Semoga Buya Syafi'i Ma'arif bisa Muhasabah
Monday, October 28, 2013
0
comments
Setelah
saya membaca tulisan Buya Ahmad Syafi’i Maarif di Resonansi Republika berjudul
"AIPAC dan Krisis Suriah (II)"
terbit tanggal 1 Oktober 2013 untuk kali ini saya terkesima sekaligus terkejut
betapa berlebihan dan kejamnya beliau mengungkapkan pendapat atau pemikiran
dengan kata dan kalimat yang kasar seperti “Buang saja iman itu dan mari kita
beramai-ramai untuk saling membunuh sambil menanti azab Allah yang lebih
dahsyat”. Na’udzubillahi min dzalik, maksudnya adalah melihat kondisi yang
terjadi di Timur Tengah.
Ironisnya
lagi beliau sebagai mantan Ketua Umum Muhammadiyah ini juga mencela Arab Saudi
yang dinilai sibuk mengekspor ajaran Wahabisme keseluruh penjuru bumi yang
menyulut perpecahan di mana-mana, apa iya karena mengikuti paham Wahabi?
Yang
saya ketahui di Indonesia alumni dari Arab Saudi khususnya dari Universitas
Islam Madinah banyak berkiprah di pemerintahan seperti Dr. Salim Segaf Aljufri,
Menteri Sosial RI, Dr. Hidayat Nur Wahid mantan ketua MPR RI, Bachtiar Nasir Lc
yang menjabat sebagai Sekretaris Majelis Ulama Muda Intelektual yang notabene
adalah pengurus pusat Muhammadiyah dan masih banyak yang lain.
KH.
Ahmad Dahlan sendiri mendirikan Ormas Islam Muhammadiyah pada tahun 1912
merupakan gerakan pembaharuan yang dibawa dari Arab Saudi yang dipelopori oleh
Muhammad Abduh, Jamaluddin al-Afgani, Rasyid Rida yang sebelumnya dipengaruhi
oleh munculnya aliran pembaharuan.
Bahkan
tema sentral gerakan ini adalah ‘kembali pada al-Quran dan Hadits yang
mempunyai pengaruh sangat luas.’ Gerakan ini menolak taqlid buta serta
menjadikan al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan menentang
segala hal yang berbau tahayul, bid’ah dan khurafat atau yang dikenal di
Muhammadiyah gerakan TBC.
Terinspirasi
dari paham inilah KH. Ahmad Dahlan mempelopori berdirinya Muhammadiyah sebagai
gerakan pembaharu ajaran Islam di antara misinya adalah memberantas TBC.
Tapi
mengapa sekarang Buya Syafi’i berbicara seperti itu apalagi dengan ungkapan
bahasa yang sungguh tidak mendidik?
Dengan
segala hormat saya mohon Buya Syafi’i untuk melakukan Muhasabah.*
Muhammad Hafri
Kenanga III no. 52 Rt.04 Telanaipura
Jambi
Sumber: hidayatullah.com
0 comments:
Post a Comment