Wawancara Inspiratif: Felix Siauw VS Rosyidi Aziz, Multipreneur Modal ‘Nekad Syar’i’
Monday, August 19, 2013
0
comments
Mas Rosyid, begitu panggilan sehari-harinya.
Teman-teman dekatnya memiliki panggilan sayang, Ocid. Lahir di Rembang Jawa
Tengah 29 November 1977 dalam keluarga yang sederhana, Ayah dan Ibunya harus
bekerja keras untuk mencari nafkah membiayai 9 kakak beradik dengan berjualan
nasi soto dan ngecerrokok di pasar tradisional di kampungnya. Orang tuanya baru
bisa memiliki rumah setelah berumah tangga sekitar 30 tahun. Karena sejak kecil
sering diajak jualan di pasar itulah yang memperkenalkan Mas Rosyid, anak
paling bungsu dengan wirausaha sejak dini.
Untuk bisa bersekolah dan membantu
ekonomi keluarga. Mas Rosyid senang beternak ayam, kelinci, dan burung dara.
Walaupun hanya untuk dimakan sendiri, dan sesekali dijual untuk menyambung
hidup, jumlah ternaknya bisa mencapai ratusan ekor. Sedari kecil, Mas Rosyid
membiasakan diri bertarung melawan realitas. Tidak membiarkan dirinya
diremukkan oleh fakta. Mas Rosyid punya
satu hal yang selalu dia ingat ketika masih kecil “Pokoknya saya harus bisa
membantu dan membuat bangga orangtua”
Setelah lulus SMA 1 Lasem – Rembang, Mas
Rosyid nekad pergi ke Jogja bersama 6 temannya. Bermodal niat belaka, Mas
Rosyid dan teman-temannya patungan menyewa kamar kos-kosan 10.000/bulan. Mereka
semua ingin mengikuti bimbel agar dapat berkuliah, namun Mas Rosyid dkk tidak
memiliki uang untuk ikut bimbel.
Nekad dalam kebaikan sepertinya adalah
sifat alami Mas Rosyid. Beberapa minggu Mas Rosyid rela jadi penumpang gelap di
bimbel yang cukup terkenal di Jogja, demi mendapatkan ilmu untuk test UMPTN.
“Hidup saya di Jogja adalah titik balik hidup saya. Saya jadi menyadari nggak
enak jadi orang miskin. Mau belajar aja mesti diuber-uber. Saya ber-azzam.
Kalau Allah memberikan saya kekayaan, saya akan belajar-belajar-dan-belajar,
karena dulu mau belajar nggak ada duit. Dan setelah belajar, saya akan
membagikannya secara gratis pada yang komitmen belajar tapi nggak punya uang”
kenang Mas Rosyid. Beliau juga berseloroh, “Waktu itu, selama satu setengah
bulan saya masak sendiri dan hanya makan sayur dan lauk yang sama karena tidak
punya uang, namanya sayur tempe. Dari situ saya bertekad, saya harus kaya
sehingga bisa makan enak!”.
Alhamdulillah, setelah satu setengah
bulan belajar di Jogja dan ikut test UMPTN, Mas Rosyid diterima di IPB. Hidup
adalah pilihan. Dan pilihan yang dilakukan Mas Rosyid sesampainya di Bogor dan
berkuliah di IPB tentu berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa yang biasa. Ia tidak
ingin mengecewakan ayahnya yang rela berhutang untuk membayar uang masuknya ke
IPB. Bahkan, hanya untuk mengantarkan ke Bogor saja, ayah dan ibunya tidak ada
biaya. Berangkatlah Mas Rosyid sendiri dan nebeng gratis di salah satu
pesantren di Bogor selama beberapa bulan.
Setelah shalat shubuh ketika yang lain
melanjutkan tidurnya, Mas Rosyid mengayuh sepedanya membelah dinginnya udara
fajar Bogor untuk mengedarkan Koran dan Majalah di perumahan dosen yang jadi
langganannya. Siang harinya ia bersama-sama dengan mahasiswa lain berkuliah.
