Dibalik Dukungan Iran dan Negara Komunis Terhadap Basyar Asad (Presiden Suriah)
Tuesday, October 29, 2013
0
comments
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam
pernah bersabda tentang negeri yang kini sedang dilanda ujian dan cobaan dengan
kezholiman sang pemimpin yang berpaham sesat lagi menyesatkan; Syi’ah
Nushoiriyyah.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda:
((عَلَيْكَ بِالشَّامِ؛
فَإِنَّهَا خِيرَةُ اللَّهِ مِنْ أَرْضِهِ، يَجْتَبِي إِلَيْهَا خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ،
فَأَمَّا إِنْ أَبَيْتُمْ، فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ، وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ،
فَإِنَّ اللَّهَ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ))
“Pergilah ke Syam, karena ia adalah bumi
pilihan Alloh, Dia memilih hamba-hamba terbaik-Nya untuk ke sana. Jika kalian
tidak mau, maka pergilah ke Yaman dan minumlah dari telaga-telaganya. Karena
sesungguhnya Alloh telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.” (HR. Abu
Dawud, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Dishohihkan oleh al-Albani).
Suriah, satu negeri yang termasuk bagian
dari Syam ini dibuka pertama kali oleh Kholifah Umar bin Khoththob Radiyallahu
‘anhu. Banyak dari kalangan sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam serta
orang-orang sholih yang berhijrah ke sana, karena keutamaan-keutamaan yang
telah disebutkan dalam hadits tersebut. Dari negeri yang penuh berkah ini lahir
ulama-ulama Islam besar, seperti Imam Nawawi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,
Ibnu Qayyim al-Jauziyah dan Ibnu Katsir Rahimahullah.
Namun saat ini penduduk Suriah sedang
mencekam, dimana pembantaian terhadap penduduknya yang dilakukan oleh presiden
Basyar al-Asad terjadi dimana-mana; sudah menjadi pemandangan yang biasa jika
tentara Basyar telah menyiksa rakyat sipil di jalan-jalan atau di
trotoar-trotoar, bahkan mereka tak segan membunuhnya. Tidak terkecuali dengan
anak-anak kecil dan orang tua yang tidak mempunyai kekuatan pun mendapatkan
siksaan yang hebat dari penguasa dan bala tentaranya yang zholim dan keji itu.
Kaum Muslimah Suriah pun terenggut kehormatannya, mereka berkata; “Jika kalian
tidak mampu mengirimkan bantuan untuk menyelamatkan kami, maka kirimkan saja
pil-pil anti hamil kepada kami agar kami tidak perlu mengandung anak dari
manusia-manusia keji itu!!”
Bukan hanya itu saja kebiadaban rezim
Basyar, yang lebih hebat dari kezholiman mereka adalah memaksa rakyatnya untuk
sujud diatas gambar sang presiden yang haus darah itu.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah tentang mereka; sang penganut Syi’ah
Nushoiriyyah:
(( أكفر من اليهود والنصارى ، بل وأكفر من كثير من المشركين
، وضررهم أعظم من ضرر الكفار المحاربين مثل التتار ))
“…Jauh lebih kufur
daripada Yahudi dan Nasroni. Bahkan lebih kufur dari kebanyakan kaum musyrikin,
dan bahaya mereka jauh lebih besar dari bahaya kaum kafir yang memerangi Islam,
seperti bangsa Tartar…”
Ternyata kebengisan dan kebiadaban Basyar
kepada rakyatnya mendapatkan dukungan dari negeri Iran. Sumber-sumber intelijen
melaporkan Iran merupakan sutradara sesungguhnya dari segala kebiadaban
terhadap warga sipil Muslim di Suriah, untuk mempertahankan rezim Basyar
al-Asad. Sumber-sumber intelijen Barat seperti dikutip situs mufakkiroh Islam,
Selasa (20/3/2012) melaporkan bahwa dalam dua bulan pertama 2012, Garda
Revolusi Iran menambah jumlah pasukannya yang dikirim untuk memperkuat militer
rezim al-Asad.
