Muqoddimah Anggarah Dasar Muhammadiyah (Kader Muhammadiyah Wajib Baca)
Friday, November 9, 2012
0
comments
"Dengan
nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang
mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Penyayang; yang memegang pengadilan
pada hari kemudian; Hanya kepada Kau hamba menyembah dan hanya kepada Kau hamba
mohon pertolongan; Berilah petunjuk kepada hamba jalan yang lempang; Jalan
orang-orang yang telah Kau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak
tersesat lagi". (al-Qur'an surat al-Fatihah).
"Saya
ridha, bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada Muhammad
Rasulullah Shallal ahu 'alaihi wasallam”.
1. Amma ba'du, Bahwa sesungguhnya
ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Bertuhan dan ber¬ibadah serta
tunduk dan ta'at kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas
tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
2. Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah
(hukum qudrat-iradat) Allah atass kehidupan manusia.
3. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai,
makmur dan bahagia hanyalah dapat diujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran,
persaudaraan dan gotong-royong bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum
Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pada pengaruh syaitan dan hawa nafau.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan
berjiwa suci, adalah satu-satunya Pdcok hukum dalam masyarakat yang utama dan
sebaik-baiknya.
4. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih
dari pada hukum yang manapun juga, adalah kawajiban mutlak bagi tiap-tiap orang
yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Agama Islam adalah agama Allah yang
dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. dan
diajarkan kepada unmatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia
dan akhirat.
5. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat
yang bahagia dan sentosa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang,
terutama ummat Islam, ummat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian,
wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu; beribadah kepada Allah
dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan mempergunakannya
untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang kurni-tulus dan
ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan
ridla-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung-jawab di hadlirat Allah atas
segala perbuatannya; lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati
menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau
rintangan yang menghalangi pekerjaannya dengan penuh pengharapan akan
perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
6. Untuk melaksanakan terwujudnya
masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah dan didirong
oleh firman Allah dalam al-Qur'an :
"Adakanlah
dari kamu sekalian golongan yang mengajak kepada keIslaman, menyuruh kepada
kebaikan dan mencegah dari pada keburukan. Mereka itulah-golongan yang
beruntung berbahagia". (al-Qur'an surat Ali 'Imran ayat 104)
Pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah oleh
Almarhum K.H.A. Dahlan didirikanlah suatu Persyarikatan sebagai "GERAKAN
ISLAM' dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan majlis-majlis
(Bagian-bahgian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan
"syura" yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
atau Muktamar.
7. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan
kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya,
Nabi Muhamnad saw, guna mendapatkan karunia dan ridla-Nya, di dunia dan
akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai
nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan :
"Suatu
negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang
Maha Pengampun".
Maka
dengan Muhammadiyah ini mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu
gerbang Syurga "Jannatun Na'imi' dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan
Rahim.
D. TAFSIR
Sebelum
memasuki keterangan secara terperinci, terlebih dahulu perlu diketahui bahwa
apabila Muqaddimah tersebut di atas disimpulkan, maka akan didapatkan tujuh
pokok pikiran, yaitu :
Pertama: Hidup manusia harus mentauhidkan Allah;
ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah
Kedua: Hidup manusia adalah bermasyarakat
Ketiga: Hanya hukum Allah satu-satunya hukum Yang dapat
dijadikan sendi pembentuk pribadi utama, dan mengatur tertib hidup bersama
menuju kehidupan berbahagia-sejahtera Yang hakiki dunia dan akhirat
Keempat: Berjuang menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benar¬nya
adalah wajib sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan kepada sesama
manusia
Kelima: Perjuangan menegakkan dan menjunjung
tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benar¬nya
hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad saw
Keenam: Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan
di atas hanya dapat dicapai apabila dilaksanakan dengan cara berorganisasi
Ketujuh: Seluruh perjuangan memadu ke satu
titik tujuan Muhammadiyah, yakni "Terwujudnya masyarakat Utama, adil dan
makmur yang diridlai Allah Subha¬nahu wata'ala
Keterangan
pokok pikiran pertama :
"Hidup
manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan,
beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah".
