Berebut Iklan di Seputar Adzan

Posted by KahfiMedia Wednesday, July 31, 2013 0 comments


Ramadhan selalu membawa keberkahan, bagi siapapun yang mendedikasikan aktivitas ibadah dan perilaku kesehariannya dalam mencapai takwa. Tapi bukan itu saja, ramadhan tak lupa menyimpan beragam keuntungan bagi orang awam bahkan tak beriman sekalipun. Lihat saja ulah para spekulan yang tiba-tiba meninggikan harga pangan memanfaatkan syahwat konsumerisme sebagian umat Islam yang tak terbendung di bulan ini. Memuaskan lidah dan perut setelah seharian menahan lapar dahaga. Seperti lupa sebuah adagium umum, makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan.

Beralih ke layar kaca, media yang banyak dikelola orang yang memburu rating dan berujung iklan dan uang. Menepikan nilai-nilai moral, etika serta norma agama. Apapun akan dilakukan demi menumpuk pundi keuntungan. Di bulan ini mereka akan berubah tampil seislami mungkin. Bukan karena ancaman Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebab mereka bak macan tak bertaring yang mudah diakali. Lebih karena dengan tampil Islami berharap dapat meraih hati kaum muslimin. Rating naik dan iklan semakin membaik, keuntungan melimpah pun dapat dipetik.

Saat magrib menjadi saat paling dinanti kaum muslimin. Adzan yang ditayangkan di televisi menjadi penanda datangnya waktu berbuka. Tidak heran bila kaum muslimin yang biasa memindah chanel saat adzan, kini justru menanti dan mencarinya. (Sssstt, pada hari biasa beberapa stasiun tv swasta tidak menayangkan adzan magrib di Yogyakarta di antaranya, glxbal, sxtv, dan rxti). Para pemasang iklan tahu betul akan hal ini, maka mereka berlomba memasang iklan di seputar adzan. Tak tanggung-tanggung presiden SBY pun ikut berebut iklan di seputar adzan.

Tahun ini memang agak berbeda, jika tahun sebelumnya lebih banyak iklan produk-produk konsumsi, tahun ini iklan partai politik  dan petinggu partai politik begitu membanjir. Memang tidak ada yang salah, selama mereka mampu membayarnya. Hanya saja kita bisa membaca arah yang hendak mereka capai, agar memilih mereka di 2014. Jika menang mereka akan berusaha mencari gantinya dengan menggunakan kekuasaan yang dimiliki.


Berebut iklan di seputar adzan, membaikan citra diri dan membelanjakan harta simpanan. Jika saja uang belanja iklan itu diberikan untuk menyantuni anak yatim, menolong dan memberi makan orang miskin tentu sebuah perubahan akan tercipta bukan hanya tersia-sia terbuang di udara. [eko]

0 comments:

Post a Comment

Terbanyak Dibaca

Sosok

Risalah

Catatan

Kabar

Halaman Dilihat