Mengapa Yahudi dan Nasrani Tidak Mengakui Nabi Muhammad?
Sunday, November 9, 2014
0
comments
Mengapa
Yahudi dan Nasrani tidak mengakui Nabi Muhammad SAW, padahal dalam kitab suci
mereka dan para ‘ulama di kalangan mereka terdahulu telah memberitakan
datangnya Nabi akhir zaman? Sebetulnya kaum Yahudi dan Nasrani, juga
menunggu-nunggu datangnya nabi akhir zaman. Setelah Nabi Musa dan Isa. Hanya saja
mereka berharap Nabi itu datang dari kalangan mereka yakni Bani Israil, seperti
Nabi Yusuf hingga Nabi Isa.
Ternyata
Nabi yang mereka tunggu, yakni Nabi Muhammad, berasal dari keturunan Bani Ismail,
bangsa Arab. Inilah yang menyebabkan mereka merasa iri dan dengki. Pada masa
itu mereka selalu melecehkan dan merendahkan bangsa arab sebagai bangsa yang
tidak memiliki kitab suci, suka berbuat keji dan menyembah berhala. Maka mereka
tidak suka nabi akhir zaman itu berasal dari bangsa arab.
Sikap
dengkin Yahudi dan Nasrani ini tetap terpelihara hingga kini. Bahkan setelah
didatangkan kepada mereka bukti nyata akan mukjizat kenabian, mereka tetap saja
ingkar dan mendustakan Nabi Muhammad. Mereka meminta bukti nyata yang bisa
disaksikan secara indrawi. Tetapi Allah tidak mengabulkannya sebab itu tak akan
berguna, mereka akan tetap mendustakan Nabi Muhammad.
Sikap
yang sama juga ditunjukkan orang musyrik di Makkah. Mereka yang seharusnya
beruntung karena nabi akhir zaman berasal dari Suku Quraysi, bangsa arab. Ternyata
karena kesombongan mereka, tetap menolak Nabi Muhammad. Mereka pun meminta
tanda kenabian yang bisa ditangkap dengan indrawi.
“Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat
kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami
kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka[498], niscaya mereka tidak
(juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui.” (Al-An’am [6] : 111)
Berbagi
penolakan itu bukanlah menjadi penghalang untuk terus berdakwah. Sebab tugas
utama Rasul adalah sebagai penyampai risalah. Sedangkan berhasil atau tidaknya
usaha itu bukan lagi menjadi tanggung jawabnya. [e]
Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah,
edisi 20/99 Oktober 2014
0 comments:
Post a Comment