"Ketika Cinta Ber-Tajwid"
Tuesday, April 2, 2013
0
comments
Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan
berjumpa dengan saktah. hanya bisa
terpana dengan menahan nafas sebentar.
Aku di matamu mungkin bagaikan nun mati di antara idgham billagunnah, terlihat tapi
dianggap tak ada.
Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar, jelas dan terang.
Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta.
Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba - tiba semua
itu seperti Idgham mutamaatsilain,
melebur jadi satu.
Cintaku padamu seperti Mad Wajib Muttasil, paling panjang di antara yang lainnya.
Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku rasanya seperti Qalqalah kubro, terpantul- pantul dengan
keras.
Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita
seperti Iqlab, ditandai dengan dua
hati yang menyatu.
Sayangku padamu seperti mad thobi’i dalam Quran. Buanyaaakkk beneerrrrr :D
Semoga dalam hubungan kita ini kayak idgham bilagunnah, cuma berdua, lam
dan ro’.
Layaknya waqaf
mu’annaqah, engkau hanya boleh berhenti di salah satunya. DIA atau aku?
Meski perhatianku tak terlihat seperti alif lam syamsiah, cintaku padamu
seperti alif lam Qomariah, terbaca
jelas.
Kau dan aku seperti Idghom
Mutaqorribain, perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan
sifatnya.
Aku harap cinta kita seperti waqaf lazim, berhenti sempurna di akhir hayat.
Sama halnya dengan Mad
‘aridh dimana tiap mad bertemu lin
sukun aridh akan berhenti, seperti itulah pandanganku ketika melihatmu.
Layaknya huruf Tafkhim,
namamu pun bercetak tebal di pikiranku.
Seperti Hukum Imalah
yang dikhususkan untuk Ro’ saja,
begitu juga aku yang hanya untukmu.
Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti mad aridlisukun :D
*sumber https://twitter.com/khodroou
Disalin
dari pkspiyungan.org
0 comments:
Post a Comment