Agar Uang Betah Tinggal Di Desa
Tuesday, October 14, 2014
0
comments
Oleh
: Muhaimin Iqbal
Seperti
orang kota yang kadang berkunjung ke desa, mereka tidak lama tinggal di desa
dan buru-buru balik ke kota. Demikian pula uangnya, kadang uang orang kota
mampir ke desa sebentar – tidak kerasan di desa – buru-buru balik ke kota.
Karena pergerakan orang mengikuti aliran uang, maka orang desa-pun
berbondong-bondong urbanisasi ke kota yang kemudian memunculkan sejumlah
masalah ekonomi dan sosial. Aliran uang dan orang ini sebenarnya bisa dibalik,
bagaimana caranya ?
Pertama
kita harus tahu, mengapa uang kota tidak kerasan di desa ? Sentralisasi ekonomi
telah membuat mayoritas produk dan jasa yang dibutuhkan oleh orang desa berasal
dari kota. Akibatnya setiap kali orang di desa ingin menikmati produk dan jasa tersebut – serta merta uangnya
tersedot ke kota.
Ambil
contoh uang yang Anda kirimkan ke keluarga di kampung, atau uang TKI yang
mengalir begitu desarnya ke kampung-kampung sumber TKI tersebut berasal. Apakah
uangnya tinggal di desa ? hanya singgah sebentar kemudian pergi lagi ke kota.
Begitu
keluarga di kampung menerima kiriman uang dari kota atau bahkan dari luar
negeri, dengan sangat cepat top list pembelanjaannya adalah semua barang dan
jasa dari kota. Mulai dari mie instan, minyak goreng, motor, bensin, bahan
bangunan, televisi, handphone dlsb. yang semuanya menyedot uang dari desa ke
kota.
Bahkan
dalam dasa warsa terakhir ada mesin penyedot uang yang semakin efektif menyedot
uang dari desa-desa dengan sangat cepat ke kota. Apa itu ? Itulah pulsa telepon
yang sampai ke desa-desa. Dahulu orang desa tidak perlu membeli pulsa untuk
telepon.
Kini
anak-anak mereka dari sekolah SD sampai perguruan tinggi perlu diberi uang saku
tambahan untuk membeli pulsa. Semakin canggih teleponnya – semakin boros
pulsanya karena untuk browsing, chatting sampai download video.
Penyedot
uang orang desa berikutnya adalah bank, ketika orang-orang desa belajar
menabung ke bank - sementara bank lebih banyak menerima tabungan ini ketimbang
menyalurkan dananya untuk diputar di desa – maka disitulah uang desa disedot ke
kota oleh bank-bank ini – untuk selanjutnya ditaruh di SBI dan dipinjamkan
kepada para konglomerat dan orang-orang kaya lainnya !
Lantas
bagaimana kita bisa membalik arah aliran uang ini sehingga paling tidak dia
berputar secara seimbang, uang orang kota mengalir ke desa – tinggal disana
secukupnya, menggerakkan ekonomi desa –
kemudian hasilnya berputar lagi ke kota dan begitu seterusnya ?
Yang
kita butuhkan adalah mesin ekonomi yang bisa bener-bener berputar di desa,
yaitu mesin ekonomi yang bisa mengolah resources yang ada di desa. Apa yang ada
di desa ? utamanya adalah sawah dan ladang pertanian.
Tetapi
dengan resources berupa sawah dan ladang saja tidak cukup – bila dua resources
lainnya tidak ada, yaitu tenaga kerja dan modal. Selama ini tenaga kerjanya
lari ke kota karena mengikuti uang (modal) yang sebagian terbesarnya hanya
berputar di kota.
Ini
seperti ayam sama telur, modalnya dahulu ditarik ke desa kemudian tenaga
kerjanya akan mengikuti – atau tenaga kerjanya dahulu yang aktif membangun desa
kemudian uang/modalnya akan mengikuti ? kita bisa mulai dari mana saja.
System
bertani di awan atau cloud farming yang saya perkenalkan beberapa hari lalu,
dapat menjadi penyeimbang aliran dana dari kota ke desa dan sebaliknya dari
desa ke kota. Bila bank dan operator telepon seluler menarik uang orang desa ke
kota, iGrow – Cloud Farming service provider berusaha mengalirkan uang orang
kota langsung ke desa-desa untuk mengolah sumber daya yang ada di desa.
Dengan
teknologi yang kita miliki sekarang, Anda sudah bisa misalnya menyisihkan
sebagian tabungan Anda tidak lagi seluruhnya dalam bentuk deposito/tabungan
uang Rupiah atau Dollar, tidak lagi uang untuk hari tua Anda tersimpan hanya di
dana pensiun dan asuransi.
Anda
akan segera bisa memiliki portfolio sektor riil pertanian. Misalnya portfolio
yang terdiri dari tanaman sayuran organic di Ciwidey , beras organic di
Boyolali, Kacang tanah di Bali, buah-buahan di Blitar dlsb. Dan untuk ini Anda
tidak perlu harus repot-repot membeli tanahnya, belajar bertani padi,
sayur-sayuran, kacang tanah sampai buah-buahan.
