnya sistem
reproduksi manusia- di SMP/MTS, yang mendesak untuk ditanamkan nilai-nilai keimanan. Sebab data Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan pada tahun 2010 di Jabodetabek,
remaja yang hilang keperawanannya mencapai 51 %.
Kemudian di Bandung sebesar 47 %,
Yogyakarta 37 %, Surabaya 54 %, dan Medan 52 %. Yang tak kalah memprihatinkan,
hasil penelitian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 12 kota besar di
Indonesia pada tahun 2007 menyatakan 92 % pelajar pernah melakukan kissing,
petting, dan oral sex, 62% pernah melakukan hubungan intim, dan 22,7 % siswi
SMA pernah melakukan aborsi.
Pertanyaannya, apakah buku pelajaran IPA
sebagai rujukan di seluruh lembaga pendidikan formal yang pengaruhnya tentu
lebih signifikan dari komik tersebut, sudah menanamkan nilai-nilai keimanan?
Buku IPA di Indonesia pada umumnya berkiblat kepada Barat.
Indikasi sederhananya dapat dilihat dari
isi buku yang menokohkan ilmuwan-ilmuwan Barat seperti Darwin, Einstein,
Newton, Copernicus, Aristoteles, Boyle, dan lain sebagainya.
Meminjam istilah Dr.Hamid Fahmy Zarkasy,
sains Barat tidak memeberikan tempat bagi wahyu, agama, bahkan Tuhan ,
sementara buku IPA di Indonesia umumnya meniru model Sains Barat, akibatnya
sedikit banyak nilai sekularistik mewarnai buku IPA.
Materi sistem reproduksi manusia dalam
buku IPA yang berjudul “Ilmu Pengetahuan Alam 3 untuk SMP/MTs Kelas IX” yang
ditulis Nenden Fauziah, Berlian Nurcahya, dan Naeli Nurlaeli dan diterbitkan
tahun 2009 oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, setelah penulis
kaji, penulis menemukan sedikit banyak
nilai sekularistik dalam buku tersebut. Sehingga perlu ditanamkan
nilai-nilai keimanan.
Indikasi pertama, tidak ada kata Allah
dan dalil Qur’an-Sunnah dalam materi tersebut. Kemudian ke-Mahapenciptaan Allah
ditiadakan.
Pada halaman 7 disebutkan “Organ
reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis.”
Kalimat itu dapat diubah sedikit
menjadi: Allah telah menciptakan organ reproduksi laki-laki yang terdiri
atas testis, saluran pengeluaran, dan penis.
Kemudian pada halaman 8 ditemukan kalimat
sebagai berikut: “Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma.
Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi
pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam
perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang kali membentuk embrio.
Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding rahim. Embrio akan tumbuh dan
berkembang di dalam rahim membentuk janin.”
Kalimat itu dapat dikuatkan dengan
penjelasan Qur’an surat Al-Mu’Minun ayat 12-13 yang artinya: “Kami jadikan anak
keturunan Adam dari pembuahan sel telur oleh sperma. Hasil pembuahan itu
tersimpan dalam rahim dengan baik. Kemudian kami jadikan pembuahan itu sebagai
segumpal darah. Dari segumpal darah, Kami jadikan segumpal daging. Dari
segumpal daging Kami jadikan tulang belulang. Lalu kami selimuti dengan daging.
Dari tulang belulang yang diselimuti daging itu Kami ciptakan seorang manusia
baru. Allah Mahasuci dari segala kekurangan dalam menciptkan manusia dan Tuhan
sebaik-baik pencipta.”
Indikasi kedua, tujuan pembelajarannya
masih jauh dari tujuan yang Islami.