Dalam dua bulan terakhir ini, Iran telah
mengirimkan 1000 perwira ke Suriah. Mereka terlibat langsung dalam semua
serangan yang dilakukan oleh militer rezim Suriah, aparat kepolisian, dan
milisi Sy’ah Shabihah. Laporan itu menyatakan bahwa Garda Revolusi Iran
memimpin langsung bombardier massif dan aksi-aksi pembantaian terhadap rakyat
sipil Muslim di Homs dan Rastan.
Seorang pengamat militer Iran dan anggota
partai Solidaritas Ahwaz yang bernama Nahi Sa’idi kepada stasiun TV al-Arobia
mengatakan: “Kemungkinannya bahkan lebih besar lagi. Iran akan mengerahkan
seluruh kekuatan militer, kepolisian, dan ekonominya untuk mendukung rezim
Suriah, apapun resiko yang akan dihadapi. Bagi Iran, pergolakan di Suriah
adalah peperangan yang sangat menentukan nasib. Bukan hanya menentukan nasib
rezim Suriah, namun juga nasib Iran sendiri.” Mengapa Iran begitu bersemangat
membantu rezim Basyar untuk mempertahankan kekuasaannya?! Maka Nahi Sa’id
melanjutkan komentarnya: “Hari ini kita melihat Teheran mulai mengerahkan
secara penuh kekuatan militernya untuk mendukung rezim Suriah, karena Teheran
memandang saat ini pemerintah Suriah menghadapi bahaya yang sebenarnya. Teheran
melihat Bashar al-Asad sudah kehilangan kekuasaannya. Jika pemerintah Suriah
jatuh, maka Teheran akan kehilangan dominasinya atas kawasan Timur Tengah. Dengan
begitu, Teheran akan kehilangan kendalinya untuk membuat konflik di kawasan
Timur Tengah dengan dalih membendung Israel.”
Dalam kesempatan lawatannya ke negeri
Iran untuk menghadiri pertemuan nasional dengan presiden Syi’ah Iran;
Ahmadinejad, mufti rezim Suriah; Badrudin Hasun menyampaikan ungkapan terima
kasih rezim Suriah atas dukungan Iran yang terus-menerus. Selama ini Iran
selalu menjustifikasi dukungannya terhadap kebiadaban rezim Suriah dengan
alasan ‘membendung bahaya zionis’. Namun semua Muslim mengetahui dalih tersebut
adalah kebohongan besar belaka. Iran dan Suriah disatukan oleh agama Syi’ah
ekstrim dan memiliki tujuan sama yaitu mendirikan imperium Syi’ah di kawasan
Timur Tengah.
Inilah alasan sebenarnya, mengapa negeri
Syi’ah Iran sangat bersemangat mengeluarkan segenap pengorbanannya untuk
membantu rezim Basyar, tidak lain karena mereka punya kepentingan untuk terus
memperkuat dan mempertahankan paham Syi’ahnya untuk terus mencengkeram kaum
Sunni di Jazirah Arab. Untuk itulah pengamat politik Kuwait; Sholih as-Su’aidi,
mengkritik keras sikap diam negara-negara Arab dan Teluk terhadap krisis yang
terjadi di Suriah. Ia menjelaskan jika Iran berhasil mempertahankan rezim
Basyar al-Asad, niscaya Iran telah merealisasikan kemenangan strategis yang
besar. Negara-negara Arab dan Teluk akan menanggung akibat buruknya untuk masa
yang panjang. Menurutnya, negara-negara Arab dan Teluk harus mendukung gerakan
demonstran Suriah dan mengambil langkah strategis yang jelas dalam menyikapi
krisis Suriah. Mereka tidak boleh lagi tinggal diam, karena pergolakan di
Suriah merupakan ajang pertarungan melawan dominasi Iran.
