Polisi Bantah Video, MUI dan Muhammadiyah Masih Punya 5 Bukti
Thursday, March 7, 2013
0
comments

Menurut pemerhati kontra terorisme ini, bisa saja Polri
membantah. Hanya saja perlu diingat, video yang menyebar di masyarakat yang
kini dibantah Polri itu hanya satu kasus cuplikan video yang beredar di
masyarakat. Sebab, Muhammadiyah dan Majelis Ulama (MUI) masih memiliki 5 video
lain yang belum dibuka.
“Biar saja, MUI dan Muhammadiyah masih punya 5 video lain
yang bisa dibuka sewaktu-waktu, yang jika dibuka masyarakat bisa
terkaget-kaget, “ ujarnya hari Kamis (07/03/2013) di Gedung Pusat Dakwah
Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Jakarta. [Baca: MUI Masih Punya 5 Video Kekerasan Oknum Elit
Densus 88]
Musthofa yang juga pengurus Majelis Pustaka &
Informasi PP Muhammadiyah hadir dalam pertemuan ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Silaturrahim Ormas Lembaga Islam (SOLI). Ia
bersama ormas di SOLI berharap pemerintah dan Polri ada i'tikad baik atas
dugaan pelanggaran HAM berat ini.
SOLI yang dihadiri lebih kurang 27 ormas Islam hari Kami
mendesak pemerintah melakukan evaluasi
atau bila perlu membubarkan Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 atas dugaan
pelanggaran Hak Asasi Kemanusian (HAM) berat.
“Tindakan Densus 88 yang dalam banyak kasus telah
terbukti melampaui kepatutan, kepantasan, dan batas perikemanusiaan berupa
penangkapan, penculikan, penyiksaan, intimidasi, dan pembunuhan, yang sebagian
terekam dalam video yang beredar, dan yang telah memakan banyak korban dan
menimbulkan kesedihan, luka dan trauma. Demikian telah terjadi pelanggaran
berat,” demikian salah satu pernyataan
sikap yang dibacakan Dr Marwah Daud Ibrahim, Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesa (ICMI), di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya
Jakarta no. 62 Jakarta Pusat, Kamis (07/03/2013) siang.
Marwah yang didampingi beberapa perwakilan ormas Islam
termasu Dr Din Syamsuddin juga meminta
negara (melalui aparat kepolisian, red) tidak menangani teror dengan menjadi
teror baru.
“Terorisme sebagai musuh bersama tidak semestinya dihadapi dengan pendekatan bernuansa teror.
Dengan demikian, kami mendesak pemerintah untuk mengaudit kinerja (termasuk
keuangan) lembaga tersebut dan menggantinya dengan lembaga baru yang kredibel,
profesional dan berintegrasi dengan melibatkan unsur-unsur masyarakat.”
Dengan pernyataan ini SOLI menilai, salah satu kesatuan
elit yang berada di bawah Polri ini untuk segera dievaluasi atau jika perlu
dibubarkan.
Desakan ormas Islam ini muncul terkait beredarnya video
kekerasan yang diduga dilakukan anggota Densus dalam penanganan terduga terorisme.
Ormas-ormas yang tergabung dalam SOLI antara lain
Muhammadiyah, Muslimat NU, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Syarikat
Islam, PP Matla’ul Anwar, Wanita Islam, Baitul Muslimin Indonesia,
Hidayatullah, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia, Ikata
Dai Indonesia (IKADI), dan Majelis Dakwah Islamiyah, PP Parmusi, Tabiyah,
MIUMI, MUI, Al Irsyad, Dewan Masjid dan BKRMI.
Dalam pertemuan siang tadi ormas-ormas Islam sempat
memutar sebuah tayangan video kekerasan yang diduga dilakukan oknum Densus dan
Brimob. Dalam salah satu tayangan, terlihat aparat keamanan meminta korban
beristighfar sebelum ditembak mati. Beberapa saat kemudian terdengan serentetan
tembakan mengenai beberapa korban.*
Sumber:
hidayatullah.com
0 comments:
Post a Comment