(Mantan) Negeri Agraris…
Sunday, April 13, 2014
0
comments
Oleh
: Muhaimin Iqbal
Dahulu
kita belajar bahwa negeri kita ini adalah negeri agraris, negeri yang mayoritas
penduduknya hidup dari bertani. Sebutan itu mungkin sudah tidak terlalu pas
untuk kita sandang kini, bila tidak kita berusaha meraihnya kembali. Pasalnya
adalah meskipun diantara negeri-negeri di ASEAN kita masih memiliki lahan
pertanian subur per capita nomor dua terbesar setelah Thailand, tetapi dalam
tingkat keamanan pangan kita yang terendah.
Data berikut saya padukan dari dua
sumber. Data pertama adalah luasan lahan yang bisa ditanami per penduduk yang
saya ambilkan dari data Bank Dunia terakhir. Indonesia berada pada angka 0.10
ha per penduduk, sementara Malaysia 0.06, Philippine 0.06, Singapore < 0.01,
Vietnam 0.07 dan Tahiland 0.24.
Data
kedua saya ambilkan dari Global Food Security Index yang menganalisa keamanan
pangan berdasarkan tiga hal yaitu keterjangkauan (affordability), ketersediaan
(availability) serta kwalitas dan keamanannya. Index ini berupa score dari
angka nol terendah sampai angka 100 maksimal. Indonesia berada pada angka 46.2
sementara Malaysia 64.3, Singapura 80.3, Thailand 59.6, Philippine 47.2 dan
Vietnam 49.2.
Kemanan
Pangan dan Ketersediaan Lahan
Artinya
apa angka-angka ini ? semua negeri tetangga kita memiliki keamanan pangan yang lebih
baik dari kita, meskipun hampir semuanya memiliki luasan lahan per penduduk
yang bisa ditanami lebih rendah dari kita – kecuali Thailand.
Apakah
artinya mereka rata-rata lebih pandai bertani dari kita ? bisa ya dan bisa
tidak. Untuk Thailand bisa jadi mereka bertani lebih efektif dari kita
disamping lahannya yang lebih luas. Tapi apa iya kita kalah bisa bertani
dibandingkan Singapore yang nyaris tanpa memiliki lahan ? tentu tidak !
Kok
Singapore memiliki index keamanan pangan tertinggi di wilayah ini ?, mereka
tidak pandai dan tidak bisa bertani tetapi mereka mampu membelinya – karena
tingkat penghasilan mereka yang memang rata-rata tinggi.
Maka
disinilah tantangan sesungguhnya. Tidak masalah kita tidak pandai bertani bila
kita unggul di bidang lain apakah perdagangan, jasa, industry kreatif dlsb.
sehingga kita mampu membeli atau mengamankan kebutuhan pangan kita.
Menjadi
masalah bila di bidang-bidang yang lain kita tidak unggul sementara keunggulan
satu-satunya yaitu berupa lahan yang jauh lebih luas dibandingkan dengan yang
lain – tetapi tidak bisa kita garap secara optimal.
Keunggulan
berupa sumber daya alam – khususnya lahan-lahan yang Alhamdulillah masih subur
ini – seharusnya menjadi fokus peningkatan daya saing kita di era perdagangan
bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan
mulai berlaku tahun depan.
Tantangan
besar untuk mengamankan kebutuhan kita yang sangat mendasar yaitu pangan,
Alhamdulillah sumber daya utamanya -
yaitu lahan – masih dimiliki negeri ini. Bahkan bukan hanya pangan yang
bersifat nabati, untuk pangan yang bersifat hewani-pun sumber terbaiknya ada di
negeri ini bila kita mau merubah mindset kita dalam beternak. Kita harus mampu
bertahan sebagai negeri agraris, agar tetap bisa mencukupi kebutuhan pangan
penduduk negeri ini yang terus tumbuh bertambah banyak. InsyaAllah.
Sumber: geraidinar.com
0 comments:
Post a Comment