Adab Ketika Menerima Undangan

Posted by KahfiMedia Sunday, November 11, 2012 0 comments

Saya teringat salah satu artikel di Majalah Suara Muhammadiyah edisi lawas. Sebetulnya saya sudah berusaha mencarinya lagi untuk saya baca, tapi sayang sampai kini belum ketemu juga.
Meskipun di tengah menjamurnya fasilitas komunikasi yang semakin beragam, saya tetap menganggap undangan dalam bentuk kertas tertulis memiliki posisi strategis dalam organisasi, setidaknya dengan undangan itu akan menjalin silaturahim. Ketemu, minimal ketika mengantar undangan itu.



Dalam tulisan ringan itu disampaikan tentang bagaimana baiknya ketika menerima undangan. Seperti yang sering saya alami sendiri, berkaitan dengan undangan ini banyak hal yang sering saya anggap sepele padahal sangat penting.

Pertama, undangan yang datang sering mendadak. Bagi sebagian orang tentu ini menjadi kurang nyaman. Apalagi mereka yang memiliki agenda padat. Penyebabnya bisa macam-macam, entah bagian sekretaris yang memang mendadak dalam pembuatannya (ini yang sering terjadi pada saya J), atau pendistribusian yang tidak lancar. Kebiasaan titip-menitip kadang terkendala adanya kader yang kurang amanah. Akibatnya undangan tidak sampai ke tujuan. Entah kemana.

Kedua, urusan undangan mungkin dianggap tidak penting, sehingga sosialisasi tentang penomoran, format dan bentuk yang resmi menurut persyarikatan jarang dilakukan, akibatnya undangan pun sangat beragam nomor dan formatnya.

Ketiga, dari sisi penerima undangan. Karena saking terbiasanya menerima undangan, terkadang tidak mencermati isi undangan yang ada. Umumnya cukup melihat hari tanggal dan tempat acara. Padahal semestinya melihat semua isi undangan yang juga penting, seperti inti acara, atau tema, sehingga telah menyiapkan bahan untuk pertemuan. Atau memperhatikan catatan (NB) di bagian bawah undangan, yang mungkin menyebutkan hal-hal yang harus dibawa atau disiapkan.

Keempat, saat menerima undangan dan ternyata tidak bisa hadir. Ada baiknya memberikan kabar, melalui sms atau telepon tentang ketidakhadirannya. Ini penting, bagi sekretaris, ini bisa menjadi tanda bahwa undangan memang sudah sampai ke tujuan. Bagi kawan lainnya, konfirmasi ini memberikan sinyal bahwa yang bersangkutan masih memiliki keterikatan dengan persyarikatan. Tidak bisa hadir karena ada kepentingan lain.

Demikian catatan tentang seluk-beluk undangan, yang saya pikir masih punya peran strategis dalam denyut nadi persyarikatan. Dalam Islam, menghadiri undangan dalam kebaikan termasuk salah satu yang dianjurkan untuk dihadiri. Kehadiran kita dalam acara persyarikatan bukan hanya dalam rangka memanfaatkan waktu tetapi juga memberi semangat dalam persyarikatan. Muhammadiyah tidak hanya butuh orang yang pinter (pintar/cerdas) tetapi yang penting adalah kader yang kober (bisa meluangkan waktu). [eko]

0 comments:

Post a Comment

Terbanyak Dibaca

Sosok

Risalah

Catatan

Kabar

Halaman Dilihat