Pohon Keberkahan…
Monday, October 28, 2013
0
comments
Oleh : Muhaimin Iqbal
Lebih dari 1400 tahun sebelum era power
point dan kemudian multimedia lahir, Allah telah mengajari kita melalui
visualisasi yang subhanallah – sangat indah dan sangat efektif. Di bumi Arab
yang umumnya tandus dan gersang – sangat jarang pepohonan, Allah sudah
menggambarkan bahwa orang-orang yang bersama Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam adalah seperti pohon dengan tunas yang kuat dan besar lagi lurus –
tanaman yang menyenangkan hati bagi yang melihatnya.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari
karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari
bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya;
tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS 48:29).
Kini, kurang dari setahun menjelang
Pemilu Legislatif dan Pemilu Eksekutif
tentu sangat banyak tokoh yang
mendatangi rakyat sampai pelosok-pelosok, mereka akan berlomba menjanjikan
kemakmuran. Itu semua bisa jadi bohong belaka – seperti yang sering terjadi
selama ini – jadi rakyat seperti kita-kita tidak perlu banyak berharap.
Tetapi ada satu janji yang tidak pernah
berbohong karena Dia yang berjanji adalah juga Dia Sang Maha Kuasa untuk merealisasikan
janjiNya. Kalau dia menjanjikan keberkahan yang lebih dari sekedar kemakmuran
duniawipun – pasti Dia akan tepati janjiNya.
Maka dengan visualisasi yang dicontohkan
oleh Yang Maha Tahu ini pula kita bisa membangun keberkahan bagi umat ini
melalui petunjuk-petunjukNya. Seperti
sebuah pohon, keberkahan itu hanya bisa dibangun di atas ‘akar’ yang sangat
kuat masuk dalam ke tanah. ‘Akar’ ini adalah iman dan takwa sebagaimana
janjiNya berikut :
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS 7:96)
Ayat ini adalah kalimat jika dan hanya
jika, artinya adalah keberkahan hanya hadir jika ada keimanan dan ketakwaan –
dan juga sebaliknya, jika tidak ada keimanan dan ketakwaan – maka keberkahan
itupun tidak hadir.
Pohon Keberkahan
Keimanan dan ketakwaan inipun bukan hanya
yang ada di dalam hati dan juga sekedar diucapkan, tetapi haruslah menumbuhkan
amal shaleh berupa perbuatan nyata – mengatasi hal-hal konkrit yang ada di
masyarakat. Bukanlah pohon namanya bila dia hanya memiliki akar tetapi tidak
memiliki batang, maka demikian pula – tidak sempurna keimanan dan ketakwaan
yang tidak diwujudkan dalam bentuk amal shaleh. Ketika Imam Al-Baihaqi-pun
menjelaskan 77 aplikasi iman, selain amalan hati dan lisan – yang terbanyaknya
justru amal perbuatan nyata kita di masyarakat.
Maka itu pula yang dijanjikan oleh Allah,
bahwa yang dijanjikan pasti akan dijadikannya pemimpin atau khalifah di muka
bumi inipun adalah orang yang beriman dan beramal shaleh.
“Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS 24 :55)
Amal shaleh yang didasari oleh keinginan
untuk memperoleh ampunan Allah dan karuniaNya – dan bukan didasari oleh
ketakutan atas kemiskinan yang kemudian membuat orang rela berbuat jahat (QS 2:268) – inilah yang kemudian melahirkan
cabang-cabang amal shaleh yang spesifik sesuai jamannya.
Cabang-cabang yang tumbuh dari niat amal
shaleh yang tulus dan didasari oleh ‘akar’ iman dak takwa yang kuat, pastilah
menjadi cabang-cabang yang berkarakter kuat – sama dengan karakter akar dan
pohonnya.
Maka demikianlah cabang-cabang amal itu
bisa muncul dalam berbagai bidang kehidupan, bisa mengatasi berbagai masalah –
tetapi benang merah karakternya tetap sama yaitu amal shaleh yang didasari
keimanan dan ketakwaan.
Beberapa di antara cabang-cabang amal
shaleh yang sudah kami identifikasi urgensinya di jaman ini antara lain
adalah sebagai berikut :
Amal shaleh di bidang SDM, negeri yang dikaruniai Allah kekayaan
sumber daya alam yang subhanallah ini nampaknya masih salah urus. Belum nampak
tanda-tanda kemakmuran apalagi keberkahan di negeri ini. Maka perbaikan
kwalitas SDM, khususnya pada pembangunan karakter Iman – perlu mendapatkan
prioritas.
Amal shaleh di bidang pendidikan,
generasi yang akan datang – generasi anak cucu kita haruslah lebih baik, lebih
makmur dan lebih berkah kehidupannya ketimbang generasi kita saat ini. Untuk
ini jalan terbaiknya adalah memperbaiki jalur pendidikan. Pendidikan keimanan
dan ketakwaan haruslah menjadi prioritas bagi anak-anak di usia dini – bukan
pendidikan lainnya.