As-Su’aidi menegaskan bahwa dukungan dan
bantuan Iran kepada Suriah bukanlah hal yang aneh. Itu sangat logis dan
realistis. Bagi Iran, Suriah adalah sekutu yang urgen dan strategis sebagai
bagian pokok dari usaha Iran untuk meluaskan dominasinya atas kawasan Arab. Sikap
yang aneh, kata as-Suaidi, justru diambil oleh negara-negara Arab di kawasan
Teluk, padahal notabenenya mereka adalah lawan politik Iran.
Rakyat Suriah ternyata bukan hanya
menghadapi gempuran dari rezim Basyar yang disokong oleh Syi’ah Iran saja, mereka
juga harus menghadapi para sekutu yang memiliki kepentingan yang sama. Rusia
dan China tidak mau ketinggalan dengan langkah Syi’ah Iran dalam mendukung
Basyar al-Asad untuk memberangus rakyatnya yang mencoba-coba ingin
melengserkannya.
Situs open source intelijen militer
berbasis di Israel melaporkan bahwa dua kapal angkatan laut Rusia telah
berlabuh di pelabuhan Tartus Suriah. Pelabuhan Tartus Suriah sekarang menjadi
pangkalan angkatan laut milik Rusia di luar wilayah mantan negara Uni Soviet
tersebut.
Pada hari Sabtu (4/2/2012) waktu New
York, AS, Rusia, yang merupakan sekutu lawas Suriah, dan China, menggunakan hak
veto yang mereka miliki sebagai anggota tetap DK PBB untuk menjegal draf
resolusi yang diajukan oleh Maroko. Moskow dan Beijing menolak draft tersebut
sebagai “tidak seimbang”. Rancangan resolusi tersebut menyerukan penghentian
segera gelombang kekerasan terhadap warga sipil di Suriah, dan sudah
menghilangkan semua ancaman sanksi terhadap Suriah maupun dukungan terhadap
operasi militer internasional terhadap Suriah. Tiga belas dari 15 anggota DK
PBB menyetujui rancangan resolusi tersebut, tetapi China dan Rusia untuk kedua
kalinya menggunakan hak veto mereka setelah pada Oktober 2011 mereka juga
memveto rancangan resolusi terhadap Suriah. Sehingga Rusia dan China
menggagalkan keluarnya Resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap rezim Suriah. Cina
dan Rusia sampai saat ini setia mendukung rezim Suriah secara politik, ekonomi,
dan militer. Tidak mengherankan jika Rusia dan Cina mendukung kekejamannya
dengan memveto rancangan keputusan PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada Basyar
al-Asad, karena selain berpaham Syi’ah Nushoiriyyah, Basyar al-Asad pun
berpaham komunis-sosialis.
Akan tetapi, betapapun dahsyatnya
gempuran yang dilancarkan oleh Basyar, ada harapan yang senantiasa melekat pada
rakyat Suriah untuk mendapatkan kebaikan dari negerinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda:
طُوبَى لِلشَّامِ,
قِيلَ: وَلِمَ ذَلِكَ, يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: (إِنَّ مَلاَئِكَةَ الرَّحْمَنِ
بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا). صحيح الترمذي,)
“Beruntunglah Syam!” Sahabat bertanya:
“Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Lalu beliau menjawab: “Karena sungguh
malaikat Alloh membentangkan sayap-sayapnya kepada negeri itu.” (Lihat Shohih
at-Tirmidzi, 3/254).
Jika musuh-musuh kaum Ahlussunnah wal
Jama’ah sangat antusias untuk membantu memerangi dan memberangus kaum Sunni,
lalu apa yang bisa kita lakukan untuk perjuangan saudara-saudara kita di
Suriah?! Maka kalaupun kita tidak bisa membantu mereka secara langsung, maka
panjatkanlah do’a untuk kemenangan perjuangan saudara-saudara kita..!!
Sumber: hasmi.org
0 comments:
Post a Comment