Muhammadiyah: Barisan Pengamal Al Quran

Posted by KahfiMedia Sunday, December 2, 2012 0 comments

Ada cerita yang cukup populer di kalangan warga Muhammadiyah mengenai KH Ahmad Dahlan (KHAD) dan para muridnya. Diceritakan bahwa KH. Ahmad Dahlan selalu saja mengulang-ulang pelajaran surat al-Ma’un dalam jangka waktu yang lama. Bahkan hingga tidak pernah beranjak kepada ayat berikutnya, meskipun murid-muridnya sudah mulai bosan.

Karena jenuh, salah seorang muridnya, KH. Syuja’ -yang masih muda waktu itu-, bertanya mengapa KHAD tidak beranjak ke pelajaran berikutnya. KHAD pun balik bertanya, “Apakah kamu benar-benar memahami surat ini?”. KH. Syuja’ menjawab bahwa ia dan kawan-kawannya sudah memahami benar-benar arti surat tersebut dan bahkan telah menghafalnya di luar kepala.

Kemudian KHAD bertanya kembali, “Apakah kamu sudah mengamalkannya?”. Dijawab oleh KH. Syuja’, “Bukankah kami membaca surat ini berulang kali sewaktu salat?”

KHAD lalu menjelaskan maksud mengamalkan surat al-Ma’un bukanlah sekedar menghafal atau membacanya semata, namun lebih dari itu semua. Yaitu mempraktekkan al-Ma’un dalam bentuk amalan nyata. “Oleh karena itu’, lanjut KHAD, “setiap orang harus keliling kota mencari anak-anak yatim, bawa mereka pulang ke rumah, berikan sabun untuk mandi, pakaian yang pantas, makan dan minum, serta berikan mereka tempat tinggal yang layak. Untuk itu pelajaran ini kita tutup, dan laksanakan apa yang telah saya perintahkan kepada kalian.” (dari buku “Teologi Pembaharuan” karya Dr. Fauzan Saleh).


Akhir-akhir ini semarak dakwah di Indonesia kian terasa dengan hadirnya rumah tanfidz yang digagas oleh Yusuf Mansur. Ustadz yang terkenal dengan gerakan sedekahnya itu merancang suatu tempat yang memang khusus untuk menggembleng para penghafal Al Quran. Di daerah, gerakan rumah tanfdiz mendapat dukungan dari para pengusaha. Sehingga penyebarannya terbilang cukup cepat.

Dalam berbagai kesempatan yang disiarkan televisi, kita bisa melihat hasilnya banyak para hafidz/hafidzah yang bahkan berusia anak-anak. Tentu saja ini sebagai sebuah pencapaian luar biasa, dan akan menggentarkan para misionaris. Tantangan yang mereka hadapi kian rumit. Kita berdoa dan berusaha membantu agar rumah tanfidz kian maju dan berkembang.

Itu sedikit cerita rumah tanfidz, lalu apa hubungannya dengan cerita di awal tulisan ini? Puluhan tahun sebelum rumah tanfidz muncul, dan gerakan penghafal Al Quran yang kini digalakkan oleh Yusuf Mansur, seorang anak muda bernama Ahmad Dahlan dengan semangat mengajarkan kepada murid-muridnya untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Ya, inilah awal dari sebuah barisan pengamal Al Quran. Al Quran tidak cukup dihafal tetapi juga diamalkan dalam kehidupan nyata.

Kini, gerakan itu telah menjalar ke pelosok negeri dengan berbagai amal usaha yang dirintis dan dikembangkan para kadernya. Kita berharap agar para kader tidak melupakan ruh dari Muhammadiyah sebagai gerakan pengamal Al Quran. Cekatan dalam menanggapi realitas sosial yang ada. Menjemput kaum miskin yang memerlukan bantuan, bukan sekedar duduk di belakang menja menunggu kaum dhuafa datang meminta.

Gerakan penghafal dan pengamal Al Quran memiliki keutamaan masing-masing, dan harus kita dukung bersama. Agar Al Quran kian membumi. Menjadi solusi dari segala persoalan yang ada saat ini. Tentu kita pun harus terlibat di dalamnya secara pribadi memperbaiki diri. [eko]

3/2/2012

0 comments:

Post a Comment

Terbanyak Dibaca

Sosok

Risalah

Catatan

Kabar

Halaman Dilihat