Bercanda dengan Menyebut Nama Allah, Al Qur’an, atau Rasulullah
Friday, September 20, 2013
0
comments
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Dan jika kamu tanyakan kepada
orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan) tentulah mereka akan
menjawab : “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”
Katakanlah, “Apakah dengan Allah,
ayat-ayatNya dan RasulNya kalian selalu berolok-olok ?”
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu
telah kafir sesudah beriman…” (QS. At Taubah, 65 – 66)
Masalah yang sangat penting sekali, bahwa
orang yang bersenda gurau dengan menyebut nama Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya
adalah kafir. Ini adalah penafsiran dari ayat diatas, untuk orang yang
melakukan perbuatan itu, siapapun dia.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin
Kaab, Zaid bin Aslam, dan Qatadah, suatu hadits dengan rangkuman sebagai
berikut:
Bahwasanya ketika dalam peperangan Tabuk,
ada seseorang yang berkata, “Belum pernah kami melihat seperti para ahli
membaca Al Qur’an (qurra’) ini, orang yang lebih buncit perutnya, dan lebih
dusta mulutnya, dan lebih pengecut dalam peperangan.”
Yang dimaksud adalah Rasulullah
Shallallahu ’Alaihi wa Sallam dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur’an.
Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya,
“Kau pendusta, kau munafik, aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah!”
Lalu berangkatlah Auf bin Malik kepada
Rasulullah untuk memberitahukan hal ini kepada beliau, akan tetapi sebelum ia
sampai, telah turun wahyu kepada beliau.
Dan ketika orang itu datang kepada
Rasulullah, beliau sudah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya, maka
berkatalah ia kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda
gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang yang mengadakan perjalanan untuk
menghilangkan penatnya perjalanan.”
Kata Ibnu Umar, “Sepertinya aku melihat
orang tadi berpegangan sabuk pelana unta Rasulullah, sedang kedua kakinya
tersandung-sandung batu, sambil berkata, “Kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain main saja.””
Kemudian Rasulullah bersabda kepadanya, “Apakah dengan Allah,
ayat-ayatNya, dan RasulNya kamu selalu berolok olok.”
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
mengatakan seperti itu tanpa menengok, dan tidak bersabda kepadanya lebih dari
pada itu.
Di sini dapat diambil pelajaran, ada
perbedaan yang sangat jelas antara menghasut dan setia Allah dan RasulNya. Dan
melaporkan perbuatan orang-orang fasik kepada Waliyul Amr untuk mencegah
mereka, tidaklah termasuk perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada
Allah dan kaum Muslimin seluruhnya.
Juga pelajaran, ada perbedaan yang cukup
jelas antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan bersikap tegas terhadap
musuh-musuh Allah. Tidak setiap permintaan maaf dapat diterima karena ada juga
permintaan maaf yang harus ditolak, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini.
Sumber: fimadani.com
0 comments:
Post a Comment