Bedanya ia kerap membawa barang dagangan untuk dijual pada teman-temannya di
waktu jeda. Termasuk menyediakan barang
dan jasa yang dibutuhkan teman-teman kuliahnya seperti foto copy bahan mata
kuliah, white board, Styrofoam dll. Sore harinya, saat teman-temannya nongkrong
dan pacaran, Mas Rosyid menghabiskan waktunya belanja buah-buahan untuk
dipotong dan dijual dipagi harinya. Walau banyak orang-orang memandangnya
sebelah mata, tidak menyurutkan Mas Rosyid punya niat berjualan yang halal.
Yang jauh berbeda dengan yang lain. Mas
Rosyid sangat mempedulikan kehalalan hartanya. Itulah hasil mengkaji Islam
semenjak awal kuliah. Beliau mendalami permasalahan-permasalahan ummat, dan
berjuang untuk menyelesaikannya. Dalam bidang yang sangat digemarinya yaitu
wirausaha, Mas Rosyid mewujudkan aksi nyata dengan patron pribadinya. Dan
semuanya mewujud dalam keinginannya “Saya ingin dikenang sebagai Pengusaha
Dermawan, Ahli Zakat, Ahli Sedekah, Ahli Ibadah dan tentu menjadi Ahli Jannah”.
Tidak hanya kaya, tapi kaya yang bermanfaat untuk perjuangan Islam.
Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari Mas
Rosyid mempunyai ide berjualan buku. Tidak tanggung-tanggung beliau langsung
terjun sebagai produsen. Tulisan-tulisan dari ustadznya diproses menjadi buku
sederhana, diperbanyak dengan fotokopi dan dijual dengan harga Rp. 1000, walau
untungnya tidak seberapa, tapi dengan tekad kuat tetap dijalaninya. Sejak saat
itu, dimana ada majlis ta’lim dan acara keislaman di Bogor, disitulah Mas
Rosyid menggelar tikar jualannya. Itu semua dimulai pada tahun 1999.
Dengan usaha yang tak kenal lelah dan doa
yang terus menerus dipanjatkan pada Allah. Diperkuat dengan visi besarnya yaitu
mewujudkan opini islam menjadi opini umum dunia dengan membantu agama Allah
dalam dakwah menegakkan syariah dan khilafah. Mas Rosyid mendapatkan janji
Allah yang akan menolong hamba-Nya yang senantiasa menolong agama-Nya. Sekarang
Mas Rosyid bukan lagi penjual buku dengan tikar jualan. Sekarang beliau seorang
multipreneur. Pengusaha dengan banyak usaha yang halal. Menunjukkan sesuai
dengan janjinya. Kaya dengan syar’i.
Al-Azhar Group yang bermain di lini
Penerbitan, Percetakan, Distributor dan Toko Buku, As-Salam Group yang bergerak
di Finance, Trading, kredit syar’i, training dan coaching syariah in business,
Restoran Tradisional, Bimbel Human Excellence, Furniture Meubeler, serta Rumah
Madu adalah perusahaan-perusahaan yang dibidaninya. Itu belum termasuk
kesibukan lainnya bersinergi bisnis dengan rekan-rekannya di daerah dan Pembicara serta Trainer dalam banyak
Forum bisnis dan kewirausahaan.
Sekarang Mas Rosyid melangkah lebih jauh
lagi. Dia mendefinisikan langkahnya “Saya, biasa dipanggil Rosyid. Lahir dan
besar dari keluarga sederhana namun memiliki Big DREAM yang tidak cukup menjadi
sederhana”
Big Dreamnya jelas “1 Trilyun sebelum
usia 40 tahun” untuk menjadi wasilah dalam mewujudkan perjuangan syariah dan
khilafah. Ketika ditanya tentang targetnya, beliau tertawa dan mengatakan
“hehe, masih kurang dua digit lagi..”.
Ditulis oleh @felixsiauw dalam rangka
menyambut Muslim Entrepreneur Forum 2012, yang rencananya akan diselenggarakan
pada 26 Januari 2012 yang akan datang di Gedung Smesco, Jakarta
Sumber: felixsiauw.com
0 comments:
Post a Comment