Belajar dari Pemuda Kahfi; The Cave....
Thursday, November 15, 2012
0
comments
Ketika kekufuran, kerusakan
dan kezaliman sudah begitu meluas di dunia, Sang Pemimpin berusaha membangun
pertahanan bagi rakyatnya – agar mereka bisa mempertahankan keimanannya dan
tetap bisa hidup di jalan yang lurus. Cara yang efektif adalah membangun
komunitas-komunitas masyarakat yang bisa saling menjaga dan mencukupi.
Komunitas ini tinggal dalam suatu lingkungan yang disebut The Cave , Al-Kahfi
atau Gua, tempat yang kebal dari pengaruh luar !
Dengan jumlah penduduk
bermilyar yang melingkupi kurang lebih separuh penduduk bumi, tidak ada gua
yang cukup besar untuk menampung rakyat Dinarian saat itu, tidak juga ada cukup
desa yang bisa mejadi tempat tinggalnya. Maka The Cave terwujud dalam berbagai
bentuknya, bisa berupa lingkungan fisik, bisa berupa lingkungan virtual. Bisa
terdiri dari desa-desa pertanian yang mandiri, bisa pula berupa
apartemen-apartemen bertingkat tinggi di daerah perkotaan.
Masyarakat-masyarakat petani
mandiri hidup di The Cave yang berupa klaster pertanian di daerahnya,
masyarakat professional perkotaan tinggal di The Cave yang berupa
apartemen-apartemen yang dirancang khusus untuk ini. Masyarakat yang tidak bisa
tinggal berkelompok secara fisik satu sama lain, tetap bisa tinggal dalam The
Cave yang bersifat virtual.
Meskipun perwujudan The Cave
bisa berbeda, tetapi ada persamaan yang mendasar di antara mereka yaitu
penjagaan keimanan mereka, perjuangan untuk membentengi diri bebas dari
pengaruh negatif dari luar, perjuangan untuk bersama-sama membentuk ecosystem
mandiri yang anggotanya bisa saling memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Bagaimana mereka memenuhi
segala kebutuhan hidupnya?, berikut adalah sektor-sektor penting yang menjadi
fondasi tumpuan kemandirian itu.
Pangan
Untuk kebutuhan pokok
pangan, masyarakat The Cave yang tinggal di klaster-klaster pertanian dan
perkebunan mengoptimalkan lahan-lahan yang ada untuk memberikan hasil yang
maksimal. Pangan tidak harus dihasilkan di tanah terbuka, bisa juga ditanam di
lahan tertutup.
Ketika lahan pertanian
menjadi semakin terbatas, maka teknologi pertanian yang intensif bisa
menghasilkan pertanian yang bahkan tanpa membutuhkan tanah melalui teknologi
hydroponic, aeroponic, vertical farming dlsb.
Bahkan masyarakat yang
tinggal di apartemen The Cave -pun bisa mencukupi sebagian kebutuhan pangannya
dari tanaman-tanaman yang berada di teras dan atap apartemennya. Kebutuhan yang
tidak tercukupi baru didatangkan dari klaster-klaster pertanian yang ada.
Air
Untuk menjamin kecukupan air
dipakai dua pendekatan yaitu yang disebut hard path dan soft path. Hard path
adalah mengelola air dengan cara yang konvensional berupa waduk-waduk tadah
hujan, dam, bendungan, penampungan air
skala rumah tangga, penampungan air skala komunitas dlsb.
Yang kedua adalah mengelaola
air dengan pendekatan soft path berupa soil storage – lahan-lahan pertanian,
perkebunan, kehutanan yang digemburkan dengan bakteri khusus sehingga bisa
menangkap dan menyimpan air dalam jumlah besar.
Pendekatan soft path ini
jauh lebih murah dibandingkan dengan pendekatan hard path, sekaligus juga tanah
soil strorage menjadi tanah-tanah yang subur yang dapat melonjakkan
produktifitas tanaman di atasnya . Dengan demikian pendekatan soft path yang
dioptimalkan juga dapat menjadi penunjang pemenuhan kebutuhan pangan, sekaligus
energi.
Energi
Energi yang utama dihasilkan
dari tanaman. Hampir secara keseluruhan tanaman atau limbah tanaman dapat
dikonversi menjadi energi. Bioethanol dapat dihasilkan dari tanaman yang
mengandung pati, bisa dihasilkan dari tanaman yang mengandung gula, dan bisa
dihasilkan dari limbah-limbah tanaman yang mengandung serat.
Ketika lahan-lahan pertanian
dikelola dengan ecosystem yang sempurna, maka total biomassa yang dihasilkan
akan maksimal. Total biomassa limbah pertanian inilah yang menjadi sumber
energi kedepan.
Diluar limbah pertanian
konvensional, energi bioethanol juga dihasilkan dari hasil budidaya organisme
sederhana yang disebut algae. Algae mudah tumbuh secara luas dengan tingkat
produksi yang luar biasa besar karena dia bisa dibudidayakan di tempat yang
selama ini nyaris tidak terpakai secara optimal yaitu laut. Sekitar 70 %
permukaan bumi adalah lautan, dan di lautan inilah tersimpan kekayaan energi
yang luar biasa itu.
