Agar Kurs Tidak Membuat Kita Kurus…
Sunday, August 25, 2013
0
comments
Oleh : Muhaimin Iqbal
Bahwa kurs konversi antar mata uang bisa
membuat badan penduduk negeri ini pada menjadi kurus, itu benar-benar bisa
terjadi kini. Mata uang Dollar yang kita butuhkan untuk mengimpor barang-barang
kebutuhan, telah naik sekitar 14 % terhadap uang Rupiah kita dalam setahun
terakhir. Tetapi hal ini mestinya bisa
dicegah oleh kita semua, bagaimana caranya?
Kebutuhan Dollar Amerika yang begitu
tinggi untuk mengimpor barang-barang kebutuhan sehari-hari kita termasuk
kebutuhan pokok pangan, membuat harga barang-barang yang diimpor secara umum
menjadi lebih mahal. Kalau kenaikan ini terjadi pada barang-barang kebutuhan
sekunder, masih bisa dihindari untuk sementara tidak membelinya.
Tetapi kalau barang-barang ini menyangkut
kebutuhan primer seperti bahan pangan, maka biar harganya mahal dia tetap harus
dibeli. Tempe-pun kini sudah semakin mahal karena kedelainya sebagian besar
diimpor dan ini dengan Dollar yang lebih mahal. Demikian pula dengan gandum, bahan
pangan yang sama sekali belum diproduksi oleh negeri ini sendiri.
Apalagi daging yang harganya sudah
terkerek naik sejak beberapa bulan lalu, belum nampak adanya upaya yang bisa
efektif dan efisien dalam menurunkan harganya.
Walhasil kenaikan harga tiga jenis bahan makanan kedelai, daging dan
gandum ini saja sudah cukup untuk menguruskan badan rata-rata penduduk negeri
ini.
Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa
membebaskan diri dari problem yang klasik ini ? problem yang sama pernah
memukul kita dengan begitu beratnya 15 tahun lalu dengan apa yang waktu itu
kita sebut krisis moneter (krismon) .
Lima belas tahun era reformasi nampaknya
belum cukup untuk membuat kita sadar akan kelemahan arah pembangunan era-era
sebelumnya dan kemudian memperbaikinya. Kita tetap bergantung begitu besar pada
bahan pangan impor.
Padahal tidak kurang produk-produk
pertanian lokal yang bisa dikembangkan untuk substitusi produk-produk impor
tersebut. Koro pedang misalnya, bisa menggantikan kedelai impor bila dibudidayakan
dan disosialisasikan dengan baik ke masyarakat serta dibangun industrinya.
Kandungan protein keduanya cukup dekat yaitu koro pedang sekitar 27.4 %
sedangkan kedelai 36.5 %. Kelebihan koro pedang adalah sifatnya yang bisa
tumbuh di tanah marginal – bahkan bisa menjadi potensi untuk menyuburkan
lahan-lahan gersang kita.
Sorgum yang memiliki kandungan protein
dan karbohidrat (10.4% dan 70.7%) mirip dengan gandum (11.6% dan 71.0%),
mestinya dapat menggantikan impor gandum yang telah berkembang hampir setengah
abad di negeri ini. Memang sorgum tidak memiliki gluten seperti yang dimiliki
oleh gandum, sehingga kurang cocok untuk dibuat roti dan mie yang memerlukan
gluten tinggi. Tetapi kan roti dan mie memang mestinya bukan bentuk makanan
pokok kita ? jadi kita musti bisa berkreasi dengan makanan-makanan yang lebih
sesuai dengan kita dengan menggunakan bahan-bahan yang memang bisa kita
produksi sendiri seperti sorgum ini.
Kelebihan sorgum dia bisa tumbuh hampir
di mana saja termasuk di tanah yang marginal, kami sudah mencoba menumbuhkannya
juga di Jonggol yang aslinya gersang dengan hasil yang baik.
Selain yang sifatnya ikhtiar dengan
bekerja keras menanam sendiri tananam-tanaman untuk pemenuhan kebutuhan pangan
yang sesuai seperti dalam contoh koro pedang dan sorgum tersebut diatas, ada
hal lain yang bisa menjamin kecukupan kebutuhan pangan kita dengan hasil panen
yang banyak dan dengan rasa yang ueenak.
Hasil panenan yang banyak dengan rasa
yang enak seperti ini dijanjikan oleh Allah untuk negeri yang diberkahi
sebagaimana ayat berikut :
“…Masuklah kamu ke negeri ini dan
makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai
…" (QS 2:58).
Yang dimaksud dengan ‘negeri ini’ yang
memberikan hasil bumi yang banyak lagi enak pada ayat tersebut adalah
Baitulmakdis – yang dalam ayat lain disebut secara spesifik sebagai negeri yang
diberkahi (QS 17:1).
Kita memang tidak bisa menjadikan negeri
kita Baitulmakdis atau bagian dari negeri Syam , tetapi kita penduduk negeri
ini bisa menjadikan negeri kita negeri
yang diberkahi – bila kita bisa memenuhi syaratnya, yaitu bila penduduk negeri
ini beriman dan bertakwa (QS 7:96). Jadi
kita sesungguhnya memiliki potensi ‘pupuk’ yang sangat unggul yang tidak bisa
dihasilkan oleh pabrik pupuk manapun di dunia, yaitu pupuk yang dijamin
memberikan hasil panenan yang banyak lagi enak – itulah ‘pupuk iman dan takwa’.
Dari rangkaian ayat-ayat inilah semuanya
menjadi nyambung, bahwa bila kita bisa menjadikan diri-diri kita penduduk
negeri yang beriman dan bertakwa, Allah membukakan berkahNya dari langit dan
dari bumi. Kita menanam bahan pangan apa saja hasilnya banyak dan rasanya enak.
Negeri ini akan cukup makan dari hasil bumi kita sendiri dan menjadikan negeri
ini Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafuur (QS 34:15).
Bila kita makan hasil bumi kita sendiri
secara cukup, kita tidak perlu mengimpor bahan pangan dari negara lain – kurs
konversi menjadi tidak lagi relevan untuk kita. Kurs konversi tidak akan bisa
menjadikan badan kita kurus karenanya. InsyaAllah.
Penulis
adalah pemilik geraidinar.com,
alumnus
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Sumber: geraidinar.com
0 comments:
Post a Comment