Amal shaleh bidang kesehatan, SDM dan
generasi yang kuat keimanan dan ketakwaannya – juga harus kuat secara fisik
atau jasmaninya. Bukan hanya harus ada system pengelolaan kesehatan yang
berkarakter iman dan takwa, tetapi juga harus ada asupan makanan yang cukup
memenuhi seluruh kebutuhan kita untuk hidup dan tumbuh berkembang.
Amal shaleh bidang industri/pertanian,
kebutuhan pokok kita untuk hidup , tumbuh dan berkembang secara baik – hanya
akan terpenuhi bila bidang-bidang industri dan pertanian juga dijalankan dan
digerakkan oleh amal shaleh yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan.
Petunjuk detil untuk amal shaleh yang satu ini – khususnya bidang pertanian –
sangat banyak ditemukan di ayat-ayat dalam KitabNya seprti yang sudah banyak
dikutib di situs ini.
Amal shaleh dalam pengelolaan pasar,
sarana untuk memakmurkan umat secara luas – bukan hanya sebagian saja – ini
hanya bisa disediakan bila para pemimpin menyediakan pasar yang adil untuk
rakyatnya. Pasar yang tidak dipersempit sehingga semua orang bisa jual beli
secara leluasa, dan pasar yang tidak dibebani biaya-biaya – sehingga rakyat
yang tidak mampu-pun harus bisa memiliki peluang untuk berjualan di pasar.
Amal shaleh dalam bidang pengelolaan
Sumber Daya Alam, SDA adalah amanah untuk dimakmurkan - dan bukan warisan kita yang bisa kita
perlakukan semena-mena. Pengelolaan SDA ini harus benar-benar mengikuti
petunjuknya sehingga kita tidak terjerumus pada perbuatan yang dikategorikan
sebagai berbuat kerusakan di muka bumi (QS 2:205).
Lebih jauh SDA yang melimpah di sekitar
kita, menuntut kesanggupan kita untuk menerima amanahNya yang telah menjadikan
kita dari bumi ini dan menjadikan kita pula pemakmurnya (QS 11:61). Bila kita
tidak sanggup melaksanakan perintah ini, bila kita berpaling – maka Dia akan
mengganti kita dengan kaum yang lain yang tidak seperti kita (QS 47:38).
Amal shaleh dalam pengelolaan kapital
atau modal, Allah mengkaitkan langsung antara perbuatan meninggalkan riba
dengan keimanan dan ketakwaan kita. Sumber daya modal ini begitu pentingnya
dalam menopang amal shaleh kita yang lain, betapa kacaunya dunia bila sumber
daya yang seharusnya menjadi seperti air yang mengalir ke seluruh bagian pohon
ini – ditahan atau dijebak untuk mengumpul di salah satu bagiannya saja – pastilah
bagian pohon yang lain akan mati kekeringan.
Itulah mengapa riba sangat diharamkan
bagi orang beriman, dan hanya orang yang tidak beriman yang tidak meninggalkan
riba sebagaimana ayat berikut : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman.” (QS 2:278)
Tentu ‘cabang-cabang’ amal shaleh
tersebut akan terus tumbuh sesuai dengan kebutuhannya. Seperti pula pada pohon
, batang ‘amal shaleh’ yang tumbuh terus
akan menumbuhkan cabang-cabang baru. Demikian pula petunjuk itu, setelah datang
satu petunjuk akan terus bertambah petunjuk-petunjuk berikutnya – maka jangan
kawatir tentang memulainya dari mana, dari mana saja bisa - mulailah.
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk,
Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan)
ketakwaannya.” (QS 47 : 17)
Mungkin Anda bertanya, lho di
negeri-negeri orang tidak beriman, di negeri-negeri yang system keuangannya
full ribawi – kok mereka malah lebih makmur dari kita sekarang ini ?.
Untuk ini jawabannya ada di hadits
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berikut :
“Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi
kebaikan orang mukmin yang diberikan di dunia dan akan dibalas di akhirat,
sedangkan orang kafir diberi makan karena kebaikan-kebaikan yang dikerjakannya
di dunia, bagi Allah Allah tidak ada amal kebaikan mereka yang bisa dibalas di
akhirat” (HR Muslim).
Jadi jangan terpukau kita dengan
kemakmuran hedonis sementara negeri-negeri kapitalis ribawi, kita punya cara
sendiri untuk meraih kemakmuran itu – bahkan lebih dari sekedar kemakmuran
duniawi, tetapi keberkahan kehidupan di dunia dan di Akhirat. InsyaAllah.
Sumber: geraidinar.com
0 comments:
Post a Comment