Manusia
adalah salah satu makhluk Allah yang diberi kedudukan tertinggi di antara
makhluk-makhluk lainnya, dan ia dititahkan dengan disertai satu tujuan
tertentu. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kalau manusia menyesuaikan hidup
dan kehidupannya sejalan dengan maksud dan tujuan Allah menciptakannya dengan
cara mendasarkan seluruh hidupnya di atas dasar Tauhid, dalam arti hidup
ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah semata.
Manusia
harus percaya dan yakin dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa tidak ada sesuatu
apapun yang wajib disembah, tak ada sesuatu apapun yang pantas ditakuti, tidak
ada sesuatu apapun yang pantas dicintai, dan tidak ada sesuatu apaun yang
wajib ditaati serta diagung-agungkan kecuali hanya kepada Allah semata-mata. Kalaupun
di dalam hidupnya seseorang mesti mencurahkan rasa cinta ataupun kesadaran
mentaati sesuatu, maka keseluruhannya dilaksanakan dalam kerangka dasar
mencintai dan mentaati kepada Allah juga.
Dalam
surat Muhammad ayat 19 Allah berfirman : "Maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya tiada ada Tuhan kecuali Allah". Ayat ini selain berisi
penegasan tentang keberadaan Allah Yang Esa, juga memberikan rangsangan kepada
akal fikiran manusia agar dipergunakan sebaik-baiknya untuk menalar. Kalimat
"ketahuilah" mengandung makna bahwa manusia diperintahkan Allah
untuklmenggunakan fikiran dan kemampuan lainnya guna merenungkan dan
memikirkan berbagai kejahatan (mahluk) yang tergelar di alam semesta ini.
Manusia diperintahkan untuk membaca dan mengetahui berbagai rahasia alam
beserta segala isinya. Demikian juga ia diperintahkan untuk merenungkan
terhadap dirinya sendiri secermat-cermatnya. Renungan manusia yang didukung
oleh akal fikiran yang kritis disertai dengan pengamatan intuisi yang halus dan
tajam pasti akan membuahkan hasil semakin bertambah kuat keyakinannya bahwa
sesungguhnya seluruh jagat raya beserta "Segala isinya ini adalah mahluk
Allah, diciptakan dengan perencanaan dan bertujuan.
Manusia
yang telah mencapai tingkat keyakinan atau iman yang didapatkan lewat perpaduan
antara ajaran wahyu dengan penemuan akalnya (ra'yu) akan melahirkan kehidupan
yang damai, tenang dan pasrah sepenuhnya ke haribaan Allah swt. Dan hidup
serupa inilah Yang dapat dinyatakan sebagai hidup yang telah selaras dengan
kehendak Ilahi, seperti diterangkan dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 :
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar supaya mereka
beribadah kepadaKu".
Pengabdian
diri semata-mata hanya kepada Allah, yang pangkalnya digerakkan dan disinari
oleh iman yang kokoh, akan melahirkan amal ibadah yang ikhlas, dan bersih,
serta dilaksanakan penuh ketaatan semata-mata hanya mengharapkan ridlaNya.
Surat al-Bayyinah ayat 4-5 menerangkan bahwa ."tidaklah mereka
diperintahkan (sesuatu apapun) kecuali agar supaya mereka menghambakan diri
kepada Allah, dengan menRikhlaskan agama semata-mata untuk Allah juga.
Pengertian
Ibadah.
Di
atas telah ditegaskan bahwa seseorang yang hidup dan kehidupannya telah
terhunjam cahaya iman yang kokoh pasti akan terlihat secara jelas dalam seluruh
sikap hidupnya, sikap yang penuh pasrah dan tawakkal kepada Allah. la terlaihat
secara nyata sikap hidup seluruhnya diarahkan untuk beribadah kepada-Nya.
Sebaliknya tidak diketemukan pada dirinya satu saatpun dalam perbuatannya yang
tidak bernilai ibadah.
Kalau
demikian halnya, bagaimana pengertian ibadah yang dapat diterapkan dalam setiap
langkah dan tindakan manusia sepanjang hari? Dalam hal ini Majlis Tarjih telah
memberikan batasan pengertian ibadah sebagai berikut : "Ibadah ialah
taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah, dengan jalan mentaati segala
sesuatu yang diizinkan kepadanya".
Dari
batasan seperti di atas, akhirnya pengertian ibadah dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
a. Ibadah khusus atau ibadah mahdlah,
yakni ibadah yang telah ditetapkan secara pasti oleh Allah, baik perinciannya,
tingkah dan tata caranya, misalnya ibadah shalat, ibadah shiyam, ibadah hajji,
bersesuci.
b. Ibadah 'Aam atau ibadah umum, yakni
segala pekerjaan yang telah diizinkan Allah untuk dilakukannya.
