Coba Dicek, Pemimpin Anda Raja atau Khalifah?
Thursday, August 1, 2013
0
comments
Ibnu Saad meriwayatkan bahwa Sufyan bin
Abi Auja berkata bahwa suatu kali Umar Ra berkata, ” Demi Allah, Aku tidak tahu
apakah aku ini khalifah atau Raja? Seandainya aku seorang raja, maka itu
merupakan sesuatu yang hebat!”
Lalu seseorang berkata,”Wahai Amirul
Mukminin, ada perbedaan antara khalifah dan raja. Khalifah hanya mengambil
berdasarkan yang hak dan meletakkannya pada yang hak. Alhamdulillah, engkau
demikianlah adanya. Sementara raja bertindak semena mena terhadap orang orang,
merampas harta dari si fulan dan menyerahkan ke si fulan lainnya semaunya,”
setelah mendengar itu Umar terdiam.
Umar Ra bertanya kepada Salman Ra, ”
Apakah aku ini seorang raja atau khalifah?”
Salman menjawab,” Jika engkau memungut
pajak dari hasil bumi kaum muslimin senilai satu dirham saja atau kurang dari
itu atau lebih, kemudian engkau peruntukkan pada yang bukan haknya, maka engkau
adalah seorang raja, dan bukan khalifah.
…..
Rasulullah SAW telah meletakkan kepada
manusia, sesuai perintah Allah SWT, mengenai syariat dalam perkara harta benda,
mustahil ditemui lebih adil dari sistem Islam. Dengan berdasarkan kepada
syariat Islam, maka harta benda seseorang tidak akan dipungut Negara kecuali
dengan jalan yang adil, dan seseorang pun akan memiliki sesuatu harta benda
dengan cara yang hak dan adil pula.
Sebelum muncul syariat ini, didunia tidak
pernah muncul satu teori pun yang adil dan relevan untuk mengatur perkara hak
milik ini, tidak satupun dijumpai teori hukum yang adil pula mengenai perpajakan.
Ketahuilah moto para pemerintah sebelum
Islam (Jahiliyah) adalah Pajak, sementara moto pemerintahan Islam adalah
Hidayah berupa optimalisasi zakat.
Dr Alfred J Butler menulis tentang
pemerintahan Romawi di Mesir, ” Pemerintahan Romawi di Mesir tidak punya
sasaran lain kecuali merampas harta benda milik rakyat untuk disajikan kepada
penguasa sebagai harta rampasan. Tidak pernah terlintas dalam benak mereka
untuk menjadikan pemerintahan sebagai sarana mewujudkan kemakmuran rakyat,
meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, mendidik SDM nya atau memperbaiki
urusan sumber sumber rezeki mereka. Corak pemerintahan orang orang asing yang
hanya mengandalkan kekerasan dan tidak pernah mengenal rasa belas kasihan
kepada rakyat yang dipimpinnya.”
Beliau juga menulis tentang kondisi
Persia selama dibawah dinasti Sassania, Para pemungut pajak itu tidak jauh dari
tipu daya dan merampas harta benda rakyat dalam menaksir pajak pajak yang harus
ditunaikan. Apa yang pernah dilakukan Kisra Anussyirwan dalam merenovasi sistem
keuangan pada zamannya, lebih menguntungkan kepentingan keuangan istana
daripada kepentingan rakyatnya. Rakyat jelata masih terus hidup dalam kebodohan
dan kemelaratan seperti sebelumnya. Terlebih lagi kaum petani yang mengalami
penderitaan dan kesengsaraan yang kelewat batas. Para petani tidak diizinkan
pindah dari ladang ladang kaum bangsawan, dipekerjakan dengan kecil, serta
dibebani semua pekerjaan berat.
Begitulah bila pajak diberlakukan untuk
kaum Muslimin, sebagai salah satu indikasi dan memperjelas bahwa siapakah
pemimpin itu adalah berperan sebagai Khalifah Allah atau hanyalah seorang raja,
seperti raja raja yang telah berlalu tanpa memberikan keadilan dan
kesejahteraan bagi rakyatnya. —- Said Hawwa, Ar Rasul
Sumber: eramuslim.com
0 comments:
Post a Comment