Puisi Taufiq Ismail: Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu
Sunday, November 18, 2012
0
comments
Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer
dengan
suara gemuruh menderu, serasa pasir
dan
batu bata dinding kamartidurku bertebaran
di
pekaranganku, meneteskan peluh merah dan
mengepulkan
debu yang berdarah.
Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan
apelmu
dilipat-lipat sebesar saputangan lalu di
Tel
Aviv dimasukkan dalam fail lemari kantor
agraria,
serasa kebun kelapa dan pohon mang-
gaku
di kawasan khatulistiwa, yang dirampas
mereka.
Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki
bagai
kelakuan
reptilia bawah tanah dan sepatu-
sepatu
serdadu menginjaki tumpuan kening
kita
semua, serasa runtuh lantai papan surau
tempat
aku waktu kecil belajar tajwid Al-Qur’an
40
tahun silam, di bawahnya ada kolam ikan
yang
air gunungnya bening kebiru-biruan kini
ditetesi
air
mataku.
Palestina,
bagaimana bisa aku melupakanmu
Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan
umur
mereka, menjawab laras baja dengan tim-
pukan
batu cuma, lalu dipatahi pergelangan
tangan
dan lengannya, siapakah yang tak
menjerit
serasa anak-anak kami Indonesia jua yang
dizalimi
mereka – tapi saksikan tulang muda
mereka
yang patah akan bertaut dan mengulur
kan
rantai amat panjangnya, pembelit leher
lawan
mereka, penyeret tubuh si zalim ke neraka.
Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samir Al-
Qassem,
Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim
Jabra,
Nizar Qabbani dan seterusnya yang diba-
cakan
di Pusat Kesenian Jakarta, jantung kami
semua
berdegup dua kali lebih gencar lalu ter-
sayat
oleh sembilu bambu deritamu, darah kami
pun
memancar ke atas lalu meneteskan guratan
kaligrafi
‘Allahu
Akbar!’
dan
‘Bebaskan
Palestina!’
Ketika pabrik tak bernama 1000 ton sepekan
memproduksi
dusta,
menebarkannya ke media cetak dan
elektronika,
mengoyaki tenda-tenda pengungsi
di
padang pasir belantara, membangkangit reso-
lusi-resolusi
majelis terhormat di dunia, mem-
bantai
di Shabra dan Shatila, mengintai Yasser
Arafat
dan semua pejuang negeri anda, aku pun
berseru
pada khatib dan imam shalat Jum’at
sedunia:
doakan kolektif dengan kuat seluruh
dan
setiap pejuang yang menapak jalanNya,
yang
ditembaki dan kini dalam penjara, lalu
dengan
kukuh kita bacalah
‘laquwwatta
illa bi-Llah!’
Palestina,
bagaimana bisa aku melupakanmu
Tanahku
jauh, bila diukur kilometer, beribu-ribu
Tapi
azan Masjidil Aqsha yang merdu
Serasa
terdengar di telingaku.
1989
Sumber:
taufiqismail.com
0 comments:
Post a Comment