Adapun
maksud dan tujuan ibadah Umum ini ialah untuk mengemban amanat Allah berupa
kesediaan melaksanakan misi khalifah di atas bumi yang tugas utamanya ialah :
a. Membangun kemakmuran dan kesejahteraan
hidup umat manusia.
b. Menciptakan perdamaian dan ketertiban
masyarakat dunia.
Dua
tugas utama di atas adalah merupakan kesimpulan yang dapat diangkat dari
ajaran al-Qur'an, khususnya dari surat al-Ahzab ayat 72 dan al-Baqarah ayat 30.
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan satu amanat kepercayaan kepada para
penghuni langit, juga kepada bumi serta kepada gunung-gunung, maka mereka
enggan dan merasa takut memikul amanat tersebut. Dan akhirnya manusialah yang
menerimanya. Sungguh manusia itu sangat dhalim lagi bodoh". (al-Ahzab :
72) "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat (ketika telah
siap menciptakan manusia) : Sesungguhnya Aku akan membuat khalifah di atas
bumi. Para malaikatpun bersembah : Benarkah Tuhan akan menciptakan khalifah di
atas bumi ? - orang yang akan berbuat kerusakan serta menumpahkan darah di
dalamnya?”. (al-Baqarah : 30) Pada ayat yang terakhir ini malaikat
memperkirakan dua perbuatan manusia yang paling menonjol, yaitu meruaah bumi
dan menumpahkan darah. Jelas dua bentuk perbuatan seperti di atas bukannya
yang akan dilakukan oleh seorang khalifah Allah, tetapi sebaliknya justru
kebalikan dari dua hal itulah yang menjadi tugas utamanya. Artinya tugas
khalifah Allah adalah menjauhkan diri dari perbuatan yang dapat merusakkan
kelestarian bumi, dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjauhkan hal-hal
yang dapat mendatangkan bencana pertumpahan darah antar sesama umat manusia.
Tegasnya
hidup beribadah yang sepenuhnya ialah hidup bertaqarrub kepada Allah digunakan
untuk menu¬naikan amanat-Nya sebagai khalifah di bumi dengan mematuhi segala
ketentuan yang menjadi peraturan-Nya, yang secara tegas telah diuraikan dalam
al-Qur'an dan as-Sunnah yang shahih.
Menurut
faham Muharmradiyah, ibadah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim tidaklah
semata-mata hanya yang bersifat hubungan langsung antara manusia dengan Allah
seperti tergambar dalam ibadah shalat atau shiyam, melainkan juga berbuat dan
membangun kesejahteraan serta perdamaian di antara sesama umat manusia dan
masyarakat. Bagi Muhammadiyah, amal ibadah yang sifatnya umum adalah merupakan
kelengkapan dan kesempurnaan amal ibadah yang langsung kepada Allah. Seseorang
yang telah menyatakan dirinya sebagai seorang Islam belum dianggap lengkap dan
sempurna agamanya kalau hanya sekedar menjalankan pokok-pokok yang tersimpul
dalam rukum Islam yang lima. la masih dituntut kesempurnaannya lewat penunaian
misi yang dipangkunya selaku khalifah Allah yang keseluruhannya demi membangun
dunia baru yang damai dan sejahtera di bawah naungan ridha dan ampunan Allah.
Keterangan pokok pikiran kedua :
"Hidup
manusia adalah bermasyarakat".
Hidup
bermasyarkat bagi manusia adalah sunnatullah seperti ditegaskan oleh Allah
dalam surat al-Hujurat ayat 13 "Sesungguhnya Kami menjadikan engkau semua
dalam bentuk berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling
kenal-mengenal."
Secara
pengalaman telah diakui oleh para cerdik-cendekiawan, bahwa kehidupan manusia
selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia didorong berbagai dorongan,
seperti dorongan spirituil, dorongan intelektuil, dorongan biologis, ataupun
dorongan harga diri. Karena kenyataan serupa itu Aristoteles memandang
manusia sebagai makhluk bermasyarakat (Zoon politikon ).
