5 Pusat Perkembangan Syiah di Pulau Jawa
Sunday, April 27, 2014
0
comments
Dari
buku panduan ‘Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia’ yang
diterbitkan MUI pada November 2013 ini, organisasi Ulama yang diakui pemerintah
tersebut menyebutkan bahwa ajaran Syiah telah menyebar hampir di seluruh
nusantara. Akan tetapi, kata MUI, secara umum pusat kegiatan ajaran Syiah
terkonsentrasi di pulau Jawa.
Dari
kajian dan penelitian yang dilakukan MUI terdapat lima poros kegiatan Syiah di
pulau Jawa. Berikut lima poros kegiatan yang disebutkan MUI dalam buku panduan
tersebut:
1.Pertama:
Poros Jakarta di Islamic Cultural Center (ICC).
Lembaga
yang awalnya bernama Islamic Center Jakarta ini beralamatkan JL. Buncit Raya
KV. 35, Pejaten Barat, Jakarta Selatan. ICC secara structural berada di bawah
kendali atase kebudayaan kedubes Iran, lembaga dengan alamat website
www.icc-jakarta.com itu diyakini sebagai pusat kendali operasi kegiatan Syiah
di Jabodetabek, bahkan di Indonesia.
Lembaga
yang digagas oleh tokoh-tokoh Syian Nasional, seperti Jalaludin Rahmat, Haidar
Bagir dan Umar Shabat tersebut sering menggelar berbagai kegiatan Syiah. Di
antara kegiatan yang sering digelar lembaga yang secara struktur dipimpin
Mohsen Hakimollahi itu, seperti perayaan Asyura 10 Muharram, Arbain Imam
Hussain dan peringatan Revolusi Iran.
Adapun
di antara ustadz yang tercatat sebagai dai ICC, sebagaimana disebutkan MUI,
adalah Umar Shahab, Husein Shahab, Muhsin Labib, Abdullah Beik, Mahdi Alaydrus,
Musa Kadzim, Ahmad Helmi dan Salman Parisi. ICC juga memiliki tim khusus untuk
menangani penyebaran ajaran mereka melalui media online.
2.Kedua:
Poros Pekalongan-Semarang.
Di
kota batik, pusat penyebaran ajaran Syiah berada di ponpes Al-Hadi Pekalongan
yang beralamat di Jl. Agus Salim, Gang 5, no.4, rt 1/3, kelurahan Klego,
Pekalongan, Jawa Tengah. Meskipun pesantren tersebut telah didirikan sejak
1988, akan tetapi sebagian masyarakat tidak mengetahui keberadaan ponpes yang
dipimpin oleh Ahmad Baraqbah dan Thoha Musawa itu. Tidak ada plang nama yang
menunjukkan tempat itu adalah ponpes Al Hadi.
Sementara
itu di ibukota provinsi Jawa Tengah, penyebaran ajaran Syiah berpusat di
mushalla Al Husainiyah, Nurul Tsaqalain yang terletak di Jl. Boom Lama, no. 2,
Semarang Utara. Bahkan, para pengikut Syiah di Semarang secara terang-terangan
melaksanakan ritual shalat Jum’at ala Syiah di mushallah yang dikelola yayasan
Nurut Tsaqalain pimpinan Achmad Alatas tersebut.
3.Ketiga:
Poros Yogyakarta.
Di
kota pelajar tersebut, kegiatan ajaran Syiah dimotori oleh Yayasan Rausyan
Fikr. Menurut MUI, yayasan Rausyan Fikr sangat agresif dalam menggelar
kegiatan-kegiatan yang bertujuan menyebarkan faham Syiah. Di Jogja juga
terdapat organisasi Al Amin yang dimotori oleh para pemuda Alawiyin (Syiah).
Akan tetapi, organisasi yang dibentuk dari ajang silaturrahmi antar perkumpulan
Sayyid dan Syarifah itu enggan mengakui dirinya Syiah.
4.Keempat:
Poros Bangil dan Pasuruan.
Bisa
dikatakan, Bangil adalah poros utama tersebarnya faham Syiah di Indonesia.
Pasalnya, hampir semua tokoh muda Syiah di Indonesia yang berusia 40-50 tahun
pernah mengenyam pendidikan di ponpes YAPI (Yayasan Pendidikan Islam) Bangil,
Pasuruan, Jawa Timur tersebut.
YAPI
Bangil didirikan oleh Husein bin Abu Bakar Al Habsyi pada 21 Juni 1976. Tak
hanya pesantren, yayasan itu juga menggelar pendidikan terpadu dari mulai taman
kanak-kanak hingga jenjang perguruan tinggi.
Di
Pasuruan, poros kegiatan ajaran Syiah berada di bawah naungan yayasan Al Itrah.
Yayasan yang pertama kali didirikan oleh Ali Umar Al Habsyi dan Sayyid Abdullah
Al Haddad itu berdiri sejak 1996 silam. Meskipun kegiatannya sempat mati Suri
selama beberapa tahun, namun pada 2006 yayasan tersebut kembali aktif dan
membentuk pengurusan baru di bawah pimpinan Ali Ridho Assegaf.
5.Kelima:
Poros Bandung.
Motor
penggerak utama Syiah di kota Kembang adalah Jalaludin Rakhmat, melalui
organisasi Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI). Dari semua organisasi
dan lembaga Syiah di Indonesia, IJABI merupakan organisasi yang sayapnya sudah
menyebar ke seluruh Indonesia, sampai tingakat kecamatan.
Selain
Ijabi, di Bandung juga terdapat yayasan dan lembaga Syiah lainnya yang cukup
aktif, seperti Al Jawwad dan Yayasan Sepuluh Muharram (YPM). Sementara di
pendidikan, Syiah Bandung memiliki yayasan Muthahhari yang mengelola pendidikan
unggulan di Bandung. Selain menawarkan pendidikan gratis untuk warga miskin,
yayasan Muthahhari juga menyelenggarakan pendidikan yang dikelola secara
komersial dengan biaya yang cukup mahal. (iz/koepas)
Sumber: http://muslimina.blogspot.com dengan
pengubahan judul
0 comments:
Post a Comment