Lebih kepada tujuan untuk memenuhi
kebutuhan praktis duniawi. Pada halaman 1, ditemukan tujuan pembelajaran
“Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem
reproduksi pada manusia.“ Tujuan itu dapat ditambahkan tujuan-tujuan Islami
seperti mengenal Allah sebagai pencipta dan pengatur sistem reproduksi, mensyukuri
nikmat yang Allah berikan berupa organ reproduksi yang sehat saat ini, dan
menumbuhkan rasa takut bila melanggar ajaran Islam yang dihubungkan dengan
penyakit dalam sistem reproduksi manusia.
Indikasi ketiga, tidak terdapat larangan
dan ancaman yang berlandaskan syariat Islam.
Pada halaman 9 ditemukan kalimat “Namun
pada umumnya penyakit kelamin yang mematikan disebabkan oleh sikap hidup
manusia seperti seks bebas dan penggunaan narkoba dengan jarum suntik.” Kalimat
itu dapat ditambahkam dengan surat
Al-Isra ayat 32 dan Al-Furqan ayat 68-69 seperti berikut: Selain disebabkan
oleh virus dan bakteri, pada umumnya penyakit kelamin seperti AIDS, sifilis dan
gonorhoe disebabkan oleh perzinahan,hubungan seks dengan berganti-ganti
pasangan, hubungan seks dengan tunasusila. Allah melarang dalam Qur’an surat
Al-Isra ayat 32 yang artinya “Janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang kotor dan prilaku hidup yang buruk.”
Kemudian Allah mengingatkan kepada kita dalam Qur’an surat Al-Furqan ayat
68-69: “Juga orang-orang yang tidak mau menyembah Tuhan-Tuhan selain Allah,
tidak mau membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan jalan yang
dibenarkan syariat, dan tidak mau berzina. Siapa saja yang berzina atau
membunuh dengan cara melanggar syariat, ia akan mendapat adzab yang berat. Pada
hari kiamat, ia mendapatkan azab yang berlipat ganda di neraka dan terhina
selama-lamanya.”
Dasar Keimanan
Sebagaimana dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, Indonesia adalah negara yang didirikan atas berkat rahmat Allah
Yang Mahakuasa, maka sudah sepatutnya nilai-nilai agama atau keimanan dijadikan
dasar dalam seluruh bidang kehidupan rakyat Indonesia, termasuk di dalam buku
IPA. Sila pertama Pancasila yang bunyinya Ketuhanan Yang Mahaesa semakin
menguatkan hal ini karena mencerminkan konsep manusia ideal menurut bangsa
Indonesia yaitu manusia yang ber-Ketuhanan Yang Mahaesa atau dengan kata lain
dapat disebut juga manusia yang beriman.
Kemudian salah satu tujuan pendidikan
nasional dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa. Sofyan Sauri menyebutkan bahwa
tujuan ini menunjukkan nilai inti pembangunan karakter bangsa berorientasi
mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa. Ini menunjukkan bahwa nilai keimanan menjadi
tujuan utama pendidikan di Indonesia sehingga buku IPA harus dilandasi oleh
tujuan ini.
Program pemerintah seperti kurikulum 2013
yang mengedepankan pendidikan karakter memberikan alasan yang lebih kuat
perlunya buku IPA berbasis nilai keimanan. Karena dalam kurikulum 2013,
kompetensi inti dan kompetensi dasar IPA yang pertama kali disebutkan mengenai
penanaman dan penerapan nilai keimanan.
Dengan demikian, penulis, editor,
penerbit, dan pemerintah perlu bersinergi dalam menyusun buku IPA khususnya
materi reproduksi manusia dengan basis nilai keimanan agar siswa-siswi
Indonesia beriman dan berakhlak mulia. Buya Hamka pernah berkata: “Tidaklah
disebut beriman jika tidak diikuti amal shalih, begitu juga tidak disebut
beramal shalih jika tidak timbul dari iman.” Artinya akhlak mulia hanya dapat
diwujudkan oleh seseorang yang memiliki keimanan. Wallaahu a’lam.*
Mahasiswa Pendidikan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Jakarta
Sumber: hidayatullah.com
0 comments:
Post a Comment