Hadits Tentang Meniup Makanan dan Minuman
Sunday, March 31, 2013
0
comments
Sahabat, agama Islam ini benar-benar agama yang teratur
dan TIDAK ADA aturan yang menzalimi. Aturan..ah..aturan. Itu buat kita semua,
buat kebaikan kita semua. Dalam Islam diajarkan tentang aturan berhubungan
dengan manusia, sikap kepada diri sendiri, tentang tauhid, zakat, salat, dan
sebagainya. Semua sudah barang tentu untuk kebaikan manusia yang mempunyai akal
ini. Bahkan tentang (maaf) buang hajat juga diatur. Bagaimana cara membersihkan
diri, dan sebagainya.
Salman Al-Farisi radhiallahu ‘anhu kepada memberi jawaban
seorang musyrikin yang berkata,
“Sungguh nabi kalian telah mengajarkan segala sesuatu
sampai-sampai perkara adab buang hajat sekalipun.” Salman menjawab: “Ya,
benar…” (HR. Muslim No. 262)
Agama Islam ini agama yang sempurna. Yuk, disimak firman
Allah subhanahu wata’ala (yang artinya): “Pada hari ini, Aku sempurnakan bagi
kamu agama kamu, dan Aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku ridha Islam jadi
agamamu..” (QS, Al Maidah: 3.10)
Semua aturan itu pun buat kebaikan kita sendiri. Firman
Allah (yang artinya): “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah),
maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan
barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya
sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami
tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (Q.S. Al Israa’:15)
Nah, terkait makan dan minum juga ada aturannya.
Aturannya itu pun untuk kebaikan kita juga. Salah satunya, larangan meniup
makanan dan minuman.
1. Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu dia berkata:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ
يُتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang menghembuskan
nafas di dalam bejana (ketika minum).” (HR. Muslim no. 227)
2. Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi
dari Israil dari Abdul Karim dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata;
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang meniup ke dalam makanan dan
minuman.” (HR. Ahmad no.2678)
3. Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR.
Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh
Al-Albani)
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa aturan dalam
agama Islam itu untuk kebaikan bagi yang melaksanakannya. Apa kebaikan dari
dilarangnya meniup makanan dan minuman? Seperti yang kita ketahui bahwa senyawa
air itu adalah H2O dan udara yang
dihembuskan dari mulut itu adalah CO2. Jika H2O dan CO2 bereaksi akan
menghasilkan H2CO3 yang membahayakan tubuh.
Ini juga ada tulisan tambahan dari kompas mengenai ini.
Biasanya
ketika kita makan makanan atau minuman yang panas maka kita meniupnya agar
makanan atau minuman yang masuk ke mulut kita menjadi dingin. Hal ini dapat
berisiko terhadap kesehatan kita dikarenakan makanan atau minuman yang masih
panas tersebut akan mengeluarkan uap air yang mana kita tahu uap air adalah
H2O(aq).’
Jika
kita meniupnya, maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. menurut
reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk
senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.
H2O
+ CO2 => H2CO3
Perlu
kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH
(tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat
mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa
konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan
reaksi sebagai berikut:
CO2
+ H20 <= H2CO3 => HCO3- + H+
Tubuh
menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada
mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan
utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis
adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu
sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.
Sedangkan
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH
darah.
Kembali
lagi ke permasalahan awal, dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari
mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam
karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan
menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari
seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan
istilah asidosis.
Seiring
dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada
akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika
tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis
berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan
yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila
asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma
dan bahkan kematian.
Sumber:
http://mii.fmipa.ugm.ac.id
0 comments:
Post a Comment