Apakah Hewan Kelak Akan Dihisab di Akhirat?

Posted by KahfiMedia Friday, November 7, 2014 0 comments


Apakah kelak binatang juga akan dihitung amalnya kemudian diberi balasan di akhirat? Pertanyaan ini terlontar dari salah seorang kawan yang untuk pertama kalinya mengikuti kajian rutin Forum Silaturahim Malam Kamis (Fosimakis) PCPM Minggir. Pertanyaan yang sempat membuat kami sedikit terhenyak, sebab memang tidak biasa ada pembahasan seperti ini apalagi terkait fikih dan pendapat ulama.




Meskipun begitu kami tetap berusaha menjadikannya sebagai bahan diskusi. Saling bertukar wawasan dan pendapat. Meski dengan segala keterbatasan. Dalam diskusi itu kemudian saya tutup dengan menyampaikan satu pendapat yang saya bacakan dari website muslim.or.id yang isinya sejalan dengan pendapat rekan-rekan.

Apakah binatang juga akan dihisab? Ternyata menurut pendapat ini, binatang justru yang lebih awal dihisab ketimbang makhluk lainnya.

Sesungguhnya makhluk yang pertama kali diadili oleh Allah Ta’ala adalah binatang, bukan manusia ataupun jin. Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذَا الْوُحُوْشُ حُشِرَتْ (5)

“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” (QS. At-Takwir: 5),
yakni dikumpulkan di hari Kiamat untuk diadili.

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ (38)

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) sepertimu. Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab kemudian kepada Rabb-lah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’aam: 38)

Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Pada hari Kiamat kelak, seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia menyaksikannya. Kemudian binatang-binatang itu diadili, sehingga binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang bertanduk yang telah menanduknya di dunia. Setelah binatang tersebut diqishosh, Allah akan mengubahnya menjadi tanah. Allah melakukannya untuk menegakkan keadilan di antara makhluk-Nya.” (Tafsiir Juz ‘Amma, hal. 70)

Hisabnya hewan ini disaksikan oleh para Malaikat, orang-orang yang beriman dan juga orang-kafir. Setelah binatang diadili, Allah Ta’ala berfirman: “Jadilah tanah!” Maka binatang-binatang itu berubah menjadi tanah. Tatkala melihat hewan itu diubah menjadi tanah, orang-orang kafir itu mengatakan, “Alangkah baiknya jika aku menjadi tanah.” Inilah salah satu makna firman Allah Ta’ala:

وَيَقُوْلُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا (40)

“Dan orang kafir itu berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku menjadi tanah saja.” (QS. An-Naba: 40).

(sumber: muslim.or.id)


Pertanyaan yang mengundang diskusi panjang, dan sekaligus mengingatkan para kader Pemuda Muhammadiyah untuk terus menggali ilmu. [r]

0 comments:

Post a Comment

Terbanyak Dibaca

Sosok

Risalah

Catatan

Kabar

Halaman Dilihat