Soedirman Mengajar dari Kisah Pewayangan
Wednesday, November 28, 2012
0
comments
Soedirman, Panglima Besar
TNI itu adalah seorang pengajar. Sebagai pendidik, ia tak hanya sekedar memandu
murid dari depan kelas. Dia juga menggunakan aneka metode yang membuat murid
tertarik belajar.
Soedirman tak tamat HIK. Dia
kembali ke Cilacap setahun kemudian. Soedirman lantas bertemu R. Mohammad
Kholil, tokoh Muhammadiyah Cilacap. Berkat guru pribadinya itu, dia diangkat
menjadi guru sekolah dasar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Muhammadiyah
Cilacap.
Bangunan HIS Muhammadiyah,
tempat Soedirman dulu mengajar, kini tak berbekas. Sejak 1993, bangunan tua di
tepi Jalan Jenderal Soedirman, Cilacap, itu dirobohkan. Sebagai gantinya, tepat
di lokasi tersebut berdiri Taman Kanak-kanak Aisyiah 1.
Sekolah usia dini yang
terdiri dari dua kelas dan satu ruang guru tersebut bersembunyi di balik Gedung
Dakwah Soedirman, bangunan dua lantai markas Pengurus Daerah Muhammadiyah
Cilacap. “Ini untuk mengenang sekaligus tak mengubah fungsi lokasi tersebut sebagai
tempat pendidikan,” kata Arif Romadlon, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah
Cilacap, Ahad lalu.
Sardiman, dosen sejarah
Universitas Negeri Yogyakarta, dalam bukunya Guru Bangsa: Sebuah Biografi
Jenderal Soedirman (2008), menuturkan bahwa Soedirman berhasil menarik
perhatian murid-muridnya saat mengajar.
Marsidik, salah satu murid
HIS Muhammadiyah yang diwawancarai Sardiman pada 1997, menuturkan cara mengajar
Soedirman tak monoton, terkadang sambil bercanda dan acap diselingi pesan agama
dan nasionalisme. “Soedirman juga sering mengambil kisah-kisah pewayangan,”
kata Sardiman kepada Tempo pada Ahad lalu.
sumber: majalah tempo
0 comments:
Post a Comment