Islam
mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan berpribadi. Sekalipun
demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari hubungan sesama manusia,
bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia maka bagaimanapun
juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia tidak akan mempunyai nilai bila
sifat kehidupannya hanya semata-mata berguna bagi dirinya sendiri. Nilai
seseorang akan ditentukan oleh ukuran seberapa jauh ia memberikan pengorbanan
dan darma baktinya dalam upaya membina kelestarian hidup bersama. Jadi hanya
dengan hidup bermasyarakat terletak arti dan nilai kehidupan manusia.
Hubungan
pengertian antara pokok pikiran pertama dengan pokok pikiran kedua adalah erat
sekali karena adanya manusia berpribadi yang dilandasi dengan jiwa tauhid
merupakan unsur pokok dalam membentuk dan mewujudkan suatu masyarakat yang
baik, teratur lagi tertib.
Keterangan
pokok pikiran ketiga.
"Hanya
hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentukan pribadi
utama dan pengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan bahagia sejahtera yang
hakiki dunia dan akhirat."
Pendirian
pokok pikiran ketiga ini lahir dan kemudian menjadi keyakinan yang kokoh dan
kuat adalah sebagai hasil penelaahan dan pecnahaman terhadap ajaran Islam dalam
arti dan sifat yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu pokokpikiran ini
merupakan "bekal keyakinan dan pendangan hidup".
Agama
Islam merupakan ajaran-ajaran yang sangat sempurna serta mutlak nilai
kebenarannya. la merupakan petunjuk jiwa dan sebagai rahmat serta taufiq Allah
kepada manusiakuntuk meraih kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat. Surat Ali
Imran ayat 19 dan 85 menegaskan "Sesungguhnya agama yang ada di sisi Allah
hanyalah agama Islam, dan siapapun yang mencari agama selain agama Islain,
tidak akan diterima dan ia diakhirat termasuk golongan orang-orang yang
rugi."
Surat
al-Maidah ayat 3 menerangkan tentang kesempurnaan Islam: "Pada hari ini
telah Aku sernpurnakan agama untukmu dan telah Aku cukupkan pula nikmatKu
padamu, dan Aku merelakan Islam sebagai agamamu."
Definisi
agama (Addien) menurut keputusan Majlis Tarjih :
a. Agama Islam ialah sesuatu yang
disyari'atkan oleh Allah dengan perantaraan pada Nabi-Nya berupa perintah,
larangan serta tuntunan untuk meshlahatan hamba di dunia dan akhirat.
b. Agama Islam Nabi Muhammad ialah sesuatu
yang telah diturunkan oleh Allah dalam al¬Qur'an dan yang termaktub dalam
Sunnah yang shahih, berupa perintah, larangan serta tuntunan untuk
kemashlahatan hamba di dunia dan akhirat.
Dengan
pengertian tersebut, Muhammadiyah mempunyai faham bahwa Islam bukan
semata-mata mengajarkan bagaimana seharusnya seseorang menghubungkan dirinya
kepada Allah, seperti shalat, puasa, hajji, dan sebagainya. Akan tetapi Islam
membawa ajaran yang sempurna menuntun hambanya mendapatkan kehidupan bahagia
sejahtera dunia dan akhirat. Islam mencakup seluruh segi kehidupan manusia, baik
segi kehidupan perorangan ataupun kehidupan bermasyarakat, seprti masalah
aqidah, ibadah akhlak, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial,
ekonomi, politik dan militer. Pandangan Muhammadiyah terhadap ajaran Islam
seperti tersebut dikukuhkan oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan yang menaruh
perhatian terhadap agama Islam sebagai obyek pembahasannya seperti kata V.M.
Dean dalam bukunya "The nature of the non Western World" :
"Islam is completa integration of religion,political system, way of live
and interpretation of history". Artinya : Islam adalah suatu perpaduan
yang sernpurna antara agama, sistem politik, pandangan hidup serta penafsiran
sejarah.
Keterangan
pokok pikiran keempat :
"Berjuang
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat
ihsan dan ishlah kepada sesama manusia."
Berjuang
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan mencari keridhaan Allah
termasuk sabilillah yang artinya : "Jalan yang dapat menyam-paikan kepada
yang diridhai Allah atas semua amal yang diizinkanya".