Sumber energi lain yang
melimpah adalah matahari, ongkos produksi energy matahari ini terus menurun
seiring dengan perkembangan teknologi solar cell. Keuntungan lain dari energi
sinar matahari adalah sumbernya ( matahari ) menjangkau seluruh lokasi dimana
The Cave berada.
Maka dengan kombinasi energi
dari limbah tanaman, algae dan matahari, masyarakat The Cave dapat memenuhi
kebutuhan energinya secara mandiri dengan energi yang bersih yang tidak merusak
lingkungan.
Pasar
Intra dan inter komunitas
The Cave terjalin komunikasi yang efektif dengan teknologi telekomunikasi yang
pari purna. Pasar secara mudah terbentuk secara fisik maupun virtual.
Kebutuhan komunitas The Cave
terpenuhi sebagiannya antar sesama anggota komunitas The Cave itu sendiri, dan
kebutuhan yang tidak terpenuhi akan dipenuhi komunitas lain yang fokus pada
produk-produk khusus yang menjadi kebutuhan komunitas The Cave secara
keseluruhan.
Klaster produsen pangan akan
memproduksi pangan dalam jumlah besar, klaster energi akan memproduksi energi
dalam jumlah besar, klaster industri kecil akan memproduksi kebutuhan sandang
dlsb.
Di pasar hanya ada pedagang,
tidak ada calo. Produsen dijamin bisa langsung kepedagang, dan dari pedagang
langsung mendistribusikannya ke end user. Jalur pendek ke pasar dari produsen – pedagang- end user inilah
yang akan menjamin kecukupan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.
Uang
Sebagaimana nama negeri
Dinarian – negeri yang rakyatnya menggunakan Dinar sebagi uang, tentu uang yang
berlaku di negeri tersebut adalah Dinar. Tetapi bagaimana menggunakan Dinar ini
dalam kebutuhan sehari hari seperti membeli sayur, baju dlsb ?.
Maka uang Dinar tersebut
dipecah dalam satuan terkecil yang disebut sensen (¢¢) yaitu seperseratus dari
seperseratus – atau seper sepuluh ribu Dinar. Dengan sensen ini maka jual beli
kebutuhan sehari-hari menjadi make a sense. Seikat bayem harganya 10 ¢¢,
sebutir telur berharga 4 ¢¢, gaji pegawai baru 20,000 ¢¢ (2 Dinar), harga
apartemen 1,500,000 ¢¢ (150 Dinar), naik O-JEX ongkosnya 50 ¢¢ dst.
Karena 1 ¢¢ setara dengan
emas seberat 0.000425 gram, maka dia tidak harus dicetak – dia tersimpan di
Trusted Third Party (TTP) yang disebut Sharf (tempat penukaran uang).
Pembayaran dengan ¢¢ dapat dilakukan dengan teknologi yang ada pada jamannya,
bisa berupa alat apa saja yang dilengkapi dengan instrumen pembayaran khusus.
Nilai ¢¢ dijaga berimbang
dengan harga emas yang bergerak di seluruh dunia baik di negeri Dinarian mapun
diluar Dinarian. Ini untuk menjaga agar ¢¢ Dinarian tidak lebih rendah sehingga
mengundang niat jahat dari luar Dinarian untuk mengambil emas Dinarian, juga
tidak lebih tinggi sehingga membuat harga barang-barang kebutuhan di Dinarian
menjadi tidak terjangkau.
Pendidikan
Misi utama The Cave adalah
menyediakan lingkungan yang mandiri dan kebal pengaruh luar, tidak berarti
bahwa masyarakat yang hidup di dalamnya menjadi terbelakang jauh dari kemajuan
jaman.
Justru sebaliknya, segala
macam fasilitas pendidikan yang berkwalitas tinggi ada di setiap The Cave.
Mulai dari sekolah dengan standar baku yang unggul yang disebut Kuttab, masjid,
perpustakaan, laboratorium science, laboratorium luar ruang, sampai
laboratorium bahasa yang unggul – semua tersedia.
Dari masyarakat yang berkumpul
dan berinteraksi dalam suatu komunitas yang bernuansa ilmu dan peradaban yang
tinggi inilah dilahirkan generasi very high average. Generasi unggulan, yaitu
generasi rata-rata tetapi dengan rata-rata yang sangat tinggi.
Dari generasi unggulan inilah
Dinarian melahirkan para pemimpin, para ilmuwan, para ulama, para prajurit,
petani, ahli pengobatan dan lain sebagainya, yang keseluruhannya berkualitas
unggul.
Saat komunitas The Cave
mencapai tingkatan generasi unggulan itulah mereka siap berinteraksi dengan
dunia luar yang rusak dan yang dholim sekalipun tanpa harus terpengaruhi ikut
rusak atau ikut dhalim. Sebaliknya mereka bisa menjadi guru bagi dunia saat
itu, meluruskan iman, memperbaiki kerusakan dan mencegah kedzaliman.
______________________________
Oleh:
Muhaimin Iqbal
Alumni
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Direktur
Gerai Dinar dan Kolumnis Hidayatullah.com
Sumber:
geraidinar.com
Dengan
penambahan judul dan editan
0 comments:
Post a Comment