Dalam Gerak Ada Kekuatan (1)

Posted by KahfiMedia Sunday, December 16, 2012 0 comments

Kecuali menginginkan kebekuan, gerak adalah sebuah keniscayaan. Sebab dalam gerak ada sendi-sendi yang bekerja membakar kemalasan diri. Sebab dalam gerak tersemai benih-benih perubahan. Air yang diam tak dialirkan berpotensi menyimpan energi negatif mematikan. Sebaliknya air yang bergerak mengalir akan sehat dan meyegarkan. Pendaki di puncak gunung salju tak khawatir beku kedinginan sebab mereka punya gerak yang membuat suhu tubuh dalam keterjagaan.


Sejenak tengoklah ke belakang, bukan untuk romantisme masa silam melainkan mengambil pelajaran. Episode generasi awal umat ini tak pernah sepi dari aral melintang. Tak pernah kosong dari gangguan dan tantangan. Seakan tak ada jeda sekedar menikmati keadaan dalam kondisi nyaman. Tapi lihatlah bagaimana mereka mengukir setiap jejak yang ditorehkan dengan catatan mengesankan. Iman dalam hati tetap terasa manis karena Allah dan Rasulnya lebih mereka cintai dari apapun. Biarpun darah mengalir, luka-luka menganga, dan tapak kaki bengkak karena jauhnya sebuah perjalanan.

“Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.” (Al Anfaal [8]: 26)

Hari ini lebih dari 1,3 milyar manusia menerima risalah Islam dengan kerelaan. Memang sejak awal agama ini disyiarkan tanpa paksaan. Jumlah yang begitu besar tentu tidak muncul dengan tiba-tiba. Di dalamnya ada gerakan-gerakan yang bersinergi membentuk kokohnya bangunan dakwah. Bersatu padu saling menguatkan dalam ikatan teguh persaudaraan.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi...” (Al Anfaal [8]: 72)

Di dalam gerakan ada kekuatan. Di dalam gerakan tersimpan berkah. Bermula dari beberapa orang yang termasuk assabiqunal awwalun, Rasulullah dan para sahabat terus bergerak. Mensyiarkan agama Islam yang telah mereka yakini sebagai jalan kebenaran. Lalu tumbuhlah jumlah itu dan terus tumbuh. Kesetiaan pun terikrar dalam ba’iatul aqabah pertama, dan disusul bai’atul aqabah kedua, pada tahun 622 Masehi. Dua belas tahun sejak wahyu pertama turun.

Pada masa puncaknya, Daulah Islamiyah terbentang dari China dan India di timur hingga Afrika dan Andalusia (Spanyol) di Barat. Total sepertiga bumi berada dalam pemerintahan Islam. Itulah sebuah Negara paling luas yang pernah tercatat dalam sejarah.

Maka bergeraklah karena dengan gerak itu akan muncul kekuatan. Dengan gerak itu akan tercipta kemampuan. Sedang diam berarti kelumpuhan. Pemupus semangat. Hingga potensi hanya akan terus terpendam. 

Singa yang berdiam diri di sarang
            Takkan pernah dapat menerkam
            Panah yang tak meninggalkan busurnya
            Takkan pernah capai sasaran
            (Puisi Imam Syafiie)

Maka bergeraklah. Gerak dalam keteraturan barisan. Keterpaduan gerak yang tercipta akan terkonversi menjadi kekuatan dahsyat. Lebih dahsyat dari apa yang pernah terbayangkan. Jangan tanyakan berapa besar butiran air hujan. Namun lihatlah ia bisa berubah menjadi banjir bandang. Menghanyutkan apa saja yang coba menghadang.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash Shaff [61]: 4)


17/12/12 01:53
(bersambung...)

0 comments:

Post a Comment

Terbanyak Dibaca

Sosok

Risalah

Catatan

Kabar

Halaman Dilihat