10 Milyar Lenyap dalam Semalam
Sunday, April 7, 2013
0
comments
“Situasi buruk, buruk sekali,” kata John Demetriu (65)
sambil menghapus air matanya. “Saya kehilangan semua uang saya,” ujarnya
seperti dikutip Kontan.
John Demetriu sekarang tinggal di sebuah desa nelayan
Liopetri di Siprus. Namun selama 35 tahun sebelumnya dia tinggal di Bondi
Junction di Sydney, tempat dia bekerja selama bertahun-tahun menjual perhiasan
asli dan imitasi.
Dia meninggalkan Siprus di tahun 1970-an ketika kawasan
itu terlibat konflik dengan Turki, membawa istri dan anak-anaknya ke Australia.
Di tahun 2007, dia kembali ke Siprus untuk pensiun dengan dana sekitar 1 juta
dollar AS (lebih dari Rp 10 miliar) yang merupakan seluruh simpanannya.
Diaberencana untuk membiayai pendidikan beberapa
cucunya—yang tinggal di Siprus—agar bisa ke universitas. Dia juga harus
membiayai ongkos kesehatannya karena memiliki gangguan jantung.
Bunga dari tabungannya cukup untuk pensiun dengan nyaman
dan kadang melakukan perjalanan ke Australia. Dia juga sempat ingin membeli
kapal. Semuanya itu belum sempat dilakukannya.
Namun, sekarang semuanya itu tidak ada lagi. “Bila saya
memutuskan untuk tinggal, saya memang akan membangun rumah. Namun sayangnya,
saya tidak membuat keputusan tersebut. Hari Jumat, ketika hendak tidur, saya
masih kaya. Namun ketika bangun, saya jadi miskin,” kata John Demetriu kepada
harian Sydney Morning Herald, Jumat (29/3/2013).
Seluruh uang simpanannya ada di Bank Laiki, bank yang
menjadi korban utama dari paket penyelamatan ekonomi Siprus yang dibuat oleh
Uni Eropa. Laiki akan ditutup. Mereka yang memiliki tabungan kurang dari
100.000 euro akan dipindahkan ke Bank of Cyprus. Mereka yang memiliki lebih
dari itu dipastikan tidak akan mendapatkan kembali uang mereka karena seluruh
aset bank tersebut akan diambil alih oleh para kreditor.
Tak bisa tidur
Minggu lalu, John mendengar rumor bahwa bank itu dalam
kesulitan, dan dia kemudian menemui manajernya di Aiya Napa yang merupakan
temannya, dan bertanya apakah dia harus memindahkan tabungannya. “Jangan
khawatir, tidak ada masalah di sini,” kata sang manajer.
“Sekarang, saya tidak bisa tidur. Saya hanya bisa jalan
ke sana kemari memikirkan keluarga saya,” tambah John. Anak John, George, yang
pindah ke Siprus di tahun 1990, mengatakan bahwa situasi ini sangat buruk bagi
ayahnya. “Saya masih bisa kembali ke Australia. Namun, ayah saya tidak bisa
karena dia memiliki gangguan jantung. Dia tidak memiliki rumah di sini. Dia
sekarang hanya punya 100.000 euro untuk pensiun,” kata George.
John masih memiliki harapan tipis. Semua uangnya disimpan
dalam dollar Australia di bank tersebut, bukan dalam bentuk euro. Oleh
karenanya, ia berharap masih ada pengecualian. Namun, kantor bank tersebut
sudah ditutup sehingga dia tidak bisa mendiskusikan hal itu dengan siapa pun.
“Saya sekarang ini seperti duduk di atas arang menunggu
kata orang apakah akan terbakar atau tidak. Ini bukan uang dari Rusia, atau
uang gelap, ini adalah uang saya,” tambah John Demetriu.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra
Wijaya, terdapat sekitar 5.000 warga Australia keturunan Siprus di sana.
Kebanyakan adalah para veteran yang dulu menikmati pembangunan ekonomi pesat di
tahun 1950-an, atau mereka yang menghindari perang di tahun 1974, tetapi
sekarang kembali untuk pensiun.
Konsul jenderal Australia di Nicosia sudah mendapatkan banyak
pertanyaan dari para warga berstatus warga negara ganda tersebut. Mereka
sekarang diminta membuka akun baru sehingga pensiun mereka bisa dibayarkan.
“Sekarang ini mereka yang paling terkena dampaknya adalah warga Australia yang
memiliki rekening di Laiki Bank atau Bank of Cyprus. Untuk saat ini, kami belum
perlu melakukan tindakan khusus,” kata seorang pejabat konsul Australia di
sana.
Sumber:
fimadani.com dengan pengubahan judul
0 comments:
Post a Comment