Terisolasi Karena Menjadi Mualaf, Ini Solusinya
Monday, November 26, 2012
0
comments
Satu tantangan terbesar
seorang mualaf setelah memeluk Islam adalah terisolasi dari keluarga dan
lingkungan. Kondisi itu juga didukung dengan rasa tidak nyaman dari mualaf
ketika berada di lingkungan non-muslim.
Pendiri Super Muslimah
Project, Amal Stapley, mengungkap situasi itu sangat wajar. Setiap mualaf butuh
proses untuk merasa nyaman. "Tentu, ada sejumlah faktor yang
mempengaruhi," kata dia seperti dikutip onislam.net, Rabu (21/11).
Faktor yang dimaksud mencakup
dimana mualaf tinggal, dukungan masyarakat, status perkawinan, proses mualaf
memeluk Islam, pemahaman dan harapan, dan kepribadian mualaf sendiri. Menurut
Amal, Allah SWT membawa setiap mualaf menuju jalur yang terbaik dengan
sebelumnya memberikan semacam tes untuk mengkonfirmasi level keimanan
mualaf.
"Memang tidak ada hal
yang baku dalam masalah ini. Yang pasti, butuh penyesuaian dengan melihat dari
kebutuhan si mualaf," kata dia. Tetapi, Amal menyarankan kepada para
mualaf beberapa poin terkait masalah tersebut.
Poin pertama, setiap mualaf
harus memiliki harapan yang realistis. "Islam adalah cara hidup ideal.
Tapi perlu diketahui tidak setiap muslim baik dan mungkin tidak bisa memberikan
bantuan kepada para mualaf, " kata dia.
Poin kedua, kata Amal,
setiap mualaf disarankan untuk bergabung dengan komunitas mualaf. Ini dilakukan
guna mempermudah mualaf berbagi pengalaman. "Kalau sulit ditemukan, coba
cari via internet atau hubungi masjid terdekat. Insya Allah akan banyak
informasi soal komunitas," kata dia.
Setelah menemukan komunitas,
kata dia, cobalah untuk aktif dalam setiap kegiatan. Itu juga membantu mualaf
untuk lebih mendalami Islam sekaligus banyak berkenalan dengan sesama
mualaf. "Ini sangat berguna dalam
proses transisi yang anda alami," ucapnya.
Poin ketiga, lanjutnya,
menjadi bagian dari komunitas masjid. Mengapa demikian, sebab masjid merupakan
pusat kegiatan umat Islam. Di masjid, mualaf akan menemukan berbagai komunitas
muslim. "Jangan gugup atau malu. Ajaklah siapapun untuk berbicara.
Bersosialisasilah. Itu akan bermanfaat bagi anda," ucapnya.
Poin terakhir, lanjut dia,
coba untuk mencaga hubungan baik dengan keluarga meski mereka non-muslim. Nabi
Muhammad SAW misalnya, beliau memperlakukan pamannya dengan penuh cinta kasih.
Meski pamannya bukan seorang muslim dan menolak Islam. "Anda tidak tahu,
apa rencana Allah soal mereka. Bisa jadi, satu saat mereka akan diberikan
hidayah," tuturnya.
Hal penting lainnya, kerabat
atau tetangga yang non-muslim sebelumnya memiliki peran penting dalam kehidupan
mualaf. Itu menjadi alasan bagi setiap mualaf untuk tetap memperlakukan mereka
dengan baik. Tentu dengan catatan, hindari permintaan apapun dari mereka yang
mendorong mengingkari peringa Allah SWT. "Yang anda butuhkan adalah modifikasi
posisi anda," kata dia.
Sumber: republika.co.id
0 comments:
Post a Comment