Belajar Loyalitas dan Keikhlasan dari Letkol KOKAM Santoso
Wednesday, November 28, 2018
0
comments
PCPM Minggir – Di tengah
hiruk-pikuk dan riuh dari arena Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke 17 di UMY, 25-29
November 2018, kita memaknai ada siratan suasana tegang. Sejak sidang tanwir
pra muktamar digelar, perbedaan pandangan sudah menggejala. Tentang aturan
pemilihan ketua umum dan formatur. Semual direncanakan dengan sistem e-voting,
tetapi banyak wilayah yang menolak sehingga pembahasan berlarut dan mesti
diputuskan dengan voting. Hasilnya, sebagian besar menghendaki dengan cara
manual.
Kolonel KOKAM Santoso (Foto : Sapari) |
Itu sepenggal cerita dari
arena Muktamar. Kita berdoa semoga yang terbaik yang terpilih. Sekarang mari
kita bersama-sama belajar tentang loyalitas dan keikhlasan dari kader KOKAM
bersahaja, Santoso. Kawan-kawan biasa memanggilnya Kolonel Santoso. Loyalitasnya
tidak diragukan lagi berbagai kegiatan siap ia ikuti. Hampir tidak menolak
tugas yang dipercayakan kepadanya. Jauh dekat, siang malam, bukan menjadi
alasan untuk mangkir. Luar biasanya, ia menempuh perjalanan dengan sepeda
onthel. Bahkan berpuluh kilo meter pun ia tempuh dengan sepeda.
Kokam dan Pemuda Muhammadiyah di
wilayah DIY, sudah akrab dengan kader dari Sleman ini. Pernah suatu ketika ia
bersepeda dari Sleman sampai Kulon Progo untuk berpartisipasi dalam kegiatan. Karena
dedikasinya ini ia sering dijuluki: Kolonel Santoso.
Baca juga : Temu Kader AMM, Langkah Pengokohan Barisan
Ketulusannya awet, dari waktu
ke waktu. Siapapun yang duduk di jajaran kepemimpinan teras Pemuda Muhammadiyah
maupun Muhammadiyah, ia tetap semangat. Seperti dilansir pmdiy.or.id, Kang
Santoso tidak memiliki handphone, meski demikian ia seperti tidak ketinggalan
informasi tentang Kokam dan Muhammadiyah. Sepertinya memiliki mata batin yang terlatih
untuk mengetahui adanya kegiatan Muhammadiyah. Ia juga belum memiliki sepeda
motor. Dan itu bukan menjadi alasan untuk tidak hadir dalam berbagai kegiatan Muhammadiyah.
Jauh dekat ia tempuh dengan mengayuh sepeda.
Baca juga : Gabung di Pemuda Muhammadiyah Memang dapat Apa?
Bahkan pada saat Musywil Nasyiatul
Aisyiah di Wates, Kulonprogo. Ia mengaku berangkat dari rumah am 04.00 WIB dan
menempuh perjalanan berpuluh kilometer dengan sepeda. Sampai di lokasi acara
sudah jam 07.00 WIB. Pernah juga terpaksa ia berjalan kaki ke lokasi acara
karena sepeda onthelnya rusak.
Kesahajaan, loyalitas dan
ketulusannya patut untuk kita teladani. Salam hormat kami, Kolonel!
0 comments:
Post a Comment