Reinterpretasi Peneguhan Ideologi
Wednesday, August 21, 2013
0
comments
Oleh: Barid Setiawan
Entah kita sadari atau tidak, realitas
yang ada menunjukkan sebagian besar masyarakat ber-Muhammadiyah lebih
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, warisan leluhur, ataupun pendidikan.
Sebagian lagi bermuhammadiyah berdasar pada lelaku kehidupan yang panjang setelah
menyelami berbagai Ormas keagamaan. Di masyarakat sering terjadi dikotomi
terhadap ormas Islam dengan lebih menonjolkan pada amalan-amalan ibadah.
Sehingga terjadi identifikasi sebuah ormas hanya berdasar amal yang umumnya
mereka praktekan. Misalnya, Muhammadiyah identik dengan tarawih 11 rakaat,
wirit siri, faham hisab, subuh tanpa qunut atau sholat ‘ied di lapangan. Dari
sini sering yang terlihat lebih pada sikap ’Keakuanku´ meskipun sesungguhnya
pilihan-pilihan ini merupakan hasil usaha jihad fikiran yang dilandasi atas
pemahaman ruh syariat.
Fenomena ditingkat grass root terjadi
proses kehambaran pemahaman ilmu atas ‘ijtihad’ Muhammadiyah. Warga
Muhammadiyah sendiri banyak yang belum faham landasaan dasar dan arah gerak
Muhammadiyah seperti yang telah di letakkan KH. Ahmad Dahlan. Yakni faham
keagamaan yang didasarkan atas Alquran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas serta
meneladani generasi salaf. Krisis ini salah satunya disebabkan kerena
Muhammadiyah kurang melakukan sosialisasi peneguhan sekaligus memfahamkan ruh
syariat.
Pilihan-pilihan ‘Ijtihad’ Muhammadiyah
khususnya yang berkaitan denga ruh syari’at harus difahamkan kepada masyarakat.
Di sisi lain warga Muhammadiyah sendiri perlu senantiasa didampingi dan
diingatkan agar senantiasa menjaga semangat tholabul ilmi, jangan sampai
masyarakat melakukan amalan hanya karena “Bendera Muhammadiyah” tanpa berupaya
menelusuri dasar-dasar ijtihad tersebut. Karena ketika umat melakukan amalan
yang tidak dilandasi atas suatu kefahaman ilmu, ini menjadi awal menuju gerbang
kegelapan. Maka sangat diperlukan usaha untuk melakukan proses pendidikan.
Inilah sesungguhnya yang dimaksud peneguhan ideologi Muhammadiyah. Proses
memfahamkan merupakan proses pendidikan yang panjang. Bukan proses yang
bersifat ‘mendadak’ tetapi sebuah proses yang bersifat ‘mendidik’.
Sudah saatnya Muhammadiyah menggelorakan
kembali semangat thafaquh fiddiin, menggembirakan tholabul ‘ilmi. Ilmu agama
merupakan cahaya penerang kegelapan, dan pedang pembabat kebodohon. Sebab
kebodohan bagaikan lingkaran setan yang akan menyelimuti ummat ketika mereka
tidak punya lagi semangat ‘iqra. Untuk itu sebagai generasi ‘iqra sudah saatnya
kita bertugas memotong mata rantai kebodohan, jangan sampai kesalahan-kesalahan
yang pernah dialami terulang kembali. Jangan lagi mencari kambing hitam yang
tidak sepenuhnya bersalah. Kini saatnya Muhammadiyah bermuhasabah menemukan
kesalahan-kesalahan untuk tidak diulangi kembali. Sekaligus meneguhkan
kebenaran-kebenaran untuk diperjuangkan bersama. Begitu indah kala Muhammadiyah
bangun dari tidur panjang. Berani menggembirakan kembali semangat inovasi
‘tajdid’ dan besiap-siap fal yughoyyir dengan selalu mengedepankan fastabiqul
khoirot !! Wallahu’alam bishowab
*) Penulis adalah Pimimpin Redaksi
Buletin Alfajr periode pertama
Sumber: http://buletin-alfajr.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment