Surat Pak AR untuk Paus

Posted by KahfiMedia Sunday, November 4, 2012 0 comments

Ketika dirawat di R.S. Gatot Soebroto, saya dengar Paus akan datang sebagai tamu negara. Saya memang sedang istrirahat, tapi pikiran saya tidak. Saya mendengar bahwa saudara-saudara dari kaum Kristen dan Katolik banyak yang menjalankan pengkristenan kepada umat Islam melalui pemberian materi. Di Yogya, ada pasangan tunanetra yang kesulitan membayar biaya bersalin ratusan ribu di RS Bethesda, Yogyakarta. Yang laki-laki, asal Sulawesi, kuliah di Institut Masjid Syuhada. Saya tidak tahu mereka cari uang ke mana, karena ternyata tidak ada yang membantu. Seandainya mereka ke tempat saya, tentu saya carikan jalan.


RS Bethesda mengatakan, kalau mau gampang, Saudara masuk Kristen, biaya akan dibebaskan. Dengan pikiran akan bebas dari impitan utang, tunanetra masuk Kristen. Karena itu, saya tulis surat kepada Paus. Cara-cara seperti ini yang saya adukan kepada Paus. Tentu Paus tidak suka cara seperti itu. Di Indonesia sudah diatur cara yang baik dalam kerukunan hidup beragama.

Ringkasnya, semua hal yang baik saya sebutkan. Surat tersebut saya tulis dalam bahasa Jawa halus. Paus itu kan pimpinan umat Katolik seluruh dunia, saya berpikir, jangan-jangan dia sudah bisa bahasa Jawa. Surat itu saya namakan "Sugeng Rawuh Sugeng Kondur". Saya yakin, surat tersebut akan sampai kepada beliau. Sebenarnya, surat tersebut akan saya cetak agak banyak. Tapi akhirnya hanya 2.000, termasuk yang disebarkan pada saudara-saudara kita yang Katolik. Percetakannya tidak berani menulis, di mana surat tersebut dicetak.

Tanggapan yang datang macam-macam. Saya ditelepon Korem apa betul saya yang menulis sendiri surat untuk Paus dan apa maksudnya. Setelah saya jelaskan tidak ada maksud apa-apa, semuanya beres. Tapi di luar, tersebar cerita saya ditangkap Korem. Ada juga orang Katolik yang bilang, Pak A.R. itu orang baik, kok nulis surat begitu. Sekarang Pak A.R. ditahan. Mereka lalu mengadakan misa, memohon pada Tuhan, agar saya lekas dikeluarkan. Tapi tidak terjadi apa-apa. Paus sendiri tidak memberi tanggapan. Entah disampaikan atau tidak. Lama setelah Paus pulang, saya dengar dari orang Timor Timur, Paus berterima kasih dengan surat saya. Di surat itu, saya beri gambar saya dan gambar Paus. Menurut saya, hendak memancing kerukunan hidup beragama. Memang ada sekitar tiga orang Katolik yang menanggapi lewat surat kaleng. Mereka berkata macam-macam pada saya. Tapi saya biarkan saja. Ada pula surat kabar yang menanggapi, seperti Media Dakwah dan Salam.

Sumber: http://kretek-talangbalai.blogspot.com,
                http://majalah.tempointeraktif.com

0 comments:

Post a Comment

Terbanyak Dibaca

Sosok

Risalah

Catatan

Kabar

Halaman Dilihat