Melihat Ancaman Westernisasi, Penting Umat Islam Kuasai Media

Posted by KahfiMedia Wednesday, November 14, 2012 0 comments

(Menyambut Lahirnya Media-media Muhammadiyah yang Menggugah)

Pentingnya peran media dalam proses pencerdasan suatu bangsa menjadi sorotan Muhammadiyah. Sebagai bukti nyata kepedulian Muhammadiyah maka pada Hari Selasa (16/10/2012) diadakan diskusi publik “Media dan Pembentukan Watak Pemimpin Bangsa”.  Acara yang diadakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah,. Jl. Menteng Raya No.62 Jakarta.

Acara ini menghadirkan narasumber Prof, Dr, Dadang Kahmad dari PP Muhammadiyah, Saiful Hadi Direktur Utama Perum LKBN Antara dan Iwan Piliang praktisi media sosial.

Dr. Haidar Nasir dalam pengantarnya mewakili Ketua Umum PP Mummadiyah Prof Dr.Din Syamsudin yang berhalangan menjelaskan tujuan diadakan kegiatan ini merupakan rangkaian untuk mensyukuri umur Muhammadiyah yang telah memasuki 1 Abad.

Menurut Haidar, pentingnya peran media dalam mengedukasi umat Islam sudah dicontohkan oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan yang sudah memulai membuat Majalah Suara Muhammadiyah  pada tahun 1914.

"KH Ahmad Dahlan menyadari betapa pentingnya peran Media dalam proses transformasi bangsa," jelas Haidar Nasir.

Haidar menegaskan agar umat Islam bisa menjadikan media sebagai salah satu kekuatan perubahan. Media jangan hanya dijadikan lahan profesi, namun seyogyanya media bisa dijadikan lahan penyebaran ideologi keislaman.

"Tahun 1917 KH Ahmad Dahlan memprakarsai kongres Budi Utomo, dari situ majalah Suara Muhammadiyah bisa menyebar ke seluruh jaringan Budi Utomo," jelasnya lagi.

Menurutnya, melalui media juga bisa terbentuk karakter, seperti juga media bisa menghancurkan karakter suatu bangsa. Karena itu penting sekali untuk umat Islam bisa menyadari dan terlibat dalam pergerakan yang juga menguasai media.

Terlebih kondisi ancaman westernisasi yang menginvasi bangsa Indonesia lebih banyak dilakukan melalui perang media.

Menguasai media, menguasai opini

Sementara itu, Saiful Hadi, Direktur Utama Perum LKBN Antara mengatakan,  siapa yang menguasai media, dia menguasai opini publik. Itulah kenyataan yang harus disadari masyarakat Indonesia. Menurutnya,  posisi media dalam mencerdaskan bangsa akan sulit jika intervensi politis masih menunggangi independensi media.

"Siapa yang memenangi perang informasi dia akan menguasai sumbu informasi," ujarnya.

Menurutnya, media adalah ruang publik yang sangat vital. Sampai hari ini peran media masih mengalami stagnasi karena media-media di Indonesia masih dikuasai oleh kelompok-kelompok politis. Setiap kelompok yang menguasai media ini akan saling menjatuhkan demi kepentingan politiknya.

"Akhirnya rakyat yang dikorbankan karena dibuat bingung," jelas Saiful lagi.

Saiful menilai hingga hari ini media di Indonesia kurang bisa membentuk watak pemimpin. Hal ini karena pembuatan sebuah media di Indonesia kebanyakan dibangun atas dasar kepentingan politik tertentu.*

Sumber: hidayatullah.com

0 comments:

Post a Comment

Terbanyak Dibaca

Sosok

Risalah

Catatan

Kabar

Halaman Dilihat