Pokok
pikiran keempat, sebagai konsekuensi atas keyakinan dan pandangan hidup
sebagaimana tersimpul dalam pokok pikiran ketiga. Adanya pandangan dan keyakinan
hidup bahwa hanya ajaran Islam satu-satunya yang dapat dijadikan sendi
mengatur ketertiban hidup manusia menuju kebahagiaan dan kesejahteraan dunia
dan akhirat, akhirnya menumbuhkan kesadaran wajib berjuang, menegakkan ajaran
Islam.
Oleh
karena itu antara pokok pikiran ketiga dan keempat terjadi hubungan yang erat
sekali, sebab satu cita-cita dan keyakinan baru dipandang positif apabila
keyakinan tersebut diperjuangkan. Bahkan manusia dinyatakan hidup yang
sebenarnya bilamana ia mempunyai suatu keyakinan hidup dan diperjuangkan dengan
sepenuh pengerbanan hidupnya.
Bagi
setiap muslim harus mempunyai kesadaran wajib berjuang menegakkan ajaran Islam
dengan sepenuh-penuhnya di manapun sebagai tanda dan bukti akan kebenaran iman
dan keislamannya.
Allah
menggambarkan sifat seorang mukmin yang sebenar-benarnya sebagai berikut :
“Orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu serta berjuang dengan harta dan
dirinya di jalan Allah (sabilillah). Orang-orang itulah orang-orang yang
benar". (al-Hujurat : 15)
Pendirian,
kesadaran dan sikap seperti di atas merupakan kerangka dan sifat perjuangan
Muhammadiyah secara keseluruhan. Dengan demikian setiap kegiatan dan amalan
Muhammadiyah diarahkan dan disesuaikan dengan sikap serta pendirian yang ada. Dan
sebaliknya tidak dapat dibenarkan sama sekali adanya suatu kegiatan yang
berlawanan dan yang menyimpang dari padanya.
Keterangan
pokok pikiran kelima :
"Perjuangan
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan para
Nabi, terutama Perjuagan Nabi Muhammad saw.".
Apabila
pokok pikiran keempat membicarakan tentang konsekuensi terhadap pandangan hidup
yang telah diyakini kebenarannya, maka pokok pikiran kelima mempersoalkan
tentang bagaimana cara dan akhlak berjuang menegakkan keyakinan hidup tersebut.
Bagi
tiap pejuang muslim tidak ada cara dan contoh yang patut dijadikan teladan
kecuali harus mengikuti cara-cara perjuangan para nabi terutama Nabi Muhammad
saw. Sebab pada diri Rasulullah tergambar rentangan contoh teladan paling bagus
dan mulia, seperti yang telah ditegaskan Allah dalam surat al Ahzab ayat 21 :
"Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada suatu contoh yang baik bagi kamu
sekalian, ialah bagi orang yang mengharapkan keridhaan Allah dan keselamatan
hari akhir serta ingat, sebanyak-banyak kepada Allah”.
Surat
Ali Imran ayat 31 memberikan petunjuk kepada orang yang berusaha mencintai Allah
harus menempuh jalan Rasulullah : "Katakanlah, apabila engkau benar-benar
mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya engkau akan dicintai Allah, serta
diampuni dosa-dosamu. ban Allah flaha Nengampun lagi Maha Penyayang.
Kehidupan
para nabi, terutama nabi Muhammad saw. adalah merupakan kehidupan yang
seluruhnya diperuntukkan dalam perjuangan menegakkan cita-cita agung yakni :
Kejayaan agama Allah di seluruh permukaan bumi. Kehidupan Rasulullah yang
sangat mengagumkan adalah merupakan gambaran yang hidup, Yang konkrit dan
riil serta merupakan wujud Yang nyata dari ide yang terkandung dalam Al-Qur'an. Muslim tidak dapat membuat keadilan yang lebih besar terhadap
Al-Qur'an kecuali dengan cara mengikuti Rasulullah. Sebab sesungguhnya Rasulullah
adalah orang yang ditunjuk Allah menjadi alat penyampai wahyu.
Tegasnya
seseorang muslim mengikuti jejak beliau karena didasari suatu keyakinan bahwa
tidak ada juru tafsir yang lebih baik dari ajaran Al-Qur'an daripada melaui
orang di mana firman Allah diwahyukan untuk umat Islam. Oleh sebab itu
mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah hingga dapat mengetahui
rahasia-rahasia kemenangannya yang gilang-gemilang adalah merupakan syarat
mutlak bagi setiap pejuang Muslim yang bercita-cita menegakkan agama Islam.