Semua
urusan tanaman Anda ditangani oleh para professional yang mengelola Farm
Infrastructure Provider dari cloud farming system yang saya beri link-nya di tulisan tersebut
di atas. Pada waktunya panen, mereka menyetor balik modal dan bagi hasilnya melalui
system yang kini sudah siap di iGrow.Club atau iGrow.Asia.
Untuk
mengamankan portfolio tanaman Anda, maka secanggih dan se-amanah apapun Farm
Infrastructure Provider yang ada – dalam system iGrow mereka tetap diawasi oleh
independent surveyor/supervisor. Apa gunanya ? untuk make sure mereka
bener-bener menanam tanaman Anda sesuai best practice di masing-masing jenis
tanaman.
Ketika
musim panen tiba, mereka juga melakukan survey dan supervisi yang sama untuk
meyakinkan bahwa hasil panennya wajar dan Anda-pun mendapatkan bagi hasil yang
wajar.
Standard
Operating Procedure (SOP) bagi para (calon) pengelola Farm Infrastructure
Provider inipun sudah kami buatkan contohnya di kebun yang kami kelola sendiri
di Blitar, tinggal menyesuaikannya dengan jenis-jenis komoditi khusu yang akan
ditanam oleh provider ybs. Kami juga menyediakan magang khusus untuk para calon
pengelola ini yang kami sebut Agroforestry Apprenticeship Program (AAP), yang
angkatan perdananya mulai 10/11/14 yang akan datang.
Maka
ini bisa menjadi peluang terbaik Anda untuk membangun desa atau daerah Anda.
Hanya tiga langkah yang Anda perlukan untuk bisa berbuat membalik arah
pertumbuhan ekonomi dari hanya terpusat di kota, menjadi juga tumbuh di
desa-desa.
Pertama
identifikasi potensi yang ada di desa/daerah Anda, tanaman apa yang menjadi
keunggulan daerah tersebut ? Adakah peluang untuk membesarkannya ?
Kedua
bicara dengan pihak-pihak terkait di desa /daerah tersebut, adakah mereka siap
untuk bekerja pada tingkat berikutnya ? bekerja dalam system dengan pengawasan
independent dan dengan standar pelaporan yang baku dan transparan ? Kalau tidak
ada, adakah orang dari daerah lain yang bersedia mengolah potensi yang ada ?
kalau ndak ada juga bisa menunggu lulusan program AAP tersebut di atas.
Ketiga
bicara dengan kami di team iGrow untuk tahap-tahapan implementasinya, mulai
dari survey kesiapan lahan, kesiapan orang dan baru kemudian bicara tentang
mekanisme aliran modal dari kota ke desanya. Setelah semuanya disepakati, maka
komoditi yang Anda tanam di desa akan muncul di daftar tanaman seperti yang
Anda sudah bisa lihat sekarang di iGrow.Asia.
Begitu
orang-orang kota melihat ada peluang menanam sayur organic , padi, kacang tanah
– hanya dengan klik iconnya masing-masing di iGrow (sekarang yang sudah ada
baru buah-buahan) – maka saat itu
pulalah uang orang kota mulai mengalir ke desa dan untuk tinggal disana sampai
waktu tertentu.
Bisa
jadi Anda yang sejak lahir ada di kota, tidak merasa perlu untuk ikut
menggerakkan ekonomi desa ini. Meskipun
lahir di desa, mayoritas usia saya juga saya habiskan di kota – jadi tadinya
saya juga merasa tidak ada kepentingan langsung dengan ekonomi di desa ini.
Tetapi
bersamaan dengan perjalanan waktu, saya melihat Potensi Krisis Tiga
Penjuru seperti yang saya tulis di
tulisan sebelumnya - mau tidak mau kita
harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan anak- cucu kita dari menjadi korban
kebijakan ekonomi kapitalisme ribawi yang tidak mensejahterakan mayoritas
manusia kini apalagi nanti.
Lebih
dari itu ada perintah langsung dari Allah ! ketika Al-Maududi dalam kitab
Tafhim Al-Qur’an menjelaskan tafsir surat Al-Hasyr ayat 7 “… supaya harta itu
jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu…” (QS
59:7), beliau menjelaskan bahwa inilah prinsip dasar kebijakan ekonomi dalam
Islam.
Orang-orang
kaya (mayoritasnya orang kota) tidak boleh memonopli perputaran harta hanya pada mereka, system ekonomi tidak
boleh membuat harta orang miskin sedemikian rupa tersedot mengalir ke
orang-orang kaya kemudian hanya berputar di golongan yang kaya ini. System
ekonomi tidak boleh membuat hanya yang kaya terus bertambah kaya sementara yang
miskin justru bertambah miskin.
Maka
bila kita sadari kini bahwa system yang ada baru menambah orang kaya yang
semakin kaya dan orang miskin yang semakin miskin dan terus bertambah banyak,
inilah saatnya kita membenarkan perintah di ayat tersebut di atas dan kemudian
berbuat sesuatu untuk mengamalkannya – mulai dari yang kita bisa. InsyaAllah
buah dari ketaatan ini akan selalu baik, untuk kehidupan kita kini dan nanti.
Amin.
Sumber: geraidinar.com
0 comments:
Post a Comment