Surat untuk Dr Muhammad Nuh : Akibat Kurikulum 2013 Banyak Anak Berhenti Sekolah Diniyah
Friday, September 5, 2014
0
comments
SAYA yakin Bapak Dr Muhammad Nuh DEA
(Mendiknas kita) tentu saja tak ingin membuat kurikulum yang menyulitkan siswa
melaksanakan sholat dengan baik.
Entah siapa yang punya usul sehingga
Kurikulum 2013 (K-13) menambah jam
belajar anak SMA /MA menjadi sekitar 50 jam pelajaran per minggu, hal mana
membuat mereka harus belajar hingga sore (jam 14.00, 14.30 atau jam 15.00 WIB).
Entah apakah Pak Nuh tahu bahwa sebagian
besar bangunan sekolah di Negeri ini tidak dirancang untuk menampung anak
sholat Dhuhur di sekolah.
Sebagian besar dirancang agar anak sholat
di rumah sehingga di hari pertama penerapan K13 di sekolahnya seorang sahabat
menulis bahwa K 13 telah sukses membuat ratusan anak tidak sholat dhuhur.
Entah apakah tim perancang K 13 ini sadar
bahwa sebagian besar sekolah tak merancang sekolah full day school system,
sehingga sekolah hanya menyediakan kantin ala kadarnya dan pasti tak cukup
untuk tempat makan seluruh siswa.
Entah apakah orang pusat tahu bahwa di
kampung saya, Madura Jawa Timur, banyak anak sekolah diniyah yang biasanya
dimulai sejak jam 14.00 WIB atau 14.30 WIB, sehingga dengan menambah jam
belajar hingga sore bisa dipastikan mereka akan berhenti sekolah diniyah dan
mengutamakan sekolah umum.
Entahlah. kadang saya heran betapa banyak
kebijakan yang tujuannya baik di lapangan menghasilkan output tak seperti yang
dibayangkan. atau, jangan-jangan, memang implikasinya tak pernah prediksi.
Saya yakin keluhan saya ini tak akan
dibaca pak Menteri, namun mungkin ada beberapa teman yang mungkin dekat dengan
pak menteri bisa menyampaikan soal ini.
Semoga pendidikan Negeri ini semakin
baik.*
Ahmad
Halimy Pengasuh Ponpes Raudhatut Thalibin, Kolor Sumenep dan Guru di Madrasah Aliyah Negeri Sumenep, Madura Jawa
Timur
0 comments:
Post a Comment