Ada Romantisme Syiah dan Zionis?
Tuesday, August 27, 2013
0
comments
Telah banyak pakar konspirasi terjebak
dalam melihat konstelasi politik di dunia Islam. Mereka terjebak karena
mendahulukan analisa ketimbang nash Qur’an, Sunnah, dan petunjuk para ulama.
Hasilnya, sudah dapat terlihat. Dengan gegabah mereka menuding bahwa perjuangan
umat Islam menurunkan dikatorisme Syiah sebagai permainan cantik Zionis Israel.
Sejatinya, buku Zionis dan Syiah bersatu
hantam Islam bukanlah sebuah fakta baru yang mengungkap kerjasama kedua musuh
umat Islam (Zionis dan Syiah). Buku ini ditulis hanya untuk melanjutkan temuan
para ulama dan mujahidin terkait upaya mereka untuk memadamkan cahaya Islam.
Maka penulis berterimakasih kepada Syeikh Abu Mushab As Suri, Dr. Imad Ali
Abdus Sami’, Syeikh Abdullah bin Muhmmad as-Salafi, Syeikh Aiman Azh-Zhawahiri,
Dr. Ihsan Ilahi Dhahir yang telah jauh menulis sebelum buku ini terbit tentang
bersatunya Zionis dan Syiah dalam menghantam Islam.
Maka, jika pembaca mengharapkan buku ini
mengupas kajian Zionis dan Syiah dalam sudut pandang konspirasi semata, sungguh
dahaga pembaca tidak akan pernah puas merasakan itu. Karena dalam Bab pertama
buku ini, penulis sudah menaruh tinjauan para ulama tentang ajaran Syiah.
Dengan tuntunan para ulama lah, maka kita
kita akan jernih melihat siapa sesungguhnya Syiah. Mereka tidak lain adalah
aliran yang menyempal atas nama Islam lalu menusuk dari belakang.
Dulu orang masing mengira bahwa Iran
adalah negara terdepan dalam melawan Zionisme Yahudi. Namun buku ini justru
memiliki fakta sebaliknya. Keduanya tampak di luar bermusuhan, tapi di bawah
meja saling bersalaman.
Antara tahun 1962 sampai kejatuhan Syah
Pahlevi pada tahun 1979, intelijen Israel melakukan kontak kuat dengan banyak
petugas Iran yang dilatih oleh militer Israel. Rezim Khomeini menghabiskan dana
hingga 500 juta US Dollar guna membeli peralatan perang dari Israel sepanjang
tahun 1980 hingga 1983. Bahkan keduanya terlibat secara bersamaan dalam
menyerang reaktor nuklir Irak pada tahun 1981. Tidak heran di Iran ada
perpustakaan Yahudi dengan foto Khomeini di dalamnya.
Romantisme Syiah dan Zionis terus
berlanjut hingga invasi Amerika Serikat pada tahun 2003. Brigade Sadr adalah
milisi Syiah yang melindungi tentara George Bush dari Kuwait menuju Baghdad
melewati gurun pasir An-Nashiriyah. Maka tidaklah aneh jika Ali As Sistani
(Ulama Syiah Iraq) yang biasanya lantang menyuarakan perang atas invasi Israel
tapi melarang jihad melawan hegemoni Amerika Serikat di Iraq. Itulah skandal
sejarah yang dilakukan oleh sumber Syiah tertinggi di negeri 1001 malam itu.
Buku ini ditulis sebagai benteng
mempertahankan akidah umat dari virus Syiah sekaligus untuk menjawab keresahan
umat Islam yang selama ini dituding teroris oleh kelompok Syiah dengan
berita-berita fitnahnya bahwa mujahidin Suriah dbiayai Amerika. Padahal
tridente Syiah (Iran, Hizbullah, dan Nushairiyah) justru secara faktual
membunuhi umat Islam, suatu hal yang sama dilakukan Zionisme kepada umat Islam.
Penulis berharap hadirnya buku ini dapat
menjadi ibroh dan refleksi akan bergeliatnya Siah di Indonesia. Sungguh,
persoalan Syiah salah satu masalah akidah terbesar di Indonesia. Ini adalah
fitnah yang akan merusak kedamaian bagi umat Islam di Indonesia.
Meski sudah memenuhi sebagian kriteria
sesat dari 10 kriteria sesat MUI, mengapa hingga kini fatwa sesat dari MUI juga
belum muncul? Fatwa dari pusat ini dibutuhkan umat agar tidak terjadi konflik
yang meluas antara umat Islam dengan Syiah di Indonesia.
Syiah jelas bukan bagian dari Islam,
tidak ada ajaran Islam yang mengajarkan anarkisme akidah dengan mencaci maki
sahabat dan istri nabi. Sejarah membuktikan pengkhianatan-pengkhianatan mereka
kepada para kholifah umat Islam.
Mereka selalu menggembar-gemborkan
ukhuwah dan toleransi di Indonesia, tanpa mau berkaca penderitaan yang dialami
umat Islam di Iran yang susah sekali mendirikan masjid dan menjalankan kegiatan
ibadahnya.
Iran berbatasan langsung dengan
Afghanistan dan Pakistan yang tiap hari diperangi Amerika Serikat. Ribuan bocah
muslim mati akibat tembakkan yang dilancarkan Drone-Drone AS, tapi mana Rudal,
Jet Tempur, dan milisi-milisi Syiah membantu umat Islam di sana memerangi
Amerika Serikat. Yang terjadi moncong senjata Iran justru diarahkan kepada umat
Islam di Suriah. Mereka satu kata dengan Amerika dan Israel bahwa Jabhah
Nushrah adalah teroris yang mengancam kepentingan mereka.
Sumber: hidayatullah.com
0 comments:
Post a Comment