Sifat-sifat
perjuangan Rasulullah yang wajib diikuti ialah selain merupakan ibadah kepada
Allah, adalah dilakukan dengan segala kesungguhan atau jihad, ikhlas, penuh
rasa tanggung jawab, sabar dantawakkal.
Dan
karana itu pula persyarikatan yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan
dinamakan Muhamma¬diyah, dengan maksud untuk bertafaul atau berharapan baik. Semoga persyarikatan beserta para pendukung cita-citanya dapat mencontoh
perjuangan dan diri pribadi Nabi Muhammad saw.
Keterangan
pokok pikiran keenam :
"Perjuangan
mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya akan dapat tercapai apabila
dilaksanakan dengan berorganisas”
Pokok
pikiran keenam membicarakan tentang alat perjuangan sebagai rangkaian logis
pokok pikiran-pokok pikiran yang sebelumnya, ialah: Munculnya keyakinan dan
pandangan hidup menumbuhkan konsekuensi untuk memperjuangkannya dengan suatu
metode dan akhlak tertentu serta dilaksanakan dengan menggunakan alat
perjuangan demi efisiensi pelaksanaannya.
Perjuagan
menegakkan ajaran Islam hanya akan dapat berhasil
secara efektif & efisien apabila diperjuangkan dengan mempergunakan suatu
alat beru-pa organisasi. Dan sudah semestinya organisasi yang dijadikan alat
untuk meraih satu tujuan yang sangat tinggi dan agung, memerlukan berbagai
syarat yang berat juga, yang harus sepadan dan sebanding dengan nilai yang
hendak dicapai. Ajaran Islam menekankan kepada umatnya agar dalam berusaha
menegakkan ajaran Islam hendaknya dilakukan dengan cara berorganisasi
sebagaimana yang dinyatakan dalam surat ash-Shaf ayat 4: "Sesungguhnya
Allah senang kepada orang-orang yang yang berjuang di atas jalan-Nya secara
tersusun rapi ibarat suatu bangunan yang kokoh dan kuat".
Muhammadiyah
sadar bahwa mengingat ayat tersebut maka berorganisasi untuk melaksakanan
kewajiban menegakkan ajaran Islam, hukumnya adalah wajib. Hal ini dikukuhkan
oleh qaidah umum ushul fikih yang menyatakan bahwa :"Apabila suatu
kewajiban tidak selesai kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka adanya
sesuatu yang lain tersebut hukumnya wajib juga". Untuk mengatur agar jalan
kehidupan organisasi Muhammadiyah dapat:
a. Tepat, yaitu sesuai dan selalu pada
prinsip-prinsipnya.
b. Benar, yaitu sesuai dengan teori
perjuangan serta lurus menuju maksud dan tujuan.
c. Tertib, yaitu serasi dan tidak
bersimpang-siur.
d. Lancar, yaitu maju terus sampai kepada
tujuan.
maka
perlu diadakan berbagai peraturan yang berupa :
a. Anggaran Dasar Muhammadiyah.
b. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.
c. Qaidah-qaidah.
d. Dan peraturan-peraturan yang
diperlukan.
Keterangan
pokok pikiran ketujuh :
"Seluruh
perjuangan mengarah ke satu tujuan Muhammadiyah, yakni terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya".
Pokok
pikiran ketujuh membicarakan tentang tujuan perjuangan. Di mana Muhammadiyah
selaku organisasi menetapkan bahwa segala amal perjuangan yang telah dan yang
akan dirintisnya tidak boleh lepas dari tujuan yang dicita-citakan sejak
semula, yakni terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah
Subhanahu wata'ala.
Adapun
wujud dari masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT dapat
diberi ciri sebagai berikut : masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur
dan bahagia yang diwujudkan atas dasar keadilan, kejujuran, persaudaraan dan
gotong-royong, saling tolong menolong dengan bersendikan hukum Allah yang
sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT selain merupakan kebahagiaan di
dunia bagi seluruh umat manusia, ia juga akan menjadi jenjang bagi umat Islam
untuk memasuki pintu gerbang syurga "JANNATUN NA'IM" untuk menerima
keridhaan Allah yang kekal abadi.
sumber: muhammadiyahkoe.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment