KOKAM adalah ‘Bansernya’ Muhammadiyah
Wednesday, November 20, 2013
0
comments
Seorang
kawan yang telah membaca tulisan saya Bulutangkisisasi untuk Kaderisasi meminta
saya untuk menuliskan kejadian yang dialaminya beberapa waktu lalu. Tetapi
karena berbagai kesibukan dan pekerjaan yang susul-menyusul, baru kali ini
sempat saya tuliskan. Untuk itu saya menyampaikan permohonan maaf kepada rekan
saya Nur Cahyo Hendro Saputro atau lebih dikenal NCHS.
Begini
awalnya, medio November 2013 kami bermaksud mengadakan pendidikan dan latihan
dasar (Diklatsar) KOKAM. Untuk materi kelas telah diadakan sebelumnya, maka
untuk Diklatsar jilid dua ini banyak diisi materi praktik berupa P3K yang
dipaparkan Pak Siswanto dari Puskemas Minggir, materi pionering/tali-temali
disampaikan Pak eNKa dari KOKAM daerah Sleman. Kedua materi ini langsung
dipraktikan para peserta diklat.
Pada
dini harinya diadakan jelajah malam sekaligus uji mental. Untuk kegiatan inilah
panitia harus mengirimkan surat pemberitahuan dan permohonan ijin ke pedukuhan
yang wilayah teritorialnya akan dilalui. Seingat saya, saya ngeprint tiga surat
untuk tiga pedukuhan, masing-masing Tengahan 12, Bekelan dan Kliran. Nah
sewaktu NCHS menyerahkan surat ini ke masing-masing Kepala Dusun, ia sempat
bertanya kepada warga setempat letak rumah Pak Kepala Dusun.
Kemudian
ditanyakan keperluannya. Kawan saya itu menjawab, ingin mengantar surat
permohonan ijin untuk kegiatan Diklatsar KOKAM Muhammadiyah, kira-kira seperti
itu jawabnya. Bagi warga tadi istilah-istilah itu terasa masih asing, maka
ditanyakan satu per satu. Sekira begini, “Diklatsar itu apa mas?” Kawan saya
masih agak maklum, maka diterangkan. Ternyata tak sampai di situ, “KOKAM itu
apa mas?” kawan saya mulai kebingungan. Mungkin dalam benak kawan saya itu akan
lebih mudah mengatakan, “KOKAM itu adalah ‘Bansernya’ Muhammadiyah”. Sebab
memang Banser lebih familier terdengar dan mudah terasosiasikan ketika melihat
kader ormas mengenakan pakaian militer. Parahnya, ternyata warga tadi juga
menanyakan, “Muhammadiyah itu apa mas?” Kontan saja kawan saya itu semakin
kelimpungan. Padahal kawan saya tahu, orang itu juga muslim, dan kegiatan
Muhammadiyah di Kecamatan Minggir lumayan masif.
Tentu
kejadian ini menjadi sinyal, agar KOKAM dan Muhammadiyah bisa lebih dikenal di
kalangan awam. Minimal kiprah mereka akan mengesan seperti NU dengan Bansernya.
Agar kader-kader di akar rumput seperti NCHS lebih mudah dalam berkiprah di
masyarakat. Terima kasih mas NCHS, semoga tetap istiqomah dalam berdakwah. [esp]
0 comments:
Post a Comment